Mohon tunggu...
Amelia Nur Qholid
Amelia Nur Qholid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Trip

Nagari Tersembunyi Tanpa Internet

10 Desember 2023   14:37 Diperbarui: 10 Desember 2023   14:41 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Gantung, Nagari Pasilihan (Amelia Nur Qholid)

Pasilihan merupakan salah satu nagari yang berada di Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok. Nagari pasilihan ini memiliki luas 10,89 persen dari luas wilayah Kecamatan X Koto Diatas dengan jumlah penduduk 490 jiwa. Jarak dari Nagari Pasilihan dengan ibukota kecamatan (Tanjung Balit) sejauh 22 kilometer dan jarak dengan ibukota kabupaten (Kayu Aro atau Arosuka) sejauh 75 kilometer.

            Tujuan keberangkatan kami pagi itu adalah untuk mengikuti agenda bulanan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTK) se-Kecamatan X Koto Diatas. Aku melakukan perjalanan ke Nagari Pasilihan pada tanggal 19 Januari 2022 bersama dengan temanku menaiki motor matic berwarna merah. Kami berangkat dari Nagari Sulit Air pada pukul 8.00 pagi ditemani dengan rintik hujan yang turun dari langit. Jalan yang kami lewati menuju nagari Pasilihan  ini awalnya sangat mulus karena sudah ada beberapa jalan yang di aspal.

            Kami melewati jalan yang dibawahnya terdapat air terjun yang bernama Tambulun. Setelah menikmati jalan yang mulus tanpa gangguan batu, kami tiba di sebuah tanjakan yang sedikit menakutkan. Batu yang besar dan licinnya tanah akibat terkena air hujan membuatku harus turun di tanjakan itu agar tidak terjatuh. Setelah berhasil melewati tanjakan itu, aku kembali naik ke motor temanku. Aku kira nagari Pasilihan itu sudah dekat, ternyata masih lumayan jauh dan masih banyak jalan yang licin karena hujan. Untungnya kami tidak terjatuh saat itu.

            Selama perjalanan aku melihat betapa indahnya susunan batang pohon yang membuat tempat ini terasa sejuk. Aku juga sibuk merekam jalanan yang menurutku indah sambil mendengarkan temanku yang bercerita. Lama-kelamaan jalan yang kami lewati semakin kecil dan sampailah kami di jembatan gantung untuk menuju TK Mutiara Pasilihan. Jujur saja, saat melewati jembatan ini tubuhku bergetar, dengan kondisi jembatan yang agak lapuk di beberapa bagian dan aliran sungai yang lumayang deras.

            Dengan segala ketakutan itu, aku tetap memberanikan diri untuk melewati jembatan gantung itu dengan berjalan kaki. Temanku yang membawa motor juga sangat takut untuk melewatinya dengan motor. Oleh karena itu, salah satu guru membantunya untuk membawa motor ke seberang. Sesampainya aku di seberang jembatan, aku sibuk merekam temanku sambil tertawa.

            Sesampainya di TK Mutiara, aku melihat HP-ku sembari menunggu guru lain datang. Ternyata tidak ada jaringan sama sekali disini, sangat membosankan menurutku. Tidak lama kemudian, para guru disana menyajikan buah rambutan untuk disantap sembari menunggu guru lain yang belum datang. Kami semua menikmati buah rambutan itu sembari berinteraksi dengan guru lainnya. Kami membahas bagaimana cara guru disini mengirimkan absen kepada orang dinas dan mengetahui informasi tentang berita yang datang secara mendadak. Pasti sangatlah sulit jika tidak ada jaringan internet disini. Kalaupun jaringan internetnya ada, itu sangat lambat dan tidak membantu sama sekali. Katanya solusi agar mendapatkan jaringan adalah dengan pergi ke tempat yang dekat air terjun tambulun.

            Setelah semua guru datang, rapat bulanan IGTK ini dimulai. Aku mengikutinya dengan rasa sedikit bosan karena yang ada dalam fikiranku saat itu adalah ingin mendengarkan sambil membuka sosial media supaya tidak bosan. Rapatnya berlangsung selama 1 jam lebih, rapat ini membahas tentang uang transpor yang akan diberikan oleh orang dinas kepada para guru. Setelah selesai rapat, kami semua dihidangkan makan siang yang sangat enak rasanya, kami juga dibebaskan untuk memilih lauk yang kami suka.

            Makanan yang kami santap pun habis dan setelah itu kami segera berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. Perjalanan pulang memang selalu terasa lebih cepat daripada saat pergi. Ketika melewati jembatan gantung itu, aku tidak setakut tadi. Aku berjalan dahulu, sedangkan temanku berjalan dengan tubuh bergetar sembari dipegangi oleh salah satu guru yang satu arah jalan pulang dengan kami.

            Mengunjungi nagari Pasilihan adalah pertama kalinya bagiku. Menurutku nagari Pasilihan ini sangatlah indah, hanya saja karena akses jalan yang kurang memadai terutama akses jalan dari Nagari Sulit Air. Dan juga untuk masalah akses internet juga sebaiknya diperhatikan lagi oleh pemerintah setempat karena keterbatasan akses internet ini sangat mempersulit urusan, terutama bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun