Mohon tunggu...
Amanes Marsoum
Amanes Marsoum Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Relationship expert at Qencani.com

Penulis satir, satu dari 51 sastrawan Indonesia (FAM, 2015). Hubungi saya via email amanesmarsoum@qencani.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahami Arti Maaf dan Memaafkan Ini Agar Hidupmu Lebih Bahagia

11 November 2017   14:08 Diperbarui: 11 November 2017   14:30 26259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata maaf memang mudah diucapkan, namun, tidak semua orang bisa melakukannya dengan keikhlasan hati. Padahal kalau kita bisa melakukannya dengan tulus, akan sangat bermanfaat dan membuat hidup lebih tenteram. Untuk itu, sebaiknya kamu segera belajar memberi dan meminta maaf dengan baik sebelum hal-hal buruk terjadi.

Anggaplah kamu baru saja menyakiti hati salah satu teman dan membuatnya menangis. Kamu sekadar membela diri karena sebelumnya dia yang berbuat salah padamu. Kamu, hanya melakukan apa yang lumrah dilakukan manusia kebanyakan. Apa yang seharusnya kamu lakukan setelah itu? Mencoba mengurai masalah itu, atau, justru membiarkan saja?

Mungkin masalah yang kamu hadapi dengan temanmu terlihat sepele, namun, masalah kecil seperti itu bisa menjadi besar di kemudian hari. Di sinilah kamu harus memahami bagaimana pentingnya meminta maaf dan memaafkan dengan setulus hati, bagaimana menerapkan kata maaf bukan hanya di permukaan saja, namun benar-benar merasuk ke relung hati yang terdalam.

Memangnya, apa untungnya saling memaafkan sepenuh hati? Kamu, akan belajar melupakan apa yang sudah berlalu dan memulai semuanya tanpa perlu menengok lagi ke belakang. Tidak perlu lagi ada luka yang membekas di hatimu dan orang-orang yang pernah kamu sakiti.

Seberapa penting memaafkan itu?

Memaafkan akan sulit dipahami kalau kamu belum mengerti pentingnya memaafkan. Karena itu, beruntunglah kalau kamu mempunyai orang tua yang selalu memberi teladan sejak kecil tentang pentingnya saling memaafkan. Dari yang mereka ajarkan, kamu akan tahu bahwa maaf dan memaafkan adalah bagian penting dari hidup yang harus selalu diterapkan.


Setelah memahami pun, kamu tidak bisa langsung berkata "kamu harus minta maaf" atau "kamu harus memaafkan" kepada teman dan keluargamu. Lebih dari itu, kamu harus memberi contoh sehingga mereka paham mengapa mereka harus melakukan hal itu, sama seperti ketika kamu melihat orang tuamu meminta dan memberi maaf.

Meminta maaf itu penting dan tidak boleh ditunda, dan memaafkan, tidak perlu menunggu kata maaf dari orang yang telah berbuat salah padamu.

Dimulai dari hal yang paling kecil

Belajar memahami kata maaf itu lebih efektif kalau dimulai dari dalam rumah dan dari hal-hal paling kecil dan sering disepelekan. Efektif dalam arti bukan sekadar dari apa yang kamu lihat, namun apa yang kamu rasakan. Ketika kamu tidak sengaja menginjak kaki adik atau kakakmu dan langsung meminta maaf, itu adalah awal yang baik. Tidak perlu malah tertawa dan dijadikan bahan lelucon, meskipun hal itu terlihat akrab.

Karena, keakraban tidak melulu harus dimulai dengan saling menyakiti, kan? Setelah meminta maaf dan tidak ada masalah lagi, masalah kecil itu harus dianggap selesai, tidak perlu diungkit-ungkit lagi.

Kemudian, coba di lingkungan yang lebih luas

Setelah kamu memahami kata maaf dan berhasil menerapkannya di lingkungan rumah dengan baik, maka, kamu perlu mencobanya dalam pergaulan sehari-hari. Tidak semua orang bisa bergaul dengan baik dan beretika, meskipun dengan teman sendiri. Mungkin sebelumnya kamu biasa melakukan tindakan yang sebenarnya menyakiti teman-temanmu, tapi cenderung tidak menjadi masalah karena mereka paham kalau kamu sebatas bercanda demi menjalin keakraban.

Tapi, apa yang akan terjadi kalau hal itu terus kamu ulangi? Bisa jadi, mereka akan mengingatkanmu dengan cara yang kurang baik. Nah.. sebelum terjadi, alangkah baiknya kamu berhenti melakukannya dan jangan segan untuk meminta maaf ketika suatu saat mengulanginya lagi. Percayalah, kata maafmu itu akan lebih mereka hargai ketimbang orang lain yang mengucapkannya, meskipun demi kamu.

Aktif dalam memaafkan

Ada dua perbedaan besar antara memaafkan secara pasif dan aktif. Memaafkan secara pasif, adalah ketika kamu terluka karena seseorang, kamu memaafkannya dengan lisan saja. Setelah itu bisa ditebak, hubunganmu dengannya menjadi renggang serenggang-renggangnya, bahkan mungkin kamu tidak mau mengenalnya lagi.

Memaafkan secara aktif berbeda. Kamu memaafkannya dan tetap berusaha selalu dekat. Ada semacam kecenderungan bahwa, orang yang pernah melukai seseorang akan berusaha menjauh karena perasaan malu dan sebagainya. Karena itulah, kamu harus terus mendekatinya, bahkan kalau bisa melebihi apa yang kamu lakukan sebelum masalah itu terjadi. Menjaga hubungan itu bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang disakiti, kan?

Lalu, sedalam apa luka yang dirasakan itu?

Memaafkan berkaitan dengan seberapa dalam efek yang ditimbulkan ketika kamu menyakiti perasaan orang lain. Ketika dia berkata tidak mau lagi berhubungan denganmu, kamu harus bertanya apa penyebabnya, apa yang telah kamu lakukan sehingga dia memilih untuk pergi dan melupakanmu. Dalam hal ini, akan menjadi mudah kalau dia mau bercerita sehingga kalian bisa mencari jalan keluar terbaik.

Tapi kalau ternyata  dia enggan bicara, kamu harus melakukan segala cara agar masalah itu tidak semakin berlarut-larut.

Komunikasi adalah yang terbaik

Apapun alasannya, komunikasi adalah jalan terpenting yang harus dilalui untuk menjaga hubungan dengan orang lain. Jalinlah komunikasi yang baik dengan semua orang sehingga mereka bebas bercerita tanpa takut menyakitimu. Sehingga, ketika suatu saat ada hal yang melukai perasaanmu, mereka bisa lebih cepat menyadarinya.

Karena hubungan yang baik itu, hanya bisa dipertahankan dengan komunikasi yang baik juga. Tanpa hal itu, kamu tidak akan pernah mempunyai apa yang kita sebut sebagai 'orang-orang terdekat'. Saya jamin.

Pada akhirnya, maaf dan memaafkan bukan masalah yang sulit ketika kita bisa memahami dan menerapkannya dengan baik. Kiat-kiat diatas semoga bisa membuat saling memaafkan menjadi salah satu kebiasaan baikmu. Kamu akan merasakan hidup yang lebih bahagia dan menjadi teladan bagi orang lain. Hatimu menjadi yang terlapang karena sudah terbiasa minta maaf dan memaafkan.

Setuju? Kalau iya, silahkan share kepada teman dan orang-orang terdekat yang selalu menyayangimu.

Salam, dan jangan lupa bahagia!

---

Amanes Marsoum, CEO & founder Hatee.id, konsultan cinta, satu dari 51 sastrawan Indonesia (FAM, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun