Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca Isyarat dari Sarkofagus

18 Februari 2020   23:26 Diperbarui: 21 Februari 2020   08:13 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sarkofag di Situs Ai Renung, Kabupaten Sumbawa (dokpri)

"Kata-kata adalah gambaran perenungan, dan huruf adalah citra dari kata-kata", ungkapan dari Aristoteles yang pernah dikutip Francis Bacon dalam bukunya The Advancement Learning. "Satu gambar mewakili seribu kata", juga ungkapan yan sering kita dengar. Maka satu gambar sebenarnya adalah cerita tentang perenungan, seperti apapun wujud gambar tersebut.

Memandang massa bebatuan berukir yang tersingkap, terkadang seketika kita merasa dekat dengan masa lalu, merasa akrab dengan suatu peradaban yang terentang melintasi waktu dan juga merasa bertaut dengan kemungkinan pesan yang diartikulasikan melalui simbol-simbol dalam pahatan. 

Terlepas dari perasaan tautan tersebut disadari atau tidak disadari, mengamati hamparan bebatuan dengan ragam pahatan dan tatanan geomterisnya menggoda kita untuk juga melakukan perenungan.

Perasaan itu yang muncul ketika menelusuri jejak-jejak megalitikum yang bertebaran di pedalaman Pulau Sumbawa, terlebih di Kabupaten Sumbawa. Sebut saja situs Sarkofagus Ai Renung di Desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu. 

Tebaran sarkofagus di desa yang berjarak sekitar 28 kilometer dari Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat ini telah mengundang sejumlah peneliti dan arkeolog untuk mencoba membaca citra yang ditinggalkan dari masa lalu tersebut. Paling tidak terdapat 5 (lima) titik di Situs Ai Renung yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Desa Batu Tering ini. 

Menurut tetua yang masih tersisa, Desa Ai Renung sendiri dahulunya merupakan pusat sebuah kerajaan kecil di wilayah yang kini disebut Kecamatan Moyo Hulu, sebagian masyarakat menyebutnya sebagai Desa Talo. 

Masyarakat Desa Batu Tering percaya bahwa di sini pernah bertahta seorang raja bernama Datu Ai Renung. Desa Talo ini kemudian ditinggal dan sebagian besar penghuninya pindah ke Desa Batu Tering.

Sekedar tambahan informasi, sarkofagus adalah kuburan dari batu yang umumnya terdiri dari wadah dan penutupnya dengan bentuk dan ukuran hampir sama dan simetris. 

Sarkofagus merupakan salah satu bentuk tinggalan megalit yang banyak ditemukan di Indonesia selain menhir, arca batu, meja batu (dolmen), kursi batu, tempayan batu, lumpang batu, dan palung batu. Sarkofagus yang banyak ditemukan di Indonesia umumnya terbuat dari batu, baik dalam bentuk polos maupun yang dilengkapi dengan pola hias yang cukup kaya.

Sarkofagus-sarkofagus di Situs Ai Renung semuanya terbuat dari batu monolith tanpa merubah bentuk asli. Batu jenis tufa pasiran ini banyak ditemukan di wilayah Sumbawa. 

Beberapa sarkofagus memiliki bentuk yang berbeda sesuai bentuk asal batuan bahan pembuatannya, karena yang dipentingkan adalah bagian lubang sebagai tempat jenazah yang dibuat persegi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun