Sementara perlindungan terhadap anak, pihaknya gencar memberikan himbauan, sosialisasi serta edukasi terkait penerapan hidup bersih. Anak-anak senantiasa didampingi orang tuanya guna menyelesaikan tugas sekolah selama masa belajar di rumah.
"PKK SulSel membagikan masker dan antiseptik di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) yang di dalamnya ada anak dan perempuan. Ada juga makanan untuk bayi, untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui kita bagikan, kita berharap perempuan dan anak sama terlindunginya dari COVID-19 seperti kaum laki-laki dan orang dewasa ya", tegasnya.
Dalam implementasinya di lapangan, PKK SulSel berkolaborasi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) SulSel. Demikian halnya berbagai organisasi lain seperti organisasi wanita, organisasi masyarakat, organisasi pemuda serta organisasi keagamaan.
Pada kesempatan sama, Martira Maddeppungeng selaku Koordinator Pengabdian Masyarakat IDI (Ikatan Dokter Indonesia) SulSel menyampaikan 3 pilar utama yang perlu dijaga dalam pandemi COVID-19. Dirinya dimandat sebagai Narsumber kedua pada Diskusi Publik itu.
"Pastikan anak sehat dan terpenuhi gizinya. Yang kedua, pastikan pembelajaran dini tetap optimal sesuai perkembangan otaknya dan terakhir pastikan anak terlindungi dan terhindar dari track", paparnya.
Sementara Narasumber ketiga, Dosen Fakultas Psikologi UNM (Universitas Negeri Makassar), Asniar Khumas menekankan pentingnya menjadi pahlawan bagi keluarga. Bagaimana melindungi anak dengan menjaga psikologisnya karena anak ikut didera keterebatasan baik ruang maupun waktu.
"Kita harus menjadi pahlawan keluarga menjaga psikologis anak. Inilah dampak pandemi yg bisa mengganggu psikologis anak jika tidak dikelola dengan baik", ungkap Asniar yang juga Founder Rumah Belajar Cinta Damai Kota Parepare.
Diskusi Publik yang diikuti kurang lebih 100 orang itu dipandu oleh Ira Husain sebagai Host dari ICJ (Institute of Community Justice) Makassar. Berlangsung sekitar 2 jam dengan memanfaatkan aplikasi Zoom Cloud Meeting. (AMBAE)
salam #AMBAE