Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kembali ke Batavia

28 September 2022   08:54 Diperbarui: 28 September 2022   09:07 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Betawi Pinggir, yang mendiami daerah (yang dulu merupakan) pinggiran kota, yaitu sekitar Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pasar Minggu sampai Grogol Petamburan. 

3. Betawi Udik, yang mendiami wilayah batas administrasi Jakarta, seperti Tangerang, Cengkareng, Pondok Gede dan Bekasi.

4. Betawi Pesisir, yang mendiami pinggiran pantai Jakarta.

Selain menjelaskan mengenai sejarah Jakarta, juga ada display dari berbagai peninggalan masa VOC dan Belanda. Salah satunya yang sangat menarik bagi saya adalah lemari buku 'Schepenkast' yang memiliki ukuran 477 x 478 cm, atau hampir 5 meter, dan terbuat dari kayu jati! 

wah, kalau saya punya lemari itu di rumah saya, mungkin luasnya sudah satu ruangan sendiri, kira-kira berapa jumlah buku yang bisa saya simpan di lemari tersebut ya? Ada pula display mengenai kebudayaan Betawi, seperti perhiasan pengantin wanita khas Betawi, wah cantik sekali! Ada pula lukisan JP Coen dan Sultan Agung, serta kronologi penyerangan Batavia oleh kerajaan Mataram Islam, membuat saya getir sekaligus takjub.

Museum ini juga memiliki fasilitas perpustakaan, sayang sekali apabila saya memiliki banyak waktu disini, saya akan sempatkan mengunjungi perpustakaan juga. 

Saya sempat bertanya kepada tour guide di dekat kantin, dari Museum Fatahillah juga menyediakan tur Kampung Tua, wisata malam museum, dan menonton film jadul di sinema Fatahillah, namun tentu minimal 10-20 peserta. 

Terkadang juga ada pentas seni budaya Betawi yang diadakan di lapangan Kota Tua, wah nampaknya menarik sekali.

Selesai melakukan tur, sebenarnya saya ingin bersantai di kawasan terbuka di belakang Museum Fatahillah ini, namun tentu saja niat ini saya urungkan sebab saya pergi sendiri, yang ada saya malah nanti mengobrol dengan kucing. 

Saya langsung ke bagian depan Museum Fatahillah untuk melihat langsung kemegahan salah satu peninggalan Belanda ini dengan mata kepala saya, bukan dari buku, maupun dari televisi. Lagi-lagi, apabila saya membawa gandengan, saya akan menyewa sepeda dan berkeliling di sekitar Kota Tua, hunting foto untuk laman instagram saya.

Namun, saya sarankan bagi anda yang ingin mengunjungi museum ini, lebih baik sejak pagi atau menjelang sore. Sebab, saya berkunjung pukul 2 siang, ketika matahari masih gagah, udaranya cukup panas dan gersang, sehingga kurang nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun