Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Aksi Individu dan Politik terhadap Perubahan Iklim di Indonesia

14 Januari 2020   22:09 Diperbarui: 14 Januari 2020   22:15 2505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: m.jpnn.com

Berbagai negara maju telah berulang kali melakukan kesepakatan untuk mereduksi pemanasan global. Namun dalam kenyataannya, pemanasan global terus terjadi. Temperatur atmosfer semakin meningkat setiap tahun (telah mencapai 4o C di atas temperatur para industri) karena emisi greenhouse gases (GHG), terutama CO2 ke udara yang terus terjadi.

Akibatnya, setiap bagian dari belahan bumi ini mengalami masalahnya masing-masing seperti halnya kekurangan pangan, kekurangan air bersih, penurunan kesehatan dan kekurangan gizi, kelangkaan energi, punahnya biodiversitas, perubahan iklim yang tidak teratur, dan lainnya. (Bdk. Satryo Soemantri Brodjonegoro, " Eco-Techology: Masa Depan Indonesia", dalam Budi Sulistyo, Jodie Perdanakusuma dan Ninok Leksono (eds.): Jakarta, Kompas: 2010).

Kekhawatiran akan dampak buruk dari perubahan iklim tersebut maka sudah saatnya semua pihak menaruh perhatian penuh dalam upaya penanggulangannya melalui aksi nyata. Setiap orang dipanggil untuk bersama-sama mengambil kebijakan dan tindakan dengan intensi utama yakni menyelamatkan bumi sebagai rumah kita dan rumah harapan bagi generasi mendatang.

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa masalah perubahan iklim menyangkut siapa yang paling berhak atas lingkungan hidup (sumber daya alam), siapa yang berhak memutuskan dan melalui proses yang bagaimana, siapa yang diuntungkan dan dirugikan. Dengan demikian, semua individu dengan penuh kesadaran akan lingkungan hidup segera mengambil paradigma baru yang bertujuan untuk menjaga dan merawat bumi ini dari ancaman perubahan iklim yang semakin memburuk. Sedangkan dari ranah politik, para politikus dituntut agar segera membut kebijakan yang menyangkut nasib lingkungan hidup, sumber daya alam dan kelestarian fungsinya.

Peran dan Aksi Individu

Tanggung jawab terhadap pelestarian alam yang bertujuan untuk mencegah resiko buruk dari perubahan iklim merupakan tanggung jawab semua orang. Untuk mencegah terjadinya efek buruk tersebut setiap orang dituntut untuk mengembangkan sikap sadar akan lingkungan hidup. Sebab persoalan perubahan iklim terjadi akibat dari krisis lingkungan hidup. Dalam hal ini, pribadi manusia dijadikan pelaku utama yang memiliki pengaruh besar terhadap perubahan yang terjadi.

Oleh karena itu, hal yang paling utama yang mesti diubah adalah perubahan cara pandang atau membuat paradigma baru mengenai alam dan lingkungan hidup. Yang dibutuhkan adalah kesadaran baru bahwa alam dan lingkungan hidup mempunyai nilai pada dirinya sendiri yang sangat berharga. Dengan demikian, manusia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk menjaga alam dan lingkungan hidup, terlepas dari kegunaannya bagi kepentingan manusia.

Menanggapi hal tersebut, maka individu manusia sebagai pelaku utama dalam menanggulangi pemanasan global perlu melakukan beberapa aksi nyata berikut seperti dilansir dari sini, yaitu:

Pertama, Menghemat penggunanaan Listrik. Listrik merupakan salah satu sumber panas, yang berarti menyumbang pada peningkatan suhu bumi. Jika kita mencabut sumber listrik pada satu saja peralatan yang tidak terpakai, mungkin hasilnya tidak terasa. Tapi bagaimana jika 10 orang berpikir hal yang sama, dan semakin banyak aksi tersebut dilakukan, maka penghematan energi listrik menjadi sangat besar. Konsumsi daya pada pembangkit listrik pun berkurang, sehingga panas yang dihasilkan pun menurun.

Kedua, Menghemat pemakaian air. Cuaca yang tidak dapat lagi diprediksi membuat bencana alam tak terduga bisa datang kapan saja, salah satunya adalah banjir. Volume air laut yang meningkat diakibatkan mencairnya es di kutub, membuat siklus turunnya hujan semakin sering. Apa hubungannya dengan menghemat air? Dengan tidak membuang-buang air, maka volume air di saluran buang yang tinggi tidak menjadi salah satu penyebab banjir, selain karena kebiasaan buang sampah sembarangan.

Ketiga, Melakukan 5R (Rethink, Reduce, Reuce, Recycle, Replace)Rethink, mengubah pola perilaku produksi dan konsumsi barang dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk dilakukannya daur ulang. Reduce, mengurangi penggunaan barang atau material yang digunakan sehar-hari agar dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mengurangi pula sampah yang dihasilkan. Reuse, menggunakan kembali barang atau material yang telah digunakan dan sebisa mungkin menghindari barang atau material dengan jenis yang hanya untuk sekali pakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun