Mohon tunggu...
Amanda Widyanti
Amanda Widyanti Mohon Tunggu... -

a girl with a mind.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pencerahan Minggu Ini,.

28 November 2011   13:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepatnya 23 November 2011 pukul 19.32 saat saya memasuki pintu Audit Sylva Pertamina di Fahutan IPB setelah mengikuti rapat terakhir Kominfo BEM TPB 47 (iya, sedih rasanya :’>). Memasuki pintu ini, rasanya biasa saja. Karena toh, saya sudah sering ke Audit yang relatif baru ini. Di depan pintu seperti biasa, ada yang menyambut peserta. Saya kemudian dibekali dengan sekotak makan malam dan sekotak snack, tambahan, segelas air mineral yang merknya tidak perlu disebutkan (oke mulau ngelantur).

Anyways...kemudian, saya masuk (iyalah). Awalnya duduk di kursi paling belakang, namun karena suatu hal—menghampiri teman yang duduk di tengah dan ada sesuatu yang perlu dibicarakan—saya akhirnya maju. Tas saya tinggal tetap di bangku belakang, makanannya yang saya bawa. #eh #gubrakMan.
Sebenarnya, acara ini sudah berlangsung sejak pukul 5 sore. Namun karena rapat terakhir Kominfo tadi, saya baru bisa mengikuti dari jam 19.32-an. Materi saat itu disampaikan oleh Bapak Arief Munandar. Awalnya sih biasa saja. Tapi lama-kelamaan, semakin banyak slide yang diklik, semakin menggumpal kata-kata yang disampaikan, semakin menusuk sarkasme yang diutarakan, semakin panas sesi ini. Wuih. Salah dua kalimat yang akan saya ingat sampai kemudian hari (terimakasih Pak Arif, bapak nggak akan tau seberapa banyak) adalah :

PROSES itu urusan kita. Public butuhnya HASIL
Dan,
Orang Dewasa itu tidak menjadikan MEANS sebagai ENDS.

Maksudnya...
Means itu adalah proses, dan ends adalah hasil. Ibaratnya, saat kita mendapat nilai jelek, yang kita gadang-gadangkan kemudian hari adalah : ‘saya sudah berusaha keras, saya sudah begadang, saya SUDAH bla bla dan bla’ begitu terus hingga akhirnya, PROSESlah yang DISALAHKAN.

Padahal, Public membutuhkan HASIL kita. ENDS kita. BUKAN MEANS. Nyesek memang, tapi sebenarnya memang BENAR.
Coba deh, dalam BEM misalnya. Segenap mahasiswa IPB yang tidak bergabung dalam BEM, mana mau tau usaha-usaha yang dilakukan Presma, Mentri, Sesmen, dan Staff-staff BEM. Yang mau mereka tau adalah, Mana nih kinerja BEM tahun ini? Apa nih efeknya buat kita? masalah Presmanya begadang mikirin event yang akan dilangsungkan, masalah Sesmennya nangis-nangis gara-gara proposal revisi terus, masalah staff-staffnya jingkrang-jingkrak ngalor-ngidul bolak-balik rektorat ngurusin surat atau apapun itu, public nggak akan perlu dan nggak akan mau tau.
Usaha kita itu, PROSES kita itu, cukup KITA dan TUHAN yang tau.
Selebihnya, tunjukkan hasil yang maksimal.
Kalau prosesnya udah bener, masa sih hasilnya salah?
#Jleb
Rasanya nusuk sampe bolong ini perasaan. Iya, seriusan, saya nggak lebay.
Ada sedikit hubungan dengan definisi IKHLAS yang digembar-gemborkan oleh aktifis. Ada tali-temali yang menghubungkan dengan KONTRIBUSI yang selalu menjadi jawaban saat sesi wawancara masuk organisasi.
Karena PUBLIC butuh BUKTI, butuh HASIL. Sebodo teuing sama PROSES kita. Mau begadang kek, nangis kek, buat apa dicerita-ceritain. Cukup Tuhan yang tau :)
sebelumnya dipost di : http://www.mandawdyt.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun