Mohon tunggu...
Amal Taufik
Amal Taufik Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecinta masakan kambing garis keras.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mak Yah

1 Januari 2016   15:47 Diperbarui: 1 Januari 2016   15:47 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kampus aku sering mengampanyekan nasi pecel Mak Yah kepada teman-teman. Hasilnya tidak sia-sia, teman-temanku banyak yang ketagihan makan di sana. Banyak sebutan disematkan untuk nasi pecel Mak Yah oleh teman-temanku. Rusdi selalu bilang, “Aku sudah makan tadi di Tlogomas,” Itu artinya ia baru saja makan di Mak Yah yang memang tempat berjualannya di tlogomas. Abednego bilang, “Ayo besok kita makan di nasi pecel satu hari,” Menurutnya makan nasi pecel Mak Yah bisa membuatnya kenyang dalam satu hari. Doni menyebutnya “Pecel Bu Jutek” karena Mak Yah tak pernah tersenyum ketika melayani pembelinya.

Di kota ini, banyak sekali pendatang dari berbagai daerah yang mengadu nasib. Tidak sedikit di antara mereka yang memilih bisnis makanan. Salah satunya berjualan nasi pecel. Mereka biasanya menamai warung nasi pecel mereka dengan embel-embel daerah asal mereka. Di belakang kampusku ada Nasi Pecel Blitar, di samping kosku ada Nasi Pecel Madiun, ada juga Nasi Pecel Ponorogo, Nasi Pecel Tumpang Kediri, dan sebagainya, dan sebagainya.

Hampir semua nasi pecel sudah pernah aku jajaki. Aku hafal betul perbedaan dan persamaan setiap nasi pecel. Nasi pecel Kediri dalam penyajiannya selalu ditambahkan sambal tumpang yang terbuat dari tempe busuk. Nasi pecel Blitar di atas bumbu pecelnya biasanya ditambahi taburan serundeng. Nasi pecel Madiun punya ciri khas penyajian menggunakan pincuk. Nasi pecel Ponorogo ciri khasnya terletak pada lauk pauknya yang hanya keripik tempe atau rempeyek.

Sedangkan nasi pecel Mak Yah amat sangat berbeda dari semua nasi pecel yang ada di kota ini. Jika nasi pecel lain punya kesamaan dalam penggunaan sayuran rebus; kacang panjang, taoge, mentimun, daun singkong, dan daun kemangi, Mak Yah berbeda. Ia hanya menggunakan dua jenis sayuran rebus; taoge dan sawi. Mak Yah menurutku juga cukup berani dalam menabrak pakem dunia nasi pecel dengan menambahkan kuah rawon ke dalam nasi pecelnya.

Pak Naryo bilang Mak Yah mengadopsi konsep rujak soto asal Banyuwangi. Rujak petis yang disiram soto daging. Kata Pak Naryo, Mak Yah mencoba membuat konfigurasi seperti itu, antara pecel dan kuah rawon.

Menurut Pak Kardi beda lagi, nasi pecel Mak Yah bisa ditemui di sepanjang jalur pantura Jawa Timur. Di sana banyak penjual nasi pecel yang sama seperti Mak Yah, nasi pecel kuah rawon. Pak Kardi jika sedang melawat ke daerah pantura sering disuguhi menu itu.


Aku pernah mengajak keluargaku sarapan di warung Mak Yah. Bapakku membabat habis seporsi nasi pecel kuah rawon lengkap dengan dua potong daging sapi. Arinda, adikku, tidak kuat menghabiskan satu porsi nasi pecel tanpa kuah rawon. Sehingga aku dengan senang hati menjadi tukang sapu bersih makanan Arinda. Ibuku usai membayar makanan membeli satu bungkus bumbu pecel Mak Yah untuk dibawa pulang. “Bumbunya enak. Nanti di rumah mau tak tiru,” Kata ibu.

Jika suatu hari nasi pecel Mak Yah tutup, pelanggannya pasti protes ketika Mak Yah buka lagi. Mereka protes seperti anak ayam yang bercicit ketika melihat induknya datang membawa makanan. Mak Yah dengan dingin, tanpa menoleh, tanpa tersenyum, hanya menyahuti ketus “Mbok pikir aku iki robot ta rek?” Mereka lalu tertawa.

Ketika aku hampir lulus kuliah nasi pecel Mak Yah masih terkenal di kampusku. Namun kali ini ada satu orang lagi yang ikut terkenal, yaitu Bening. Kabarnya, Bening adalah putri Mak Yah sekaligus orang di balik kelezatan bumbu pecel Mak Yah. Bumbu pecel yang memiliki cita rasa manis pedas yang kuat. Teksturnya sedikit kasar sehingga ketika mengunyah ada sensasi kriuk. Beberapa teman perempuanku yang jago masak bilang, selain kacang tanah, ada campuran kacang mede juga di dalamnya.

Abednego mengaku pernah bertemu Bening di pasar. Ia lihat Bening sedang belanja kencur, gula merah, garam, cabai, daun jeruk purut, kacang tanah, dan kacang mede. Yudha pernah dengar cerita dari seorang pelanggan Mak Yah kalau Mak Yah sebenarnya bukan orang asli kota ini. Ia merantau ke sini karena ingin menemani Bening yang kuliah. Rusdi mengaku pernah melihat Bening sedang menumbuk bumbu pecel di kontrakan Mak Yah yang kebetulan letaknya di samping kontrakan pacarnya.

Hingga datang satu pagi yang menyebalkan bagiku dan bagi para pelanggan Mak Yah yang lainnya. Warung Mak Yah tutup dalam waktu yang lama. Entah apa yang terjadi pada Mak Yah, aku pikir hanya satu dua hari atau paling lama seminggu ia akan tutup. Ternyata tidak, sudah hampir satu bulan ia tidak kunjung buka warung. Semua perabotan warungnya kata Yudha semalam sudah diangkut truk. Mungkin Mak Yah pindah tempat jualan, pikirku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun