Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenaikan Bahan Bakar Minyak Sebaiknya Dikaji Ulang!

6 September 2022   06:36 Diperbarui: 6 September 2022   06:48 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan BBM mulai dari BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan BBM non subsidi tersebut mulai berlaku Sabtu tanggal 3 September 2022 pukul 14.30 WIB .  Menteri ESDM Arifin Tasrif selanjutnya menjabarkan  penyesuaian harga BBM terbaru sebagai berikut;

  • Harga BBM jenis Pertalite dari Rp. 7.650,- pert liter menjadi Rp. 10.000,- per liter
  • Harga BBM jenis Solar subsidi  dari Rp. 5.150, - per liter menjadi Rp. 6.800,- per liter
  • Harga BBM jenis Pertamax dari  Rp. 12.500,- per liter menjadi Rp. 14.500,- per liter  (Kompas.com, 3 September 2022)

Dengan demikian, BBM jenis Pertalite dan Solar yang banyak digunakan/dikonsumsi oleh masyarakat dan industry serta UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) tersebut resmi telah naik dan telah diberlakukan di semua SPBU-SPBU yang ada di negeri ini. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak, harus  menerima kebijakan yang tidak populis ini.

Kita dihadapkan pada kondisi yang kontradiktif, disatu sisi harga minyak mentah dunia mengalami penurunan alias melemah, sementara harga BBM Indonesia justru mengalami kenaikan. CNBC Indonesia, 04/9/2022 mensitir bahwa harga minyak mentah dunia  terus mengalami penurunan atau melandai sejak pertengahan Agustus lalu.  

Pekan ini saja harga minyak mentah jenis brent melemah 7.89 % menjadi US$ 93.02 per barel secara point to point . Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas  Intermediate (WTI)  pekan ini harganya ditutup di US$ 86.87 per barel  atau melemah  6.65 % dalam sepekan. 

Mengapa BBM jenis Pertalite dan Solar justru mengalami kenaikan ditengah gencarnya harga minyak mentah dunia melemah dan ditengah Negara tetangga (Malaysia) justru menurunkan harga BBM.

Dikutif dari Malaymall, kementerrian Keuangan Malaysia menyampaikan harga eceran untuk bensin dengan  RON97 mengalami penurunan sebesar lima sen, dari semula 4,35 ringgit Malaysia per liter menjadi 4,30 ringgit Malaysia per liter. 

Sedangkan harga BBM RON95 dan solar tidak mengalami perubahan, yakni tetap di harga 2.05  ringgit Malaysia  per liter untuk BBM  RON95  dan 2.15 ringgit Malaysia per liter untuk jenis solar. (Tribunnews.com, 25 Agustus 2022)

Alasan pemerintah tidak cukup dengan mengacu pada penurunan harga BBM dunia itu saja, tetapi acuannya adalah karena besarnya subsidi BBM yang ditanggung Negara selama ini. Sehingga pemerintah tak ayal lagi harus menaikkan harga BBM tersebut.

Memburu  Harga BBM Rendah.

Begitu pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis pertaliite, masyarakat di Jakarta  mulai berbondong-bondong membeli atau beralih  ke Revvo 89, tak ayal lagi anterean panjang terjadi di SPBU  Vivo di Jakarta. 

Hal ini dikarenakan harga Revvo 89 lebih murah dari BBM jenis pertalite setelah dinaikkan beberapa hari yang lalu. BBM jenis pertalite dibandrol dengan harga Rp. 10.000,- per liter sementara Revvo 89  yang merupakan produk Vivo hanya Rp. 8.900,- per liter, ada selisi atau lebih murah  Rp. 1.100,- per liter. (Sindonews, 03 September 2022).

Dari fenomena ini, jelas memperlihatkan kepada kita bahwa masyarakat masih merasa keberatan adanya kenaikan BBM tersebut, masyarakat kelihatannya masih mau mencari harga alternatif yang terjangkau dan tidak menyulitkan mereka.

Anterean Kendaraan Masih Seperti Semula!

Menurut pantauan saya, walaupun sudah resmi terjadi kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar, namun antrian panjang kendaraan yang terjadi di SPBU-SPBU masih saja terjadi. Pemandangan deretan kendaraan jenis motor dan mini mobil  serta truk masih saja memadati pinggir jalan sekitar SPBU-SPBU yang ada.

Pemandangan antrian kendaraan seperti itu selama ini tidak pernah terjadi, begitu ada informasi akan terjadi kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar atau BBM bersubsidi tersebut dan begitu dirasakan sulitnya memperoleh atau membeli BBM jenis Pertalite dan Solar (terutama Solar), maka pemandangan antrian kendaraan tersebut mulai terjadi.

Pemilik kendaraan yang antrian tersebut bukan hanya menghabiskan waktu berjam-jam saja, tetapi ada pengorbanan sosial dan ekonomi yang harus mereka tanggung. 

Timbul emosi dan biaya (opportunity cost). Bayangkan saja, jika akibat antrian untuk memperoleh/membeli BBM tersebut mereka kehilangan waktu rata-rata satu (1) jam, dan bila dikonfersi dengan nilai uang, betapa besarnya mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh sejumlah uang tersebut.

Harga -- Harga Naik!

Masyarakat tidak hanya dirugikan dari aspek sosial dan ekonomi pada saat antrian untuk memperoleh/membeli BBM saja, tetapi maysrakat pun harus menghadapi permasalahan baru yang muncul akibat kenaikan harga BBM tersebut, harga-harga akan cendrung naik.

Betapa tidak, dengan dinaikkannya harga Solar dan Pertalite, akan mendorong ongkos angkut naik, dengan naiknya ongkos angkut, maka akan mendorong naiknya harga -- harga barang yang diangkut tersebut.  Sudah menjadi kebiasaan, produsen atau pedagang seenaknya, berdalih menaikkan harga karena harga BBM naik. 

Padahal, bila ditelusuri tidak semua harga barang harus mengalami penyesuaian harga. Itulah fakta yang terjadi dilapangan. Kalau sudah begini, ruwet, rumit, pusing dan seterusnya. Tinggal tanya saja pada rumput yang bergoyang (meminjam lirik Ebit G Ade)

Untuk mengakhiri tulisan sederhana ini, mari kita merenung kembali, apakah BBM yang sudah dinaikkan tersebut perlu ditinjau ulang dengan mengembalikan pada harga semula. 

Usahakan kebijakan  menekan subsidi ini tidak membebani masyarakat, tidak menciptakan reaksi  pasar yang berlebihan dan tidak menciptakan kondisi yang sudah kondusif ini menjadi kurang kondusif. Jika sebaiknya kenaikan BBM ini dapat dibatalkan/ditunda, kenapa tidak! Selamat Berjuang!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun