People pleaser atau bisa disebut dengan sikap yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, sulit menolak permintaan, dan sering mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri karena takut mengecewakan orang lain. Sejak kecil, anak perlu diajarkan untuk berani mengungkapkan pendapat tanpa takut ditolak. Jika anak terbiasa selalu menuruti keinginan orang lain, bisa jadi tumbuh sifat people pleaser sejak dini. Hal ini dapat membuat anak kehilangan jati diri dan sulit membuat keputusan sendiri. Akibatnya, kesehatan mental anak bisa terganggu.Â
''Ini hidupmu, ini pilihanmu dan ini juga hakmu''.Â
Psikologi pendidikan berperan penting dalam membantu anak mengenali emosi dan kebutuhannya. Guru dan orang tua dapat bekerja sama dalam melatih anak agar bisa berkata "tidak" dengan sopan. Anak juga perlu didorong untuk percaya diri dalam menyampaikan ide atau keinginan. Dengan begitu anak belajar menyeimbangkan kepentingan diri dan orang lain.Â
Pencegahan sikap people pleaser bisa dimulai dari hal hal sederhana dalam kehidupan sehari hari. Misalnya, memberi anak kesempatan memilih baju sendiri atau menentukan permainan yang disukai. Dengan cara ini, anak merasa pendapatnya dihargai sejak dini. Kebiasaan tersebut akan membentuk mental yang sehat dan mandiri.Â
kesehatan mental anak adalah investasi jangka panjang untuk kehidupan di masa depan. Anak yang terbiasa menjaga keseimbangan dalam bersosialisasi akan lebih siap menghadapi tekanan hidup. Mereka tidak mudah cemas hanya karena ingin menyenangkan orang lain. Inilah manfaat utama mencegah people pleaser sejak dini melalui pendekatan psikologi pendidikan.Â
Dalam psikologi pendidikan, pencegahan sikap people pleaser dapat dilakukan melalui strategi pembelajaran yang menumbuhkan keberanian dan kemandirian anak. Guru dapat menggunakan metode diskusi, tanya jawab, atau kerja kelompok untuk melatih siswa berpendapat dengan percaya diri. Proses ini tidak hanya membentuk kemampuan akademik, tetapi juga membangun kesehatan mental serta keterampilan sosial yang seimbang. Dengan demikian, pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu, melainkan juga sarana membentuk karater anak agar tidak terjebak dalam kebiasaan selalu menyenangkan orang lain.Â
"Menjadi baik itu penting, akan tetapi jangan sampai mengorbankan kesehatan mentalmu."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI