Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Duet Anies-Gibran Vs Ganjar-Puan

21 Januari 2022   07:59 Diperbarui: 21 Januari 2022   11:26 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan dan Gibran (Dokpri)

SOSOK Anies Rasyid Baswedan yang kini berkapasitas sebagai Gubernur DKI Jakarta disebut sebagai "Kadrun". Stigma politik yang cukup riskan. Sarkastik dan membunuh karakter tentunya. 

Walau disatu sisi, Anies akan panen karena mendapat dukungan dari mayoritas umat Islam. Politik identitas, sepertinya disematkan lawan politik Anies kepada dirinya.

Kadrun yang diidentifikasi sebagai kelompok kanan memang secara politik di Indonesia tak bisa kita abaikan pengaruhnya. Soliditasnya cukup kuat. Mereka adalah kelompok politik yang terlahir dari persaudaraan Alumni 212. Faksi rakyat yang pernah mencetak sejarah menggelar aksi massa paling damai di dunia itu memunculkan tokoh-tokoh populis.

Lawan dari Kadrun adalah "Cebong". Seperti itulah satire politik di Sosmed. Cebong ditafsir sebagai kelompok pendukung pemerintah. Atau Cebong yang menempatkan dirinya sebagai kelompok penjaga Pancasila. Mereka yang merasa diri paling berjasa membela Pancasila. Benarkah Pancasila perlu dibela?. Begitu pula dengan kelompok pembela agama.

Apakah agama juga perlu pembelaan dari umatnya?. Publik tentu punya jawaban masing-masing dari dua pertanyaan standar di atas. Lanjut ke soal Pilpres 2024, dalam nalar politik saya yang nakal jika duet Anies - Erick Thohir dipertemukan. Ini sangat dahsyat. Tapi lebih super power lagi ialah koalisi Anies - Gibran Rakabuming Raka.

Bakal mencair dan menyatu semua sentimen dalam gerbong politik tersebut. Kadrun dan Cebong secara suka rela, terpanggil untuk bersatu dalam kendaraan koalisi besar tersebut. Dapat disebut duet Anies - Gibran sebagai koalisi menyelamatkan Indonesia. Tidak mudah, tapi yang namanya politik selalu ada alternatif. Semua bisa terjadi sejauh ada komunikasi politik yang dirintis.

Anies - Gibran akan menjadi pemenang. Bahkan varian pengganggu Gibran seperti laporan dugaan pencucian uang yang dilayangkan Ubedilah Badrun akan terhenti. Semua upaya menguatkan Anies - Gibran pasti lambat lain menjadi kekuatan yang terkonsolidasi kuat. Pembelahan politik tidak akan terjadi lagi.

Proses mendamaikan pertarungan kepentingan "kanan dan kiri" terlaksana. Konflik yang sepertinya dirawat yakni konflik politik Cebong vs Kadrun mendapat solusi. Berpotensi melahirkan ruang rekonsiliasi politik yang terang-benar. Bukan lagi perdamaian politik yang palsu dan samar-samar. Anies - Gibran bisa menjadi simbolisasi perdamaian.

Kekuatan yang mendekati suara Anies - Gibran ialah jika terjadi perubahan fundamentel. Lalu dilahirkan poros Anies - Erick. Ini juga spesi koalisi yang keren dan hebat. Anies - Erick bisa memenangkan pertarungan jika berhadapan dengan Ganjar - Puan.

Mereka bisa mengalahkan kandidat Capres dan Cawapres lainnya. Kalau membaca grafik dan hasil Lembaga Survei sementara, Capres yang kuat, mendapat dukungan tinggi adalah Prabowo, Ganjar, lalu Anies pada posisi ketiga.

Jika Anies dan Erick Thohir duet di Pilpres, Ganjar - Puan Maharani ketar-ketir. Maka kompetisi politik kita makin kencang gemuruhnya. Menurut saya Pilpres 2024 diusahakan untuk lahir dua pasang Capres saja. Usaha keras melahirkan head to head sedang dibelah kekuatan politik ketiga di Indonesia.

Tentu head to head hanya akan menguntungkan elit pemerintah saat ini. Kemudian pada segmen tersebut demokrasi tidak benar-benar menguntungkan. Masih dikebiri, mestinya lebih banyak Capres itu lebih baik untuk keselamatan dan kesehatan demokrasi. Jangan demokrasi hanya diatur satu dua orang. Tak boleh diatur kaum oligarki yang rakus.

Kecuali ada kuda hitam. Yang tiba-tiba mencuat, dimunculkan atau diciptakan Presiden Jokowi Cs dimenit terakhir. Hal itu menjadi kejutan politik. Di politik memang begitu, ada saja skenario di atas skenario. Kita lihat saja nanti, makin dekat hari H Pemilu (2024), makin menarik saja isu, opini dan realitas politik yang kita temukan.

Untuk memenangkan Pilpres 2024, semua elit politik akan siap melakukan apa saja. Misalkan berkoalisi dengan lawan politik, menghianati mitra koalisi. Semua dapat dilakukan.

Benarkah nanti akan ada duet Anies - Gibran, Wali Kota Solo itu?. Kita belum bisa memastikan. Untuk sekedar memprediksi boleh saja dilakukan. Kan namanya politik selalu ada kemungkinan.

Politik kita makin bernuansa. Bila terjadi skema tiga pasangan calon. Jika muncul nama Airlangga Hartarto - Sandiaga Salahudin Uno atau Agus Harimurti Yudhoyono - Sandiaga Salahudin Uno. Berarti demokrasi kita dari sisi ketebukaan mulai mengalami progres. Seperti itulah yang dirindukan rakyat.

Dalam prediksi saya pertarungan sengit akan terjadi ketika Anies - Gibran, atau Anies - Erick melawan Ganjar - Puan. Kecuali konstalasinya disetting seperti skenario Pilgub DKI Jakarta silam terjadi. Dimana Anies harus disandingkan dengan Sandiaga Uno.

Narasi Kadrun atau "Kampret" vs Cebong dipastikan hilang di tahun politik 2024. Kenapa demikian?, Karena kawin-mawin kepentingan politik akan terlahir baru. Nikah siri, nikah mut'ah, nikah yang sah secara agama dalam perspektif politik kali ini akan diresmikan atau dilembagakan secara negara. Artinya, perkawinan kepentingan kampret dan cebong akan terwujud.

Satu penanda positifnya terlibat dari masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Akan ada pendekatan, langkah upaya selanjutnya. Sekiranya begitulah gambaran politik, tidak ada konflik yang abadi. Politik selalu dinamis, dan terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun