Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Diary

"Bu, Aku Mau Menikah" (My Journey)

23 Februari 2021   09:43 Diperbarui: 23 Februari 2021   09:49 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mmmm kaget banget sih. Waktu aku kasih izin mereka menikah sebelum Si Gadis berangkat ke Mesir, ga terpikir hanya butuh hitungan bulan anakku mengajukan ijin untuk menikah. Apa lagi saat itu anakku masih sangat muda, 19tahun dan belum ada pekerjaan pasti. Aku benar-benar kaget dan galau banget. Berbagai pertanyaan, keraguan, kecemasan dan ntah apa lagi jadi satu dihati dan diotakku. Sementara anakku laki-laki yang akan menjadi imam.

"Mau dikasih makan apa anak orang, Nak?" Itu pertanyaanku yang pertama meluncur.

"Nasi lah, Bu. Masa' makan batu sih," dengan santai anakku jawab.

Kemudian anakku ngutip dari Surah An-Nuur ayat 23

take from rumaysho.com
take from rumaysho.com
Aku terdiam. Aku yang tidak terlalu dalam tau tentang agama di sodorkan ayat. 

Walau tidak setiap saat membahas tentang keinginan anakku untuk menikah, bukan berarti aku mendiamkan. Segala hal berkecamuk dihati dan otakku. Dan anakku pun tidak setiap hari merong-rong jawabanku, atau memaksa aku untuk segera meng-iya-kan. Aku menyebutnya anakku dan Si Gadis bermain cantik. Anakku akan bicara saat ada momen yang pas, begitu juga si Gadis. Dan aku beneran bisa berpikir dan menimbangkan tanpa beban dan merasa dipaksa.

Aku tidak bisa menolak saat ayat dijadikan senjata dua anak-anak ini. Karena, saat aku berkomunikasi dan membicarakan ini ke Si Gadis, masalah rejeki Si Gadis pun kompak dengan anakku, menggunakan An-Nuur ayat 23. Padahal aku tidak pernah kasih tau kapan akan chat dengan Si Gadis. Tidak mungkin aku meragukan apa pun yang dikatakan Allah.

take from facebook kajian sunah
take from facebook kajian sunah

Ya. Aku mencoba mengurai satu-satu apa yang menjadi keberatan diaku. Memang ya, bicara lebih mudah dari pada melakukannya. Aku benar-benar dilanda kegalauan. Gimana ga, setelah masalah rezeki. Beralih kepertanyaan berikutnya, "mampukah anakku?".

Aku tau, Allah tidak akan memberikan apa pun ke umatNya diluar kemampuan umat-Nya. Dan aku butuh perjuangan luar biasa untuk menerima kalimat itu dan di berlakukan buat anakku. Sampai pada satu titik aku bertanya pada diriku sendiri, "Anakku itu milik Allah. Yang punya aja percaya, kenapa kamu ga percaya?" Dan pertanyaan itu berminggu-minggu jadi hantu buat aku. Selain itu aku teringat satu hadist atau ayat ya, yang melarang orang tua menunda saat anaknya meminta izin menikah. Karena didalam Islam menikah menyempurnakan syari'at, menjauhi zinah dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Melihat aku masih belum kasih "lampu hijau," anakku kembali satu hadist :  "Nabi Muhammad SAW bersabda, Barang siapa diantara remaja menikah dalam usia m uda, maka menangislah setan. Dan dia mengeluh , ‘Aduh celaka aku, agamanya telah terpelihara dari godaanku,“(HR. Ibnu Addi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun