Mohon tunggu...
Amanda MailafaizaSuryanto
Amanda MailafaizaSuryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Nasional

Alam menginspirasi manusia berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Mengulas Kejanggalan Film Ice Cold: Murder Coffee And Jessica Wongso

30 Oktober 2023   20:56 Diperbarui: 30 Oktober 2023   21:18 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuh tahun lalu pada 6 Januari Tahun 2016 kasus pembunuhan "Kopi Sianida" menuai perhatian publik untuk waktu yang lama, kasus ini terjadi di cafe Olivier Grand Indonesia Jakarta Pusat. Korban dalam kasus ini adalah seorang wanita cantik yang berumur 27 Tahun ia bernama Wayan Mirna Salihin. Fakta mengungkapkan bahwa Wayan Mirna Salihin memiliki kembaran yaitu Made Sandy Salihin, kasus ini kembali menarik perhatian publik.

Setelah hadirnya film dokumenter by Netflix yang bertajuk Ice Cold : Murder, Coffee and Jessica Wongso film ini sudah tayang sejak Kamis 28 September 2023 only on Netflix. Dalam film dokumenter tersebut menceritakan sisi lain dan menimbulkan presepsi baru dari kasus pembunuhan kopi sianida yang masih misteri. Terdapat juga sejumlah potongan fakta yang tidak diketahui oleh publik turut diungkap dalam film ini. Dalam film dokumenter Ice Cold : Murder, Coffee and Jessica Wongso by Netflix Made Sandy Salihin mengungkapkan bahwa ia dan Wayan Mirna Salihin sama-sama penikmat kopi dan Sandy juga tidak menyangka bahwa kembaran nya mati karena meminum es kopi Vietnam pada saat Mirna meet up bersama kedua sahabatnya yaitu Hani dan Jessica di cafe Olivier Grand Indonesia Jakarta Pusat.

Pada hari kejadiaan Jessica datang terlebih dahulu sebelum pukul 16:00 WIB dengan membawa beberapa paper bag dan ia berinisiatif memesan minuman terlebih dahulu sebelum Mirna dan Hani datang. Jessica order 1 es kopi Vietnam, 2 cocktail. Tidak lama setelah minuman datang Mirna dan Hani sudah sampai di cafe. Posisi table mereka duduk tidak sepenuhnya dapat terlihat oleh cctv dan ada pergerakan Jessica memindahkan beberapa paper bag di depan minuman mereka. Gerakan tersebut menimbulkan beberapa asumsi bahwa Jessica lah yang menaruh racun Sianida nya.

Mereka bertiga sedang ngobrol seperti biasanya saat Mirna meminum es kopi Vietnam yang dipesan oleh Jessica, Mirna langsung mengeluarkan busa dari mulutnya tidak lama kemudian pertolongan datang dan langsung dibawa ke RS Abdi Waluyo menggunakan mobil pribadi bukan Ambulance sampai rumah sakit nyawa Mirna tidak dapat tertolong lalu pihak rumah sakit mengambil sampel cairan lambung Mirna, kemudian hasil tes setelah 70 Menit kematian dinyatakan bahwa lambung Mirna negatif mengandung racun Sianida. Ditemukan dalam Es Kopi Vietnam itu terdapat racun Sianida sebanyak 7400 mg.

Berdasarkan fakta dan data yang DR Budi Budiawan Chemical Toxicologist dapat bahwa secara ilmiah racun Sianida yang awalnya berbentuk cairan bisa berubah menjadi gas. Jika itu terjadi dan disuatu area yang tertutup maka gas tersebut akan kemana-mana. Apabila Sianida itu ada didalam kopi tersebut maka seluruh orang yang berada dalam cafe tersebut akan pingsan setelah menghirup gas Sianida, tapi nyatanya tidak semua orang dalam kondisi baik sedangkan kondisi tubuh Mirna sudah pingsan dengan mengeluarkan busa dan saat Mirna mati tubuhnya berwarna biru.

DR Djaja Surya Atmadja Forensic Pathologist menyatakan bahwa jika seseorang mati terpapar racun Sianida maka tubuhnya akan bereaksi merah seperti Cherry Red tetapi nyatanya tubuh Mirna berwarna biru dan pada saat sidang berlangsung dihadapan hakim ada 2 foto wajah Mirna yang pertama berwarna biru dan yang kedua berwarna merah. Menurut DR Djaja Surya Atmadja bisa saja zaman sudah canggih semua bisa diubah.

Reza Indragiri Forensic Psychologist menyatakan ada ahli yang mencoba memeberi label kepada terdakwa bahwa terdakwa ini memang orang jahat, memang kriminal sejati dengan cara melihat bentuk hidung atau melihat tarikan bibir, yang mana menurut Reza Indragiri hal ini merupakan teori usang. Ia juga sempat menemukan sejumlah uang ditasnya yang dimaksud untuk tidak terlalu banyak bicara.

Kejanggalan yang terdapat pada film dokumenter tersebut yakni pihak keluarga tidak mengizinkan untuk mengotopsi tubuh Mirna secara menyeluruh, pihak keluarga akhirnya memilih jalan tengah dengan mengambil sample dari sejumlah organ tubuh Mirna, hanay diambil sample pada lambung, hati dan empedu itupun setelah 3 hari kematin Mirna. Hal ini menjadi aneh karena dalam kasus pembunuhan untuk menemukan pelakunya, harus dilakukannya otopsi pada tubuh korban sehingga bisa menyimpulkan siapa pembunuh yang sesungguhnya.

Zat racun Sianida ditemukan didalam tubuh Mirna setelah 3 hari kematian sebanyak 0,2 mg hal ini menjadi janggal sebab kenapa setelah tiga hari kematian baru ditemukan zat tersebut dan kecil hanya 0,2 mg. Jadi kadar sianida itu tidak berpengaruh atas kematian Mirna. Tetapi ketika zat Sianida dalam jumlah tertentu bisa menjadi racun yang berbahaya karena bisa mematikan dalam waktu yang singkat setelah paparan. Dosis Sianida yang bisa mematikan pada orang dewasa yaitu sebesar 50-200 mg.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun