Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Penceèdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bisnis Kuliner Menjanjikan?

29 April 2025   11:46 Diperbarui: 30 April 2025   17:56 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi produk usaha kuliner. (Shutterstock via Kompas.com)

Konsumen sebagai objek pelaku bisnis kuliner, hendaknya jangan dikorbankan, jangan dijadikan objek semata, tetapi mereka pun harus kita pandang juga sebagai subjek dalam bisnis kita.

Artinya, mereka jangan dikenakan beban ini dan itu yang akan memberatkan mereka. Misalnya, beban pajak restoran (PPN) yang sudah memberatkan ditambah jasa service yang mereka harus bayar kepada pelaku bisnis. Ditambah lagi beban parkir yang terkadang sudah "mencekik", apalagi di lokasi mal.

Begitu juga dengan masalah kesehatan akan makanan/minuman yang mereka jual. Usahakan makanan/minuman yang mereka jual dapat dipastikan halal dan baik serta sehat. Pihak yang berwenang, sedapat mungkin melakukan pemeriksaan dan pengawasan yang ketat, atas makanan/minuman yang mereka jual. 

Jangan ada yang menggunakan bahan penagwet dan bahan pewarna yang membahatakan kesehatan konsumen. Pastikan bahan dan makanan/minuman yang mereka jual adalah halal bagi konsumen yang beragama mayoritas.

Kalaupun ada yang menjual makanan/minuman yang tidak halal untuk konsumen tertentu, maka beri penjelasan atau keterangan atau merek yang besar-besar yang menyatakan makanan/minuman tersebut non halal dan hanya untuk konsumen non muslim.

Kemudian aspek kebersihan juga penting untuk diperhatikan, tidak hanya pelaku bisnis kuliner di rumah makan, di restoran, di hotel, di mal saja, tetapi aspek kebersihan bagi pelaku bisnis kuliner skala kecil dan atau di kaki lima pun demikian.

Ini penting, agar konsumen dan atau masyarakat dalam mengonsumsi makanan/minuman yang mereka jual terjamin dari aspek kesehatannya. Masyarakat sehat, negara akan kuat.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah masalah harga yang ditetapkan oleh pelaku bisnis kuliner tersebut. Memang harga kewenangan pelaku bisnis kuliner itu sendiri, tetapi alangkah baiknya, jika dipantau, agar harga yang mereka tetapkan merupakan harga keekonomian bukan harga "semau gue". Selamat Berjuang!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun