Mohon tunggu...
Amar Zarkasy
Amar Zarkasy Mohon Tunggu... Penulis - Edukasi

Urip iku urup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perkotaan Kawasan Kota Surabaya- Bandung Tahun 1970-2000

17 Januari 2021   22:21 Diperbarui: 17 Januari 2021   22:26 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di dalam kawasan Pusat Kota yang ada dalam berbagai macam - macam dalam arti dari segi ucapan sikap dengan istilah orang lain menyebutkan yaitu urban ada pula yaitu orang" menyebut sebagai central bisnis tentunya juga tergantung dari berbagai kota masing apalagi perkembangan di pulau jawa sangat pesat pada abad 20 disebabkan oleh perkembangan penduduk karena seiring dengan terjadinya urbanisasi yang banyak terjadi di lakukan oleh masyarakat jawa yang tentunya kota - kota Surabaya , Bandung dll di dalam jawa sesuai dengan geografisnya pula jawa terbagi menjadi 2 bagian yaitu kota "Pesisir" dan kota pedalaman Baik Kota Pesisir maupun kota pedalaman pada awal perkembangannya mempunyai struktur yang sama sehingga penduduk kota Pedalaman yang relatif lebih homogen ada seseorang menyebutkan yaitu bernama Anderson (1983), memberikan gambaran tentang kota-kota Jawa pada masa prakolonial sbb:

kota-kota Jawa pada jaman prakolonial ibaratnya seperti nyala bola lampu di malam hari Artinya

makin kuat seorang penguasa pada sebuah kota, maka makin besar kotanya. Sebaliknya makin lemah penguasa, secara otomatis kotanya akan menyusut. Jadi kota Jawa pada jaman prakolonialPerjalanan sejarah, memperlihatkan bahwa

pelaksanaan yang terbaik dalam pembangunan sebuah kota, sesuai dengan konsep yang telah digariskan, adalah dibawah pemerintahan otoriter atau penguasa yang mempunyai kekuasaan absolut Catanese, 1988 Sejak abad ke 18, kekuasaan raja Jawa harus berbagi dengan kekuasaan pemerintah kolonial Beland

Menurut McGee (1991), proses perkembangan dan urbanisasi pada kota-kota di Jawa setelah th. 1980 an ini ditandai dengan adanya restrukturisasi internal. Salah satu cirinya adalah terjadinya proses pergeseran fungsi pusat kota', dari pusat manufaktur menjadi pusat kegiatan jasa dan keuangan. Sedangkan kegiatan manufaktur bergeser ke pinggiran kota. Akibatnya, secara fisik restrukturisasi ini ditandai dengan perubahan penggunaan lahan secara besar-besaran, karena munculnya lokasi-lokasi industri ditepi kota yang kemudian disusul dengan munculnya daerah perumahan baru. Akibatnya kota-kota besar di Jawa seperti Bandung dan Surabaya Juga bertambahnya luasan kota-kota besar di Jawa mempersulit adanya pusat kota tunggal. Sebagai contoh misalnya kotamadya Surabaya yang pada tahun 2000 luasannya menjadi : 321,105 km2, dibagi menjadi kawasan Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Selatan dan Surabaya Barat yang masing-masing kawasan diharapkan mempunyai pusat kotanya sendiri. Sehingga susah diidentifikasi mana pusat dan mana pinggiran kotanya.

Bandung merupakan sebuah kota yang mempunyai alur dan perjalanan sejarah yang sangat panjang,Bandung merupakan sebuah kota yang mempunyai alur dan perjalanan sejarah yang sangat panjang, Dari sisi teoretis, pengungkapan sejarah Kota Bandung ini akan sangat bermanfaat bagi pemahaman sejarah yang makin luas, karena memuat uraian sejarah lokal yang relatif utuh.Kota Bandung adalah kota yang berada di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Barat, terletak pada 107` Bujur Timur dan 6`55 Lintang Selatan. Kota Bandung sangat strategis dan juga orang belanda yang bernama Bob Nieuwenhuys, Oost Indische Spiegel, 1972). Dengan demikian mereka membangun bangunan yang indah, tata kota dan pola pemukinan yang serasi sehingga kelestarian alam Bandung dapat sedemikian rupa terjaga. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya taman yang dibuat di seantero kota Bandung. Pada akhir abad ke-19 usaha penghijauan telah dimulai agar kawasan ini menjadi segar. Peng-hijauan dilakukan oleh perkumpulan Bandoeng Vooruit, meliputi daerah DAS Cikapundung dari Lembang hingga lembah Tamansari, lereng Bukit Palasari, Jayagiri, Ciumbuleuit (Puncrut), Gunung Manglayang dan Arcamanik. Juga melestarikan beberapa airsering disebut De Bloem der Indische Bergsteden Bunga Kota Pegunungan di Hindia. terjun dan danau-danau (situ) di seputar daerah Bandung (Situ Patengang, Situ Cileunca, Situ Aksan) yang disebut natuur-monument

 Bandung yang kini menjadi sebuah kota metropolitan, sudah sangat sesak dengan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakatnya. Pembangunan sarana dan prasarana diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, Sarana Perekonomian yang ada berdasarkan hasil pendataan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Bagian Perekonomian sampai dengan tahun 2000 meliputi 35 unit pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah dan 15 unit yang dikelola oleh swasta, 55 unit pusat perbelanjaan,

Kota Surabaya menjadi pusat industri dan memiliki posisi setara dengan kota-kota pelabuhan utama Asia seperti Kalkuta, Singapura, Hongkong, dan Shanghai dalam menerapkan tenaga uap pada industri modern pertengahan abad ke-19. Menurut Howard Dick alih teknologi yang terjadi di kota Surabaya tidak mengarah pada proses industrialisasi kumulatif.22 Perluasan industri ternyata tidak berlangsung pesat sampai pertengahan 1970-an. Pada pertengahan 1980-an merupakan periode awal sebagai tahap pengganti impor yang diikuti oleh dorongan ekspor non-migas. Perubahan orientasi menuju ekspor telah memperluas pasar dan akhirnya tampak sebagai sebuah proses swadaya dalam indusrialisasi. Dasar ekspor yang terjadi di Kota Surabaya tidak lagi terdiri atas produk pertanian, melainkan pada industry manufaktur

Dan begitu juga Surabaya yaitu kota metropolitan nomer kedua sebelum ibu kota indonesia surabaya merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur, pertumbuhan dan peningkatan akan jumlah penduduk menjadi problem utama di kota modern, maka dari itu pertumbuhan kota sangat penting dilakukan disurabaya hal ini sangat menunjang sekali demi terciptanya pertumbuhan kota dan peningkatan ekonomi perkotaan serta semakin menyerap tenaga kerja yang ada dikota. Maka dari itu pembanguan kota surabaya ini terfokus pada perdagangan. Luas wilayah Kota Surabaya adalah 52.087 Ha, dengan luas Daratan 33.048 Ha atau 63,45% dan selebihnya sekitar 19.039 Haatau 36,55% merupakan wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Surabaya sejak tahun 1990-an. Dahulu, kawasan ini dikenal sebagai salah satu kawasan mati yang tidak berkembang di wilayah Surabaya. Namun, saat ini telah berkembang sebagai salah satu kawasan pusat bisnis dan perdagangan yang paling pesat perkembangannya di wilayah Jawa Timur,

Kesimpulan :

Pertumbuhan sebuah kota dimulai dari adanya kesadaran dari para elite pemerintahnya yang memimpin wilayah atau sebuah kota, yang didukung juga dengan adanya globalisasi. Era globalisasi yang menuntut semuanya serba cepat dan juga serba modern mengakibatkan persaingan dan perlombaan semakin ketat. Adanya kesempatan untuk mengembangkan sebuah kota atau wilayahnya, elite pemerintah yang berkuasa memiliki kekuasaan untuk mengatur dan menata pembangunan kota-nya masin-masing. Mulai menghidupkan.mesin-mesin industri dengan bekerjasama dengan investor yang mau menanamkan modalnya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun