Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Penceèdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Aspek Ekonomi Perparkiran: Antara Sejahtera Semu dan Kesemerawutan

6 Februari 2025   06:27 Diperbarui: 6 Februari 2025   12:02 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Motor parkir di pinggir jalan samping gedung perkantoran di Jalan Tali Raya. (KOMPAS/LASTI KURNIA)

Memang, ada sebagian dari kita yang membeli kendaraan dengan cara tunai atau cash, karena sudah tergolong sejahtera sejati tersebut. Namun, sayang jumlahnya tidak sebanyak anak negeri ini yang membeli secara kredit.

Di jalan bisa kita saksikan perbandingan antara jumlah "kendaraan sejuta umat" dengan "kendaraan beberapa umat" alias "kendaraan mewah". Di sini kita tidak membicarakan persoalan dan atau penelusuran masalah dari mana uang/pendapatan yang mereka terima, yang jelas di jalan bisa kita saksikan mobil mewah "berlalu lalang".

Kita berharap agar kita semua dapat sejahtera sejati, dan atau dapat memenuhi semua kebutuhan kita dengan jalan normal dan apa adanya.

Macet dan Semerawut.

Di jalan-jalan, terutama pada saat lampu lalu lintas (traffic light) menyala berwarna merah, kita bisa saksikan, baru sebentar saja traffic light tersebut menyala, sudah puluhan mobil dan banyak motor yang antri menunggu lampu hijau menyala untuk siap berjalan kembali. Ini menunjukkan betapa banyaknya kendaraan yang lalu lalang di jalan, sehingga tak ayal lagi terjadi "kemacetan", apalagi bila pengendara tidak patuh terhadap peraturan/ketentuan berlalu lintas di jalan.

Bila kita simak, ruas jalan tidak bertambah alias sempit, ditambah perilaku pengendara yang tidak patuh berlalu lintas, maka "kemacetan" semakin parah, sehingga timbul istilah "terjebak macet", maju tidak bisa maju dan mundur apa lagi (maju kena mundur kena).

Kemacetan yang terjadi tidak hanya di jalan utama saja, tetapi di jalan lain termasuk di jalan kampung-kampung pun saat ini sudah terjadi kemacetan, saking padatnya lalu lintas di jalan dan termasuk di kampung.

Tidak heran, kalau terjadi kemacetan di jalan yang ada di suatu kampung, bila kemacetan dibiarkan sebentar saja, maka kemacetan akan semakin parah, karena dari arah depan dan dari arah belakang kendaraan terus menumpuk dan atau terus berjejer, ditambah lagi bila antar pengendara tidak saling mau mengalah atau tidak saling pengertian.

Berburu Area Parkir..

Bila di lihat di jalan-jalan, di kantor-kantor, di pertokoan-pertokoan, di kampung-kampung dan termasuk di gang-gang dan dimana saja ada ruang publik atau area publik yang kosong, di sana akan terlihat mobil dan motor parkir, bahkan pemilik kendaraan terkadang parkir sembarangan.

Bila kita perhatikan saat ini, pemandangan pemilik kendaraan yang memarkir sembarangan dan parkir menggunakan area publik atau area untuk umum tersebut, sudah bukan merupakan barang baru lagi. Setiap hari pemandangan itu akan kita saksikan. "Tiada hari tanpa pemandangan kendaraan parkir sembarangan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun