Mohon tunggu...
Amalia Agustin
Amalia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Santri untuk NKRI

21 Oktober 2021   12:58 Diperbarui: 21 Oktober 2021   13:00 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

22 oktober 1945 menjadi saksi atas keberhasilan santri mempertahankan bumi pertiwi. Saat pasukan tentara berseragam tak lagi mampu bertahan, pasukan bersarunglah yang maju merapatkan barisan. Menghadang dn mengusir penjajah meski tanpa senjata berapi setelah resolusi jihad digelorakan oleh KH. Hasyim Asy'ari. 

Para santri turut berjuang demi Indonesia merdeka walau merelakan nyawa sebagai taruhannya. Hanya beberapa pekan setelah proklamasi kemerdekaan, orang - orang Surabaya dan sekitarnya sadar bahwa tentara belanda datang bersama tentara sekutu untuk kembali berkuasa di Indonesia. Diantara orang - orang indonesia yang tidak suka kehadiran militer asing itu terdapat kaum bersarung. Mereka adalah para santri dari pesantren-pesantren tradisional yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama' atau NU. 

Akhir september 1945 atas nama nederlandsch-indische administration Inggris menduduki Jakarta. Beberapa hari sebelum resolusi jihad, Bandung dan Semarang diduduki inggris telah melalui pertempuran hebat. Demikian juga surabaya kedatangan pasukan Inggris disambut dengan gelisah. Sementara itu, pemerintah Republik Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaannya masih menahan diri untuk melakukan perlawanan dan mengharapkan penyelesaian secara diplomatik. Pada 21 dan 22 oktober 1945 delegasi Nahdlatul Ulama atau NU se-jawa dan Madura berkumpul di Surabaya. 

Pertemuan yang dipimpin langsung oleh pendiri NU KH. Hasyim Asy'ari menyatakan perjuangaan kemerdekaan sebagai jihad atau perang suci dan menentang kembalinya Belanda adalah kewajiban setiap muslim atau fardhu 'ain. Dalam pertemuan itu lahirlah apa yang dikenal sebagai resolusi jihad. 

Dalam buku NU, tradisi relasi-relasi kuasa pencarian kuasa baru karya Martin Van Bruinessen mengatakan resolusi jihad merrupakan pengakuan terhadap legitimasi pemerinth republik indonesia sekaligus kritik tertidak langsung terhadap sikap pasifnya. Senada dengan Van bruinessen, zuhairi miswari dalam bukunya berjudul Hadratus Syaikh Hayim Asy'ari mengatakan resolusi jihad itu memberi rangsangan motivasi yang amat kuat kepada para pemuda Islam untuk berjihad meembela negara.

Resolusi jihad mempunyai dampak besar di Jawa Timur. Pada hari-hari berikutnya para santri bertempur dan menentang kedatangan pasukan tentara sekutu ke Jawa Timur. 

Dalam peristiwa tersebut Brigadir Jenderal Mallaby tewas. Hal itulah yang membuat tentara Inggris marah dan kemudian memicu 10 November 1945. Meski sedikit belakangan, resolusi jihad 22 Oktober 1945 akhirnya dikenal sebagai Hari Santri Nasional. Presiden Joko Widodo menetapkannya secara resmi pada tahun 2015.

BERSAMA SANTRI MEMBANGUN NEGERI. NDEREK KYAI SAMPAI MATI!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun