Untuk memastikan akurasi prediksi, peneliti menggunakan Model Genesis sebagai alat validasi. Model ini membandingkan hasil simulasi dengan data observasi lapangan, menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi dalam memprediksi skenario banjir rob di wilayah Semarang.
Strategi Penanggulangan
Mengingat tingkat kerentanan yang tinggi, penelitian ini merekomendasikan beberapa strategi penanggulangan yang perlu segera diterapkan:
Pembangunan Infrastruktur Proteksi: Konstruksi dan peninggian tanggul laut menjadi prioritas utama untuk menahan laju air laut masuk ke daratan.
Perbaikan Sistem Drainase: Pembersihan dan pelebaran sungai atau saluran air untuk meningkatkan efektivitas aliran air dan mengurangi genangan.
Penataan Ruang Berkelanjutan: Pengaturan ulang tata ruang kota untuk menghindari pembangunan di zona rawan banjir rob, termasuk relokasi pemukiman yang berada di area berisiko tinggi.
Sistem Peringatan Dini: Pengembangan sistem peringatan dini yang terintegrasi untuk memberikan informasi tepat waktu kepada masyarakat tentang potensi banjir rob.
Urgensi Tindakan Kolektif
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa permasalahan banjir rob di Semarang bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan tindakan kolektif dari seluruh stakeholder. Kombinasi antara faktor alam (penurunan muka tanah dan kenaikan permukaan laut) dengan kondisi topografi yang landai membuat Semarang berada dalam kondisi darurat lingkungan yang memerlukan penanganan segera dan komprehensif.
Tanpa tindakan mitigasi yang tepat dan berkelanjutan, diperkirakan luas area yang terdampak banjir rob akan terus bertambah, mengancam keberlanjutan kehidupan masyarakat pesisir Semarang. Penelitian ini menjadi landasan ilmiah yang kuat untuk pengambilan kebijakan dan implementasi program penanggulangan banjir rob yang lebih efektif di masa mendatang.
Sumber:Â