Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita Kongres Anak Indonesia 2020

23 September 2020   06:42 Diperbarui: 23 September 2020   07:35 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi dari 3 hari penyelenggaraan itu dibagi 2 sesi. 1 hari pembekalan buat fasilitator anak, setiap daerah diwakili 1 orang anak yang nantinya akan menjadi fasilitator atau memandu jalannya sidang komisi. Dan sisa 2 hari diisi dengan sidang komisi-komisi untuk merumuskan apa yang akan menjadi rekomendasi anak-anak yang akan diajukan ke pemerintah untuk bisa dijadikan rekomendasi agar mereka bisa memanfaatkan jaringan internet yang bebas dari iklan rokok dan pornografi.

Readers,

Selain sidang komisi, sebagaimana biasanya kongres dilaksanakan Kongres Anak Indonesia pun juga diisi dengan Sidang Paripurna. Sidang Paripurna Pertama merupakan sidang yang membahas tentang Tata Tertib, baru sidang paripurna pertama dan baru membahas tata tertib keseruan sidang sudah terasa. Dan pastinya diwarnai dengan celetukan lucu dan omongan polos anak-anak, seperti "aku low batt."

"Pimipinan Sidang, sudah bisa break? Kami pulangnya jauh."

Ga salah sih, karena serunya mereka membahas butir-butir yang akan jadi rekomendasi membuat jadwal sidang yang harusnya selesai jam 15.00 wib, harus ditambah 30 menit dengan kesepakatan bulat semua peserta kongres.

KONGRES ANAK VIRTUAL PERTAMA

doc by lpa
doc by lpa
Readers,

Ini menjadi kongres anak nasional pertama yang diselenggarakan secara virtual. Walau tidak bertemu secara fisik tidak mengurangi keseruan jalannya kongres. Ini terlihat dari mulai masa pendaftaran, kemudian saat registrasi di waiting room zoom meeting hingga saat kongres beneran berjalan, antusias dari anak-anak yang akan berkongres dan orang dewasa yang bertugas mendampingi anak-anak didaerah. Walau pun pendamping dewasa hanya jadi penonton. Istilah kasarnya, "ini urusan anak-anak, orang dewasa jangan ikut campur."

Keterbatasan ruang temu pun tidak membuat anak-anak ini kesulitan berkomunikasi dan menjalin silaturahmi, memiliki teman baru dan bercengkrama. Ada sih celutukan mereka yang menyesalkan kongres hanya bisa dilakukan secara virtual, karena terbayang serunya mereka jika bisa kongres bisa dilakukan secara langsung.

Readers,

Memang ya, kondisi saat ini yang membuat kita sangat bergantung dengan keberadaan jaringan internet untuk berkomunikasi. Memudahkan sih sebenarnya untuk berkomunikasi, tapi tidak menuntaskan kebutuhan kodrat manusia sebagai mahluk sosial untuk bertemu dan bertatap muka. Ya, kita memang harus memuaskan diri, karena masih bisa berkomunikasi dan bertatap muka secara virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun