Alam fikiran masyarakat Nusantara justru mengenal transisi antara ruang privat dan ruang publik yang disebut sebagai ruang sosial dimana kita berinteraksi dengan akrab dan sayangnya hanya bisa diukur secara psikologis dengan pendekatan budaya.Â
Aspek keakraban, kekerabatan dan kedekatan dalam masyarakat Timur sangat menentukan delineasi ruang dan kualitas interaksi. Aspek ini terkadang masuk sampai ke ruang pribadi yang pada masyarakat Barat justru sangat diproteksi.
Kembali pada tema birokrasi yang jadi pembuka tulisan ini, penilaian terhadap bangunan dan postur kinerja birokrasi mestinya juga beriringan dengan melakukan penilaian terhadap bagaimana warisan budaya yang masih hidup dalam keseharian masyarakat menjawab perubahan jaman. Aktifitas keseharian birokrasi pada dasarnya cerminan dari salah satu unsur kebudayaan yaitu tindakan berpola.Â
Pelestarian, revitalisasi atau reaktualisasi menjadi tema dasar yang perlu dibereskan terlebih dahulu sebelum kita dapat membedah secara komprehensif semua wujud dan unsur kebudayaan di mana kita hari-hari ini hidup, termasuk birokrasi.