Mohon tunggu...
amardaniel
amardaniel Mohon Tunggu... Mahasiswa Ekonomi

Mahasiswa Yang Berusaha Untuk Terus Improve

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bantuan Arab Saudi di Dunia Islam: Mekanisme Ekonomi atau Soft Power?

18 Maret 2025   23:23 Diperbarui: 18 Maret 2025   23:23 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

latar belakang

Saudi Arabia merupakan salah satu negara dengan peran dominan dalam hubungan internasional, terutama di dunia Islam. Dengan kekayaan minyak yang melimpah, Saudi memiliki kapasitas ekonomi untuk menyalurkan bantuan ke berbagai negara Muslim dalam bentuk hibah, pinjaman lunak, investasi infrastruktur, dan bantuan kemanusiaan. Namun, bantuan ini sering kali tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga menjadi alat diplomasi dan pengaruh ideologis.

Sebagai negara penjaga dua kota suci Islam, Saudi Arabia memiliki kepentingan dalam menjaga stabilitas politik di dunia Islam serta memperkuat posisinya sebagai pemimpin di kawasan. Bantuan yang diberikan sering kali dikaitkan dengan upaya membangun aliansi strategis, memperluas hubungan dagang, dan menyebarkan paham Islam yang dianutnya. Melalui organisasi seperti OKI dan Islamic Development Bank (IsDB), Saudi Arabia menyalurkan bantuannya untuk memperkuat pengaruhnya di berbagai negara penerima.

Dari perspektif ekonomi, bantuan ini juga dapat dikaitkan dengan teori perdagangan internasional, seperti keunggulan komparatif dan ketergantungan ekonomi. Banyak negara penerima yang menjadi mitra dagang utama Saudi, terutama dalam sektor energi dan investasi. Oleh karena itu, muncul pertanyaan: apakah bantuan Saudi lebih didasarkan pada kepentingan ekonomi atau merupakan strategi soft power untuk memperluas pengaruhnya? Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami dinamika ini.

Isi

Saudi Arabia telah lama menjadi salah satu negara yang aktif memberikan bantuan internasional, terutama kepada negara-negara Islam. Bantuan ini diberikan dalam berbagai bentuk, seperti hibah, pinjaman lunak, investasi infrastruktur, bantuan energi, serta dukungan dalam bidang pendidikan dan budaya. Salah satu contoh nyata adalah bantuan miliaran dolar yang diberikan kepada Mesir untuk menstabilkan ekonominya setelah krisis politik. Selain itu, Saudi juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur di berbagai negara, seperti renovasi Masjid Istiqlal di Indonesia dan proyek-proyek jalan, rumah sakit, serta universitas Islam di negara-negara Muslim lainnya. Bantuan ini sering kali dianggap sebagai bagian dari strategi untuk mempererat hubungan bilateral serta memperluas pengaruh Saudi di kawasan tersebut.

Sebagai pusat agama Islam, Saudi Arabia memiliki peran strategis dalam dunia Muslim. Mekah dan Madinah, dua kota suci Islam, berada di wilayah Saudi, menjadikannya kiblat bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dengan posisi ini, Saudi tidak hanya berperan sebagai pemimpin spiritual tetapi juga memiliki otoritas dalam membentuk kebijakan yang mempengaruhi umat Islam secara global. Bantuan yang diberikan Saudi sering kali dikaitkan dengan upaya mempertahankan kepemimpinannya dalam dunia Islam, baik dari segi ekonomi, politik, maupun keagamaan.

Dari segi energi, Saudi Arabia kerap memberikan minyak dengan harga khusus kepada negara-negara yang membutuhkan, seperti Pakistan dan Bangladesh. Bantuan ini tidak hanya membantu stabilitas ekonomi negara penerima tetapi juga memperkuat hubungan dagang dengan Saudi. Dalam beberapa kasus, negara penerima harus memberikan konsesi tertentu kepada Saudi, baik dalam bentuk kerja sama perdagangan maupun diplomasi. Data dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa Saudi Arabia telah menyalurkan lebih dari 10 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan energi sejak tahun 2010, yang sebagian besar mengalir ke negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Sebagai perbandingan, Turki juga menawarkan bantuan energi dan infrastruktur kepada negara-negara Muslim, tetapi dengan pendekatan yang lebih berbasis kerja sama strategis dibandingkan ketergantungan ekonomi.

Selain sektor energi, dalam bidang pendidikan, Saudi Arabia menyediakan banyak beasiswa bagi mahasiswa Muslim dari berbagai negara untuk belajar di universitasnya. Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara penerima, tetapi juga menjadi sarana penyebaran nilai-nilai budaya dan ideologi yang dianut oleh Saudi. Hingga tahun 2023, lebih dari 120.000 mahasiswa internasional telah menerima beasiswa untuk belajar di Arab Saudi, mayoritas berasal dari Afrika dan Asia Selatan. Sebagai perbandingan, China melalui program Belt and Road Initiative (BRI) juga menawarkan bantuan pendidikan kepada negara-negara berkembang dengan pendekatan yang lebih bersifat pragmatis dan bertujuan membangun aliansi ekonomi jangka panjang.

Dalam menjalankan kebijakan bantuannya, Saudi Arabia memanfaatkan organisasi dan blok ekonomi Islam seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dan Islamic Development Bank (IsDB). OKI digunakan sebagai wadah untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan dan keuangan, sementara GCC berperan dalam mendukung stabilitas ekonomi negara-negara di kawasan Teluk, seperti Bahrain dan Oman. IsDB, yang didukung oleh Saudi, sering digunakan untuk memberikan pinjaman atau investasi ke negara-negara Islam yang membutuhkan bantuan finansial. Dengan adanya organisasi-organisasi ini, bantuan Saudi menjadi lebih terstruktur dan memiliki jangkauan yang lebih luas.

Bantuan Saudi Arabia tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga menjadi alat diplomasi soft power. Dengan keunggulan dalam produksi minyak dan gas, Saudi menggunakan bantuan energi untuk memperkuat pasar ekspornya dan menciptakan ketergantungan ekonomi pada negara penerima. Selain itu, bantuan dalam bentuk pendidikan dan pembangunan masjid juga menjadi sarana untuk menyebarkan ideologi Islam versi Saudi di berbagai negara. Sebagai contoh, dalam beberapa dekade terakhir, lebih dari 1.500 masjid dan pusat keislaman telah didanai oleh Saudi di berbagai negara, termasuk di Afrika dan Asia. Hal ini menunjukkan bagaimana soft power digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tetapi juga untuk memperluas pengaruh ideologis dan budaya. Posisi Saudi sebagai penjaga dua kota suci Islam semakin memperkuat daya tarik bantuannya di kalangan negara-negara Muslim, yang sering kali melihat bantuan tersebut sebagai bentuk solidaritas keislaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun