Mohon tunggu...
Alfonsho Olanamake
Alfonsho Olanamake Mohon Tunggu... Tulisan apa saja dan kadang tak beraturan

"Fiat Voluntas Tua"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sudahkah Kita Bersyukur?

10 September 2025   13:35 Diperbarui: 10 September 2025   13:35 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

        Dalam keheningan dengan tatapan kosong ke hamparan laut, Nenek memecah kesunyian,,,,, 

       "Nona sedang resah?" tanyanya lembut, penuh hati-hati..... 

Aku terkejut,,,,,

Bagaimana mungkin orang asing ini tahu apa yang sedang kurasakan? Tanpa sadar, air mata mulai mengalir di pipiku. Tanpa pikir panjang, Aku menceritakan semua masalahku kepada nenek itu. Tentang ayah yang sakit, tugas Skripsi, biaya print, biaya kuliah, dan perasaan kesepian yang menghantuiku. Aku tumpahkan semua keluh kesahku bersamaan dengan deraian air mata yang terus mengalir menghasilkan sungai kecil di pipiku.  

Sambil mengunyah sirih pinang, Nenek itu mendengarkan dengan sabar, tanpa menghakimi. Setelah aku selesai bercerita, ia tersenyum. Menepuk bahuku, lalu menyeka air mataku dengan sehelai tisu. Lanjut Nenek,,,,,,,,,"Hidup memang penuh dengan ujian, Non. Tapi di setiap kesulitan, selalu ada hikmah yang tersembunyi."

Ia kemudian bercerita tentang pengalamannya sendiri. Tentang bagaimana ia kehilangan suaminya, tentang bagaimana ia berjuang untuk menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya dengan menjadi penjual sayur dan jualan sirih pinang keliling setiap lorong-lorong kota. Tapi ia tidak pernah menyerah. Ia selalu bersyukur atas apa yang ia miliki. Dalam ceritanya terlihat ada kedamaian, matanya berkaca-kaca, penuh kebahagiaan, karena dari kesendiriannya tanpa ada suami dan dengan modal jualan sayur tetapi salah satu anaknya sudah menyelesaikan Kuliah, dan kini menjadi guru honorer di salah satu sekolah negeri.

Nenek melanjutkan,,,,,

      "Lihatlah laut ini, Non," katanya sambil menunjuk ke arah laut. "Kadang ia tenang, kadang bergelombang, kadang badai dengan amukan yang menakutkan. Tapi ia tetap ada, tetap memberikan kehidupan bagi ikan dan semua makhluk hidup didalamnya. Begitu juga dengan hidup kita. Kita harus belajar menerima semua yang diberikan Tuhan, baik suka maupun duka."

Atau menurut nona bagaimana?

)))))'',,,,Aku hanya menatapnya dengan senyuman, sambil mengangguk mengiyakan.

Tetapi kata-kata dan cerita nenek itu menyentuh hatiku. Dalam sekejap aku mulai menyadari bahwa aku terlalu fokus pada masalahku, hingga lupa untuk bersyukur atas semua berkat yang telah aku terima. Aku masih memiliki keluarga yang menyayangiku, teman-teman yang mendukungku, dan masih memiliki kesempatan untuk Kuliah dan meraih impianku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun