Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Penceèdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mau Murah, Yuk Berbelanja di Pasar Induk !

11 Juli 2025   14:48 Diperbarui: 11 Juli 2025   14:48 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa tidak, selain para pedagang yang ada di pasar induk kebanyakan menjual barang dengan partai besar atau grosir,  mereka juga menjual secara eceran. 

Secara teori ekonomi sederhana, jelas harga barang yang mereka tawarkan akan lebih rendah atau murah dibandingkan dengan harga barang di pasar tradsional yang para pedagangnya menjual barang dalam partai terbatas atau dalam jumlah tertentu saja. Apalagi para pedagang yang ada pada pasar induk tersebut, walaupun ia menjual barang secara eceran, harga barang tersebut disamakan mereka dengan harga barang bila dibeli dalam partai besar.

Kemudian, konsumen juga akan bisa memperoleh barang-barang yang akan dibelinya dengan harga yang lebih rendah atau lebih murah lagi, terutama bagi konsumen yang bisa mensiasatinya.

Contoh, pada saat saya menemani istri berbelanja di pasar Induk Jakabaring Palembang, saya sempat mencermati harga suatu barang, misalnya wortel. Saya mencoba menelusuri perkembangan penetapan harga wortel yang ditetapkan oleh seorang pedagang. Saya bertanya, "mas berapa wortel, eh saya tidak jadi melanjutkan pertanyaan tentang harga, karena saya lhat sudah ada tulisan di kertas yang diletakkan di atas wortel yang terhampar sebesar Rp. 6.000 per kg.  

Begitu saya dalami, pedaganag itu berujar, "pak  Rp. 6.000,- per kg saya tetapkan karena sudah di atas pukul 8  WIB", sebelumnya pada  pukul 5 WIB  pajar tadi  hingga pagi tadi,  harga wortel  saya tetapkan sebesar Rp. 9.000 per kg. Lebih lanjut ia berujar, jika di atas pukul 9  WIB sampai saya tutup siang nanti wortel belum habis juga, harga wortel ini saya turunkan lagi menjadi Rp. 5.000,- per kg.

Dari fenomena ini, menunjukkan bahwa konsumen bisa saja membeli dengan harga lebih murah lagi, asal tahu prilaku penjual dalam menetapkan harga tersebut. Dengan kata lain, bila konsumen akan memperoleh barang dengan harga yang lebih murah lagi, konsumen bisa berbelanja lebih siang atau sekitar pukul 8 WIB  ke atas.

Memang dari sisi kualitas barang sedikit berbeda dengan barang yang dijual pedagang pada awal buka atau pada awal menggelar barang dagangannya. Misalnya, wortel tersebut ukurannya sudah tidak ada lagi yang panjang dan besar seperti wortel pada saat awal pedagag menggelar barang dagangannya, karena ukuran tersebut sudah di ambil atau sudah di beli konsumen yang lebih dahulu datang.

Namun,  dari sisi kualitas sebenarnya konsumen bisa saja mendapatkan kualitas yang sama dengan konsumen yang datang atau yang memebeli lebih dahulu, asal konsumen bisa memilih barang yang akan dibeli-nya.

Bayangkan saja, jika konsumen atau emak-emak dapat menghemat satu unit barang sekitar 30 persen saja, maka berapa besar konsumen atau emak-emak sudah dapat mengemat pengeluaran berbelanja untuk beberapa banyak unit barang yang akan di beli.

Dalam menyikapi fenomena ini, terkadang ada  konsumen atau emak-emak yang sengaja berkunjung atau berbelanja ke pasar induk lebih siang atau dalam hitungan perjalanan sampai ke pasar induk sekitar pukul 8 WIB an, agar bisa berhemat.

Misalnya, ada keluarga saya, setiap pagi minggu mereka ber-olah raga terlebih dahulu, setelah usai ber-olah raga, baru mereka bertolak menuju pasar induk Jakabaring. Pada pukul  6  sampai 8  WIB, mereka berolah raga terlebih dahulu dikawasan Kambang Iwak Besak suatu kawasan tempat olah raga, melakukan jogging dan senam, setelah selesai dari sana, baru mereka bertolak menuju pasar induk jakabaring yang jarak tempuhnya dari lokasi olah raga ke pasar induk sekitar hitungan waktu lebih kurang 15 menit.


Dalam hal ini,  mari  kita berlomba-lomba untuk menjadi konsumen yang cerdas, konsumen yang rasional dan konsumen yang selalu mengutamakan kebuthan ketimbang keinginan, agar kita bisa berhemat dan bisa memperoleh kepuasan dalam ber-belanja. Semoga!!!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun