Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seri Confession Of Fashion (Berpetualang Air Terjun dan Menikmati Romantika Alam Bersama Pujaan Hati)

15 April 2024   18:22 Diperbarui: 15 April 2024   22:00 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berenang di curug, jadwal kami selanjut nya, istirahat dan makan siang. Malam ini dan besok malam kami makan di cafe Pohon Pinus. Di sela - sela waktu itu seperti nya David dan Dimas mau ngajak jalan - jalan ke perkebunan teh atau tea walk. 

Beberapa waktu lalu, David pernah syuting di sekitar area tersebut. Setelah selesai berenang. Kami kembali ke hotel. David memakai kacamata Rayban wayfarer nya. Berharap gak ada yang kenal. Eh gak tau nya mbak-mbak resepsionis minta foto bareng artis juga. 

Sekembali nya kami ke hotel, bilas badan, mengganti pakaian dan beristirahat. Dimas langsung mengajak kami ke kebun teh Puncak Pass. Tempat di mana David pernah syuting. Sekitar 1 tahun lalu. 

Curug Panjang (Foto: Haluan co)
Curug Panjang (Foto: Haluan co)

Kami berjalan di sekitar perkebunan teh. Tadi pagi aku sangat kedinginan. Tapi setelah berenang malah gak dingin. Setelah nya jadi hangat. Aku mengenakan jaket Puffer dan membiarkan resleting nya terbuka agar kaus Fashion Emergency yang ku pakai terlihat, kalung bermodel chungky chain, celana kargo , kaus kaki dan sandal gunung dan lipgloss nude. Rambutku bando sirkam. 

"Di sini 1 tahun lalu , gw syuting terbang layang yang di atas sana, mau gak ke sana?", tanya David sambil menunjuk ke arah puncak paling atas perkebunan teh Puncak Pass. Belum aku iyakan. David sudah menarik tanganku dan mengajaku ke atas puncak. Ia seperti antusias sekali ingin menunjukkan sesuatu padaku. 

"Easy boy", sahutku. Ketika pertama kali aku bertemu dengan David. Dia memakai kemeja flanel merah kotak - kotak , jeans belel dan vans klasik low. Kemudian kami sampai di atas puncak dan ada beberapa orang yang melakukan paralayang. Aku melihat Dimas ternyata sudah di sana dan ikut aksi paralayang. Dan ternyata, David ikut aksi paralayang juga rupanya. 

"Manda, liat gw ya terjun ya", ujar nya.

"Ampun deh, gw kira buru - buru ke atas mau ngapain....", kataku. 

"Iya ke sini wajib paralayang-lah, sayang...", ujar nya. Kemudian ia bersiap melakukan aksi paralayang , beberapa petugas melakukan pengecekan safety. Dan mereka pasti nya kenal David, karena David syuting di sini 1 tahun yang lalu. Gak heran, David akrab dengan beberapa petugas wisata paralayang tersebut. Tidak lama giliran David terjun pun tiba. 

Aku menikmati pemandangan kebun teh dari atas. Sembari melambaikan tangan ke David , menikmati udara puncak pass yang dingin ini. Jaket puffer kesayangan ini betul -betul menyelamatkan ku. Rasa nya tetap hangat. Setelah aksi paralayang yang membuatku lemas melihat nya. Kami berjalan menyisiri perkebunan teh Puncak Pass, menikmati sejuk nya alam. Setelah itu,  menikmati makan siang dan kembali beristirahat di hotel , menunggu malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun