Semarang (11/8) – Mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2020, bagikan panduan kelas daring dan jelaskan pentingnya budaya lokal sebagi elemen soft diplomacy di MTs Darut Taqwa, dengan tetap menerapkan standar protokol kesehatan.
Sudah menjadi rahasia umum apabila pandemi COVID-19 ini telah memporakporandakan seluruh dunia. Dunia pendidikan menjadi salah satu sektor yang terdampak paling parah. MTs Darut Taqwa pun tidak lepas dari dampak pandemi. MTs yang berlokasi di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang ini sebagai akibatnya tidak dapat menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan normal.
Untuk mengurangi persebaran virus, kegiatan belajar mengajar terpaksa dilaksanakan secara bergantian bagi setiap tingkatan kelas. Kegiatannya pun disebut sebagai pendampingan karena pada dasarnya KBM masih belum diperkenankan. Selebihnya KBM dijalankan via daring menggunakan aplikasi Whatsapp.
KBM dengan sistem seperti ini dirasa kurang efektif. Materi yang disampaikan tidak bisa menyeluruh dan kontrol dari guru kepada siswa juga menjadi terbatas. Sinung Wikunto, yang merupakan mahasiswa Hubungan Internasional ini, membagikan panduan melaksanakan kelas daring dengan menggunakan aplikasi ZOOM kepada MTs Darut Taqwa sebagai bentuk usaha memberikan solusi terhadap permasalahan ini. Aplikasi ZOOM dirasa mampu menggantikan pertemuan tatap muka yang tidak mungkin dilakukan selama masa pandemi.
Selain itu, Sinung juga memberikan wawasan mengenai pentingnya budaya lokal sebagai elemen soft diplomacy kepada siswa-siswa MTs Darut Taqwa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberdayakan siswa-siwa mengenai pentingnya melestarikan budaya bangsa.
“Terdapat beberapa materi yang disampaikan, salah satunya mengajarkan kepada siswa-siwa MTs bahwa budaya lokal Indonesia memiliki peranan penting dalam membentuk citra Indonesia di mata internasional. Terlebih lagi budaya lokal merupakan elemen yang sangat penting dalam menunjukkan jati diri bangsa,” tuturnya.
Globalisasi yang semakin pesat, memerlukan kesadaran dan kepekaan masyarakat terhadap eksistensi budaya lokal/budaya bangsa. Globalisasi merupakan suatu fenomena di mana batas-batas negara semakin kabur dan dunia semakin terintegrasi. Oleh karena itu, keberadaan budaya lokal/budaya bangsa perlu untuk dipertahankan. Atau bahkan dipromosikan dan diperkenalkan ke seluruh dunia. Diplomasi dengan menggunakan budaya lokal/budaya bangsa merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kecintaan terhadap budaya lokal/budaya bangsa sendiri.
Kedua Kegiatan ini dilaksanakan selama kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) tim II Universitas Diponegoro berlangsung, yaitu dari tanggal 5 Juli hingga 15 Agustus 2020. Harapannya KBM yang terganggu selama pandemi dapat teratasi dan siswa dapat semakin memahami mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal/bangsa melalui diplomasi.
Oleh:
Sinung Wikunto – Hubungan Internasional UNDIP