Mohon tunggu...
Amanda Nurul Istiqomah
Amanda Nurul Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Peradaban. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Dongeng sebagai Media Trauma Healing

3 Januari 2023   15:00 Diperbarui: 3 Januari 2023   15:14 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat ini Indonesia sering mengalami berbagai bencana disebabkan karena faktor cuaca ekstrim yang terjadi, seperti longsor, angin puting beliung, dan juga banjir. Banjir menjadi permasalahan yang sering kali dibahas hal ini sebenarnya disebabkan karena kurangnya daerah resapan air, sehingga air meluap ditambah lagi curah hujan yang tinggi. 

Tidak hanya satu ataupun dua wilayah yang terdampak, tetapi ada banyak wilayah yang mengalami kerugian material bahkan sampai korban jiwa. Hal seperti inilah yang menyebabkan anak-anak mengalami trauma.

Menghadapi kejadian ini, langkah seperti apakah yang harus dilakukan oleh pemerintah atau pihak tertentu dalam menanggulangi trauma yang terjadi pada anak-anak korban bencana?

Permasalahan trauma pada anak bukanlah hal yang sepele. Harus segera ditangani supaya psikologi anak tetap terjaga. Langkah penanggulangan yang bisa dilakukan yaitu dengan pemanfaatan cerita dongeng sebagai media trauma healing. Dongeng adalah karya sastra lama ini berisikan cerita penuh khayalan yang oleh masyarakat umum dianggap sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi.

Biasanya diturunkan secara turun-temurun oleh nenek moyang melalui lisan ataupun tulisan kepada anak cucunya sebagai media pembelajaran. Sekarang, dongeng tidak hanya sebagai media pembelajaran saja, tetapi juga memiliki sifat khusus yaitu menghibur. Oleh karena itu, cerita dongeng ini bisa dijadikan sebagai media trauma healing bagi korban bencana terutama pada anak-anak.

Trauma adalah kejadian yang tidak menyenangkan, baik fisik maupun psikis, yang dialami seseorang, termasuk anak usia dini, sampai mengganggu fungsi diri sehari-hari (Hasiana, 2019). Jadi, trauma healing itu sendiri adalah suatu proses penyembuhan setelah trauma yang dilakukan agar seseorang bisa terus melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang kejadian tersebut.

Trauma healing dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti hipnoterapi, farmakoterapi, terapi psiko dinamik, terapi kelompok dan lainnya di mana yang saya hadapi adalah anak usia dini maka mengatasi trauma healing dengan mendongeng adalah pilihan saya karena memiliki majuan agar anak mampu memiliki pikiran atau hal-hal positif. Hana Marita Sofianti (kompasiana, 6 Desember 2022).

Tahapan trauma healing yang dilakukan pertama, pengenalan kegiatan. Tahap kedua, penyusunan materi yang akan disampaikan. Tahap ketiga, pelaksanaan. Pada tahap ketiga ini, bagian dimana pengumpulan anak-anak sebagai sasaran kegiatan trauma healing dan menyampaikan dongeng yang berjudul "Ulah Si Kancil di Kota Jakarta". 

Cerita ini menyampaikan dampak dari membuang sampah sembarangan yang menyebabkan banjir dengan pesan moral yang tergambarkan dengan jelas dari tokoh. 

Tahap terakhir, pelaporan. Bagian ini menyampaikan mengenai hasil dari kegiatan trauma healing tersebut, dengan melihat ketercapaian melalui observasi dan wawancara setelah kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut juga bisa diselingi dengan ice breaking yang mengandung unsur nilai keakraban dan komunikasi yaitu, melalui gerak dan bernyanyi bersama-sama.

Dalam proses mendongeng menurut Bunanta (2005) menyebutkan ada dua teknik yang dapat digunakan yakni teknik read aloud dan teknik mendongeng tanpa teks (storytelling). Tetapi, saat pelaksanaan trauma healing pada anak-anak korban bencana sebaiknya menggunakan teknik mendongeng tanpa teks (storytelling). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun