Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menekan Penyimpangan Ekonomi dengan Aspek Kesalehan Sosial

25 Maret 2024   06:53 Diperbarui: 25 Maret 2024   06:54 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari hasil penelitian tersebut berhubungan positif dengan tingkat korupsi di suatu Negara. Menurut Tranparency International Indonesia (TII) yakni Indeks yang mengukur tingkat korupsi sektor public 180 negara dan wilayah dengan menggunakan skala 0 sampai 100, dimana 0 berarti sangat korup dan 100 berarti  sangat bersih. TII menyebutkan skor Corruption Perception Index (CPI)  tahun 2017, Indonesia berada pada peringkat 89 dengan skor 38, sementara  Selandia Baru  dengan skor 89. Sehingga diberitakan Tribun Wow.com (2018) bahwa Selandia Baru  tergolong salah satu Negara paling bersih dari korupsi, korupsi tidak punya ruang di Selandia Baru.

Begitu juga dengan kegiatan ekonomi curang atau penyimpangan ekonomi. Dinegara yang penduduknya  memilki sifat kesalehan sosial  yang tinggi, maka penduduk Negara tersebut jelas tidak akan berbuat jelek/jahat kepada pihak lain.


Ritual VS Sosial.

Sikap kesalehan individu  memang harus dipupuk dan ditingkatkan kualitasnya, tetapi sikap kesalehan sosial harus juga melekat pada diri seorang muslim, agar Ke-Islam-an kita benar-benar tercermin dalam kehidupan secara individual dan tercermin dalam kehidupan kita secara sosial. Selama ini ada yang salah dengan kita dalam mengamalkan ajaran Islam. Hablum minallah sering tidak kita ikuti  dengan hablum minan nas.

Kita sering terjebak dengan ritual semata, namun kita lupa dengan emplementasi ritual itu  sendiri, yang memang harus diemplementasikan kedalam kehidupan bermasyarakat (sosial). Pada saat kita menjalankan ritual seakan-akan kita tidak akan berbuat salah, kita tidak akan menyimpang, kita tidak akan memakan harta orang lain, kita tidak melakukan penyimpangan ekonomi, sifat kita seakan-akan sudah seperti MALAIKAT.


Seperti pada bulan ramadhon ini, umat ramai-ramai  menjalankan ibadah puasa ramadhon, berlomba-lomba sedeqah, berlomba-lomba berbuat baik, sepertinya selama ramadhon kita sudah seperti MALAIKAT. Namun, biasanya pasca ramadhon kembali kita perbuatan tercela, memakan hak orang lain, melakukan penyimpangan ekonomi, dengan demikian sulit kita akan meniru Selendia Baru tersebut.


Pada kesempatan ini, mari kita berlomba-lomba mengejar kesalehan sosial tersebut, agar kita terhindar dari perbuatan tercela, penyimpangan ekonomi,  dan benar-benar dapat mempertanggung jawabkan agama yang kita anut. Yakinlah bahwa kesalehan sosial mampu mengikis penyimpangan ekonom. Dengan kesalehan sosial, kita mampu menjalankan kegiatan  ekonomi dengan baik, sehingga semua penyimpangan ekonomi yang pernah kita lakukan dan akan kita lakukan akan terkikis dengan sifat kesalehan sosial yang kita miliki tersebut.. . Selamat Berjuang !!!!!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun