Pernah mengikuti rapat yang bertele-tele? Pernah mengadakan rapat tapi kesulitan mendapatkan kesimpulan?
Di tengah pandemi dewasa ini hampir semua kementrian dan lembaga menggelar rapat dalam jaringan (daring, on line) dengan pemerintah daerah atau pemangku kepentingan terkait.Â
Upaya menjaga ritme organisasi dengan tetap mengedepankan jaga jarak rupanya menjadi alternatif dan bagi sebagian kalangan aktifitas ini menjadi rutinitas baru.Â
Efektifitas rapat daring kembali kepada peserta dan pengundang, namun sebagian rekan mulai jenuh dengan banyaknya even serupa yang dipandang hanya memindahkan pertemuan dari tatap muka langsung menjadi tatap muka via layar kaca atau gadget.
Menyelenggarakan rapat daring satu hal dan efektifitas rapat tersebut hal lain. Tulisan ini hanya akan melihat fenomena rapat secara umum baik daring maupun luring (luar jaringan).
Di dunia kerja sulit menghindari salah satu kegiatan yang namanya "rapat". Rapat sudah menjadi rutinitas yang mesti dijalani kalau organisasi tempat kita bekerja memang solid dan memiliki target kerja yang jelas. Justru menjadi aneh kalau anda bekerja tapi tidak pernah mengikuti atau mengadakan rapat.Â
Melalui rapat-lah kita bisa meneguhkan kembali ikatan kerja sama baik dalam menyusun langkah kerja maupun melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilaksanakan.
Dari sekian rapat yang pernah kita ikuti, pasti kita pernah merasa terjebak dalam rapat yang membosankan. Kita yang sudah berpayah-payah berusaha hadir tepat waktu, ternyata rapatnya "molor" hanya karena ada peserta yang "ngaret".Â
Belum lagi kalau agenda rapatnya tidak spesifik, peserta yang hadir sebagiannya mungkin tidak kompeten untuk aktif dalam rapat. Ada peserta yang hadir dan siap dengan gagasan baru dan segar, malah peserta yang lain merontokkan semuanya sehingga tidak ada simpulan yang bisa disepakati.
Buang-buang waktu?