Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Prospek Kesejahteraan dari Buah Durian yang Menuai "Jatuh Bangun"

25 Januari 2023   09:18 Diperbarui: 25 Januari 2023   09:32 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Durian Kampung (Kredit Foto: Portonews.com) 

Soal nilai ekonomis dari buah durian cukup menjanjikan. Saat ini standar harga yang dipatok yakni mulai dari Rp 15.000 bahkan lebih tergantung dari ukuran besar dan kecilnya buah. Harga ini merupakan standar yang dipasang oleh para petani di kampung. Atau sebagai harga pertama yang dipatok dari petaninya langsung. 

Cara memasarkannya pun rata-rata dipajang depan rumah atau dekat dengan jalan umum. Ada pula yang berinisiatif menjadi penadah dengan menampung semua jenis durian warga kemudian didistribusi langsung ke kota terdekat khususnya di Labuan Bajo sebagai kota Pariwisata Super Premium tersohor di NTT. 

Imbasnya pun bahwa berkat pemasaran buah durian ini beberapa warga sudah bisa membangun rumah baru bahkan membeli kendaraan baru plus melunasi mahar kawin yang tersisa. 

Oleh karena itu, melihat prospek positif ini, pemerintah desa berkolaborasi dengan dinas pariwisata Labuan Bajo (kok bukan dinas pertanian? Entahlah!) mengampanyekan kampung saya sebagai salah satu kampung penghasil durian. Sehingga dijuluki sebagai 'Kampung Durian'. 

Hal ini erat kaitannya dengan maraknya penyebaran industri wisata yang akhir-akhir ini sudah mulai merajalela. Kampung saya pun sejatinya memiliki potensi khusus menjadi destinasi wisata tani atau agrowisata khusus untuk buah durian. 

Akan tetapi, ini murni perasaan subyektif saya, bukan untuk pesimis tapi sebentuk awasan saja, kalau-kalau yang namanya kampanye ya tidak beda jauh dengan iklan atau reklame. Sebagai pelesetan dari situasi real karena selalu ada kepentingan politis di dalamnya. Buktinya hingga saat ini masih belum tampak perhatian ataupun perlakuan khusus yang mengarah pada pembentukan ikon khusus sebagai kampung durian yang berpotensial, selain bagi para wisatawan juga kesejahteraan para petani secara langsung. 

Mungkin saja masih butuh waktu lama. Ya, mungkin saja. Semoga saya tidak sedang berilusi.

Selanjutnya, sebagaimana tempat pemasaran buah durian sejauh ini masih mentok di Labuan Bajo, ternyata tak ayal selalu mendatangkan pelbagai keluhan tersendiri terutama dari para penadah, yang tentunya juga akan berimbas langsung pada petani di kampung saya. Akibat ketidakseimbangan soal permintaan dan penawaran. 

Sekalipun faktanya bahwa dengan meningkatnya status Labuan Bajo sebagai kota wisata super prioritas namun sejauh yang saya amati justru hanya menguatkan cengkeraman kapitalisme yang menguntungkan para pebisnis atau pemodal dan mungkin juga elite-elite pemerintah. Ini opini saya saja. 

Buktinya, pasokan durian yang masuk sampai di Labuan Bajo sangat membludak. Karena durian yang masuk berasal dari berbagai wilayah se-kabupaten Manggarai Barat bahkan ada yang dari luar. Hal menyebabkan persaingan sengit di antara para penjual buah durian. Hingga ada yang membusuk karena tidak ada permintaan khusus dari pembeli. Para penjual lokal pun dibiarkan terlantar dan merugi sedangkan para petani pun turut mengalami kerugian juga, karena daya beli yang rendah. 

Katanya jika hotel-hotel berbintang yang ada di Labuan Bajo sangat strategis bagi lakunya pasokan semua jenis buah-buahan termasuk durian. Ternyata faktanya justru berkehendak lain. Belum tampak semacam perjanjian khusus antara para petani buah lokal dengan pihak pengusaha hotel dan restoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun