Mohon tunggu...
Mayunda Siwi Utami
Mayunda Siwi Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa

2305126039

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Pertama Anak Usia Dini : Gumaman Menjadi Cerita

10 September 2025   19:22 Diperbarui: 10 September 2025   19:22 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa adalah jembatan pertama yang menghubungkan anak dengan dunia. Sejak bayi menggumamkan suara tak jelas hingga ia mampu merangkai kalimat sederhana, proses itu adalah perjalanan panjang yang penuh makna. Pada masa usia dini, perkembangan bahasa anak berlangsung sangat cepat. Kata-kata baru muncul setiap hari, kalimat-kalimat polos terucap dengan penuh antusias, bahkan pertanyaan demi pertanyaan mengalir tanpa henti. Semua itu adalah tanda bahwa anak sedang membangun dunianya melalui bahasa.

Usia 0--6 tahun disebut sebagai masa emas perkembangan bahasa. Di periode ini, anak tidak hanya belajar menyebutkan kata, tetapi juga memahami makna, mengekspresikan perasaan, dan berinteraksi dengan lingkungan. Bahasa menjadi alat penting bagi anak untuk menyampaikan keinginan, mengajukan pertanyaan, serta membangun hubungan sosial. Maka, apa yang ia dengar dan rasakan dari orang-orang terdekatnya, terutama orang tua dan pendidik, akan sangat memengaruhi cara anak berbahasa.

Peran orang tua dalam mendampingi perkembangan bahasa anak tidak bisa dipandang sebelah mata. Membacakan dongeng sebelum tidur, mengajak anak berbicara tentang hal-hal sederhana, atau sekadar mendengarkan celotehnya dengan penuh perhatian adalah bentuk stimulasi yang bernilai besar. Dari interaksi sederhana itu, anak belajar kosa kata baru, memahami alur cerita, dan merasakan bahwa bahasanya dihargai.

Namun, tantangan sering muncul ketika orang tua lebih sering memberikan gawai daripada percakapan nyata. Anak mungkin cepat mengenal lagu-lagu atau kosakata dari layar, tetapi interaksi hangat secara langsung tetap tak tergantikan. Bahasa bukan hanya soal kata, tetapi juga intonasi, ekspresi wajah, dan sentuhan emosi yang lahir dari komunikasi tatap muka.

Bahasa anak usia dini adalah bahasa yang jujur dan murni. Dari sana, kita bisa melihat dunia yang penuh keingintahuan dan imajinasi. Tugas kita sebagai orang dewasa adalah menjaga agar perjalanan bahasa anak terus tumbuh dengan sehat, penuh kasih, dan bermakna. Karena dari gumaman sederhana itulah kelak lahir cerita besar tentang siapa mereka di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun