Mohon tunggu...
Ambar Baihaqi
Ambar Baihaqi Mohon Tunggu... Relawan - Laki-laki yang selalu berjuang

Kesadaran manusia harus disadari dari saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kontekstualisasi Pembangunan Karakter Bhineka Sejak Usia 7-15 Tahun

19 Februari 2020   02:23 Diperbarui: 19 Februari 2020   02:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

    "Jangan melatih anak untuk belajar dengan paksaan atau kekerasan; tetapi arahkan mereka ke sana dengan apa yang (bisa) menghibur pikiran mereka, sehingga Anda mungkin lebih mampu menemukan dengan akurat kecondongan (yang) khas dari kejeniusan masing-masing (anak)." Plato (428 SM - 348 SM).

   Itulah didikan plato terhadap para muridnya di dalam sekolah filsafat di athena yang bernama akademia. Kemudian memberikan implikasi pendidikan bijak terhadap mereka semua termasuk Aristoteles yang pada saat itu juga ikut menjadi murid Plato di akademia. Akademia merupakan cikal bakal universitas kedepanya.

   Saat ini dan lampau merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi dalam pemahaman penulis, kemudian terkooptasi pada konteks perjalanan waktu yang statis namun tetap mengelola kehidupan ini. Sebelum penulis ingin sedikit mengulas pendidikan bhineka terhadap anak sejak usia dini, penulis ingin menyamakan pemahaman dengan para pendahulu yang telah menerapkan pendidikab semacam itu dan berhasil dan salah satunya adalah Plato.

  Dengan pernyataan diawal paragraf menunjukan bahwa tempaan karakter apa yang telah dialami oleh manusia pada dewasa ini tidak akan jauh dan kontradiktif pada saat manusia tersebut berusia sekitar 7 tahun - 15 tahun, dan tentunya jika kita mengacu pada era kini pastilah pendidikan keluarga dan lingkungan yang akan diterima saat usia dini tersebut.

  Jika di negara ini banyak yang tidak sama sekali menerapkan nilai bhineka terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara serta beragamnya tentang konflik yang berkaitan dengan konteks tersebut maka, tidaklah mengagetkan jika hingga saat ini perdebatan dan kemajuan kita ditengah kehidupan dunia masih mengalami stagnasi.

  Hal tersebut terjadi dikarenakan kita yang mengklaim sebagai generasi Z ini kurang sekali menerima pendidikan karakter bhineka tunggal ika secara masif dan mendalam pada saat lampau lalu, dengan kemudian penulis ingin memberikan contoh kasus : pendiskreditan tentang Suku Agama Ras antar golongan yang terus menerus terjadi di berbagai daerah di negara yang mengaku mengedepankan Bhineka Tunggal Ika, Kemudian mucul persoalan radikalisasi dari salah satu golongan agama, penistaan agama, serta membudayanya pemeliharaan konflik dari penguasa guna kepentingan saat para penguasa itu berkuasa.

  Contoh kasus-kasus diatas merupakan sedikit dari banyaknya kasus tentang kebhinekaan yang tidak terkuak media di negara ini.

  Dengan kondisi diatas maka kita sebagai pembaca akan bertanya tentang apa sih arti dan makna dari Bhineka Tunggal Ika, apakah mampu menjawab dari judul penulis diatas, serta masih relevan dalam era saat ini?.

  Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang tertulis pada lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah "Berbeda-beda tetapi tetap satu".

Diterjemahkan per kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam". Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun