Mohon tunggu...
Amalia ZulvaZain
Amalia ZulvaZain Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Suka ketenangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecemasan Berlebih dalam Menyelesaikan Tugas Kuliah: Tinjauan dari Prespektif Psikologi Pendidikan

27 September 2025   09:24 Diperbarui: 27 September 2025   09:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai mahasiswa semester 3 pasti sudah tidak heran dengan adanya tugas-tugas kuliah yang  banyak sekali. Setiap dosen pasti memberikan tugas sesuai mata kuliah yang diampu sebagai penilaian, mengasah critical thinking mahasiswa, memperdalam pemahaman materi, dan ketrampilan akademik. Namun dengan pemberian tugas tersebut banyak mahasiswa merasakan kecemasan berlebih terhadap tugas kuliah mereka. Mahasiswa merasa cemas karena mereka merasa khawatir, tertekan, dan takut karena adanya tuntutan tugas tersebut. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya konsentrasi, motivasi, dan tidak maksimalnya pemahaman terhadap materi. Oleh karena itu artikel ini bertujuan menjelaskan fonomena kecemasan pada mahasiswa terhadap tugas kuliah dan tinjauan relevansinya dengan teori psikologi pendidikan.

Kecemasan akademik adalah kecemasan yang muncul dalam konteks kegiatan belajar dan tuntutan akademik. Seperti ujian, presentasi, dan tugas kuliah. Kecemasan biasanya muncul karena mahasiswa merasa adanya ketidakseimbangan antara tuntutan akademik dengan keyakinan mahasiswa terhadap kemampuan dirinya. Pada tugas kuliah kecemasan muncul karena disebabkan beberapa hal seperti standar tinggi dari dosen, kemampuan mencari materi yang relevan, takut gagal, menunda mengerjakan tugas, factor lingkungan yang tidak mendukung seperti teman kelompok yang tidak bisa diajak kerja sama, dan banyaknya tugas yang diberikan secara bersama dengan waktu yang terbatas.

Dampak kecemasan terhadap tugas tidak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berdampak pada aspek kehidupan mahasiswa seperti:

  • Terganggunya aspek kognitif (pola pikir dan konsentrasi). Mahasiswa yang mengalami  kecemasan berlebih terhadap tugas akan mengalami konsentrasi menurun dalam memahami materi, sulit mengingat meteri, ragu mengambil keputusan bahkan sampai menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan kegagalan dari pada menyelesaikan tugas.
  • Aspek afektif (emosi dan perasaan) Kecemasan menyebabkan perasaan gelisah, tegang, hingga kehilangan motivasi belajar. Hal tersebut mengakibatkan mahasiswa merasa tidak berharga, putus asa, dan mengalami kelelahan emosional.
  • Aspek fisiologis (respon tubuh). Saat terjadi kecemasan tubuh akan merespon dengan gejala seperti jantung berdebar, keringat dingin, sakit kepala, susah tidur, dan nafsu makan menurun. Karena respon tersebut tubuh akan mengalami penurunan dan akan menganggu kemampuan belajar.
  • Aspek perilaku (tindakan nyata). Mahasiswa yang mengalami kecemasan berlebih cenderung akan menunda tugas atau bahkan memilih untuk tidak berusaha mengerjakan tugas. Jika hal tersebut terus dilakukan kecemasan akan semakin parah dan akhirnya menurunkan kualitas akademik dan merusak reputasi diri mahasiswa itu sendiri.
  • Aspek sosial (hubungan dengan orang lain). Kecemasan juga berdampak pada interaksi sosial seperti mahasiswa takut bertanya kepada dosen tentang kejelasan tugas dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan. Mahasiswa merasa takut bertanya karena terkadang dosen memberi respon yang mengenakkan hati sehingga mahasiswa merasa trauma dan takut bertanya.

Berbagai teori psikologi Pendidikan juga membantu menjelaskan fonomena ini

  • Teori Behaviorisme. Kecemasan muncul sebagai respon terhadap stimulus tertenu. Contohnya pengalaman buruk terhadap tugas sebelumnya yang dapat menyebabkan kecemasan pada tugas selanjutnya.
  • Teori Kognitif . Kecemasan terjadi karena pola pikir mahasiswa yang berpikir tidak mampu mengerjakan tugas dan berpikir pasti akan gagal mengerjakan tugas. Hal tersebut menyebabkan ketegangan, sulit berkonsentrasi, dan akhirnya menunda mengerjakan tugas.
  • Teori Humanistik. Munculnya kecemasan kerena mahasiswa merasa tidak mampu mengembangkan potensinya seperti menganggap tugas yang diberikan sebagai beban bukan sebagai mengaktualisasi dirinya. Karena itu dapat menambah rasa cemas pada mahasiswa.
  • Teori Social-Kognitif (Bandura). Menekankan pentinganya sikap self efficacy (yakin terhadap diri sendiri). Mahasiswa yang memiliki keyakinan rendah terhadap dirinya cenderung merasa panik ketika mendapat tugas besar dan merasa tidak mampu menyelesaikan tugasnya. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki keyakinan tinggi terhadap dirinya akan merasa mampu meyelesaikan tugasnya. Itulah pentingnya self efficacy untuk kesehatan mental mahasiswa.

Keempat teori ini menjelaskan bahwa kecemasan yang dialami mahasiswa muncul dari pengalaman belajar sebelumnya, pola pikir, kebutuhan psikologis, dan kayikan diri mahasiswa. Teori psikologi pendidikan tidak hanya menjelaskan penyebabnya tetapi juga memberikan strategi penanganan kecemasan akademik.

  • Reinforcement Positif. Dosen memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang telah berusaha menyelesaikan tugas meskipun belum sempurna bukan hanya apresiasi pada hasil akhir agar mahasiswa merasa dihargai.
  • Cognitive Restricting. Mengubah pola pikir negatif mahasiswa menjadi lebih rasional. Dosen mengarahkan mahasiswa untuk berusaha sedikit demi sedikit untuk menghasilkan hasil tugas yang baik.
  • Peningkatan self efficacy. Membangun keyakinan diri melalui pencapaian kecil yang bertahap. Dosen memberikan tugas sederhana kemudian secara bertahap meningkatkan Tingkat kesulitannnya. Dengan begitu mahasiswa merasakan keberhasilan dan memperkuat rasa percaya diri.
  • Penguatan Dukungan Sosial. Dukungan dari teman sebaya, keluarga, maupun dosen dapat mengurangi rasa terisolasi dalam mengdapi tugas.

Kecemasan berlebih terhadap tugas kuliah adalah masalah yang sering dirasakan mahasiswa. Hal tersebut dapat menghambat pencapaian akademik dan motivasi belajar menurun. Teori psikologi pendidikan behaviorisme, kognitif, humanistik dan social kognitif memberikan pemahaman mengenai penyebab kecemasan dan solusi penanganannya. Dengan pendekatan dan penanganan yang tepat, mahasiswa dapat mengelola kecemasan dengan baik sehingga tugas kuliah bukan menjadi sumber beban tetapi sebagai sarana untuk mengembangkan diri. Pesan penulis untuk para mahasiswa khususnya teman-teman saya tetaplah semangat mengerjakan tugas kuliah jangan jadikan tugas ini sebagai beban tapi jadikan tugas ini sebagai proses menuju keberhasilan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun