Readers, dalam rangkaian Hari Tanpa Tembakau Dunia 2019 yang diperingati setiap 31 Mei, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular atau P2PTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyelenggarakan workshop selama 2 hari, 18-19 Juni 2019, di Hotel Royal Kuningan dan beberapa rumah sakit di Jakarta.
Acara yang dihadiri sejumlah pelaku dan petugas kesehatan, termasuk staff rumah sakit, dan para blogger di bagi dua  sesi besar, 18 Juni pembekalan materi yang di adakan di Hotel Royal Kuningan dan kunjungan setengah hari ke rumah sakit yang sudah dipilih oleh panita. Kunjungan ini dikhususkan untuk para blogger aja sih.Â
Tujuannya, pasti lah agar para blogger bisa memberikan informasi tentang kesehatan, pencegahan penyakit, terutama penyakit tidak menular, dan penyembuhannya.
Mengangkat tema tentang penyakit tidak menular, kita di buat sadar begitu banyak penyakit mengincar dikehidupan kita sebenarnya, terutama yang diakibatkan pola hidup yang tidak sehat.Â
Seperti kalau kita mengkonsumsi lemak dan karbohidrat berlebih, namun kita kurang bergerak. Hasil pembakaran karbohidrat yang seharusnya tersalurkan menjadi tenaga, karena tidak terjadi pembakaran oleh kegiatan fisik tubuh, menjadi tumpukan lemak ditubuh. Tumpukan lemak ini tidak sekedar menjadi awal obesitas, atau kegemukan, tapi juga menjadi pemicu penyakit. Tidak menular sih, tapi cukup menakutkan.
Kemudian ada hal yang kita anggap sepele dan ga penting, paparan asap rokok! Paparan asap rokok ternyata menjadi salah satu penyebab tercetusnya peyakit tidak menular, dan cukup akut. Terlihatkan, kembali pola hidup yang tidak baik dan tidak sehat.Â
Padahal jumlah perokok mengalami peningkatan, sementara usia perokok pemula semangkin muda. Ini bisa menjadi indikasi makin mudanya usia saat seseorang ditemukan memiliki riwayat penyakit jantung, gula bahkan kanker, walau pun beberapa penyakit bisa jadi karena ada factor keturunan, namun terbukti factor genetic sebagai penyebab sebuah penyakit hanya 10%, sisanya adalah factor kesehatan lingkungan dan gaya hidup.
Di hari kedua para bloger diberi kesempatan untuk melihat beberapa rumah sakit, dan berinteraksi dengan para penyandang penyakit tidak menular. Kami di bagi ke beberapa grup, kebetulan aku mendapat jatah ke rumah sakit kanker Dharmais. Rumah sakit kanker terlengkap yang dimiliki Indonesia, dan menjadi salah satu rumah sakit rujukan, terutama untuk penderita kanker.Â
Pada paparan yang disampai Direktur RS Dharmais, H. Abdul Kadir, Ph. D, Sp. THT-KL, aku mendapat jawaban yang selama ini menggelitik. Beberapa orang, terutama konglomerat dan pejabat, kenapa lebih memilih berobat kanker ke luar negeri? Apakah dunia medis kita tidak mampu? Terus, yang beredar di masyarakat tentang lambatnya penanganan medis terhadap pasien kanker, serta isu bahwa kanker tidak termasuk penyakit yang ditanggung BPJS. Direktur RS Dharmais berharap dengan keterangan yang dia berikan, bisa menjawab hoaks yang beredar dan menjadi perhatian bagi pemerintah.
Bukan hanya kanker, tapi semua layanan rumah sakit tidak bisa di covered BPJS kalau yang bersangkut mengkonsumsi rokok dan aktif. Jadi salah tanggapan yang mengatakan kanker tidak bisa dibiayain dari BPJS. Dicovered kok, cuma harus melalui alur berjenjang, dari mulai puskesmas atau dokter keluarga. Dan ini lah yang sedang diperjuangkan, agar penderita kanker bisa langsung ke rumah sakit, agar bisa di atasi sedini mungkin.
Informasi mengenai Penyakit Tidak Menular lainnya bisa mengunjungi Website resmi P2PTM
https://twitter.com/p2ptmkemenkesRI
https://www.instagram.com/p2ptmkemenkesri/