Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kasus Kematian Anak Tamara Tyasmara, Orang Tua Tidak Boleh Abai Keselamatan Anak

8 Februari 2024   15:15 Diperbarui: 11 Februari 2024   09:20 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Ibu dan anak. (Sumber gambar: pixabay)

Beberapa hari ini, santer pemberitaan kasus tenggelam nya anak dari artis Tamara Tyasmara, Raden Adante Khalif (6) , yang tewas tenggelam di kolam renang Taman Air Tirtamas Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Sabtu 27 Januari 2024 lalu.

Diduga dante meninggal karena tenggelam di kolam renang. Sementara itu, anak semata wayang sang artis Tamara Tyasmara ketika berenang , dititip kepada orang terpercaya Tamara yang ternyata adalah kekasih sang artis. 

Dilansir dari situs berita kompas.com, Polisi menerapkan Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dalam kasus anak artis Tamara Tyasmara yang tewas tenggelam. Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan, penggunaan pasal terkait kelalaian itu bisa saja berubah. 

Total saksi yang di periksa oleh pihak kepolisian total berjumlah 20 orang, termasuk Tamara dan kekasih nya, sopir nya serta manajemen kolam renang, 

Berita terbaru yang saya baca bahwa, telah di lakukan proses ekshumasi (bongkar makam) dengan mengambil bagian dari organ tubuh untuk proses penyelidikan penyebab kematian alm. Dante lebih lanjut. 


Jadi menurut kesimpulan saya sendiri, kasus tenggelam nya seorang anak bisa di kenakan pasal kelalaian yang menimbulkan kematian adalah perihal yang bukan sepele dan tidak main - main. 

Menurut sumber berita yang lain, posisi sang ibu, Tamara Tyasmara tidak berada di tempat kejadian , namun sedang menuju ke lokasi syuting. 

Menitipkan sang anak semata wayang kepada orang kepercayaan yang ternyata orang tersebut adalah, kekasihnya. Sebagai informasi Tamara Tyasmara sudah lama bercerai dengan mantan suami nya sejak tahun 2022 lalu. 

Ilustrasi Tamara Tyasmara Bersama Pengacara (Dok : Kompas Megapolitan)
Ilustrasi Tamara Tyasmara Bersama Pengacara (Dok : Kompas Megapolitan)

Membaca berita ini membuat saya tersadar, bahwa, sebagai orang tua, harus hati-hati di dalam menjaga keselamatan mereka. Terlebih ketika anak berkegiatan di luar ruangan dan menikmati fasilitas umum. 

Tempat yang beresiko dalam penjagaan anak adalah kolam renang. Tentu saja, tidak boleh lengah sedetik pun pengawasan kita terhadap anak. Apalagi menitipkan anak kepada orang lain! 

Jika kita repot, sebaik nya tunda saja, daripada dititipin ke orang lain yang belum tentu mau repot-repot jagain anak orang lain. Karena saya pun pernah merasakan menitip anak kepada kerabat terdekat yang cara pengasuhan nya sangat berbeda jauh dengan saya. 

Dimana setiap orang tua memiliki disiplin masing -masing dalam pengasuhan anak. Contoh kecil, anak - anak saya tidak saya perbolehkan memakan es krim, kalaupun makan hanya sebagai bentuk rewards karena atas keputusan tertentu. Dan ketika anak -anak di titip kepada kerabat keluarga, keluar pertanyaan bernada heran. 

"Lho, kenapa gak boleh makan es krim?"

Sebetul nya saya dan suami memiliki pertimbangan tertentu dan harus dihormati. Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah. Kalau anak nya anteng sih gak apa -apa. 

Kalau anaknya rewel? Pasti orang yang ketitipan gak mau sukarela repot-repot di titipin. Kemungkinannya, anak akan berikan sesuatu yang membuat mereka nyaman, sehingga 'melunturkan' disiplin yang diterapkan oleh orang tua , dinding disiplin yang kokoh tadi bahkan 'luluh lantah' hanya dalam waktu 1 hari!. 

Tentu saja dalam mengasuh anak, sebisa mungkin hindari 2 model pengasuhan , karena akan membingungkan anak. Hal sederhana saja. Jika si ayah memperbolehkan anak makan permen. Sedangkan si ibu tidak mengizinkan anak akan mempertanyakan, kenapa gak boleh ?

Tentunya makan permen buat si ayah adalah hal sepele yang gak perlu di larang. Toh, kan sekali - kali saja. Kalo anak senang, kenapa nggak? Namun, lain menurut si ibu. 

Permen dapat menimbulkan kecanduan gula. Dan benar saja, anak - anak gak akan puas hanya makan permen 1 biji. Pasti akan nambah dan nambah , sehingga menyebabkan si anak sakit. 

 Loh, apa hubungan nya makan permen dengan sakit ? 

Tentu saja ada. Jika di konsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Anak - anak belum memiliki kemampuan untuk menahan keinginan sekuat orang dewasa. 

Kecanduan ini bisa menimbulkan resiko dalam kesehatan. Kembali ke dalam kasus Tamara Tyasmara. Menitipkan anak tentu saja tidak bisa ke sembarangan orang. Resiko dan tanggung jawab adalah hal yang serius dan bukan main -main. Bahkan, anak di bawah umur masih sangat rentan dengan keselamatan. 

Tentu saja, sebagai orang tua, ketika anak - anak saya minta main di luar rumah , sementara saya tidak bisa menjaga mereka main. Dan ingin istirahat di kamar. 

Saya memaksa mereka untuk main di dalam rumah, karena main di luar rumah tanpa pengawasan orang dewasa beresiko tinggi. Bisa saja ancaman nya gak selalu dari manusia, bisa saja dari serangga, hewan melata dan lain -lain. 

Bukan kali pertama. Ketika anak.-anak bosan dan saya tidak bisa menjaga mereka, saya memberikan kegiatan yang seru di dalam rumah, seperti menggambar dan membuat prakarya. Pasti lelah sangat menahan anak dari keinginan mereka yang mereka tidak pahami tingkat risikonya. 

Sangat penting bagi orang tua untuk menjelaskan sebab akibat. Sesibuk apapun orang tua, jangan pernah abai akan keselamatan anak. Cerewet sedikit wajar. Semua demi anak. Betul ?

Kasus kematian anak di kolam renang ini bagai alarm bagi setiap orang tua, bahwa, tidak boleh lengah sedetik pun dalam mengawasi anak. Jika lelah, lebih baik anak bermain di tempat yang aman. Seperti di dalam rumah dan selalu pastikan tidak ada sumber bahaya di dekat anak. Praktek tidak semudah teori. 

Penting juga kerjasama antara ibu dan ayah dalam mengasuh dan mendidik anak untuk kesinambungan perkembangan anak jangka panjang. 

Semoga kasus Dante dapat terselesaikan dengan baik, mendapat jawaban yang terang dan jelas, apa penyebab kematian nya. Dan yang terpenting, siapapun pelaku nya mendapat hukuman sesuai hukum dan undang - undang yang berlaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun