Mohon tunggu...
Amak Syariffudin
Amak Syariffudin Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Sekedar Opini Belaka.

Mantan Ketua PWI Jatim tahun 1974

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Asal Tahu Diri Berdisiplin

3 Juli 2021   12:53 Diperbarui: 3 Juli 2021   13:00 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.COM/ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR)

Kalaulah Presiden sendiri mengeluarkan PPKM Darurat buat Jawa dan Bali (berpenduduk padat dan terjadi peningkatan virus), yang wajib diikuti akitivitas kepala- daerah masing-masing, tentulah berharap bisa menurunkan kenaikan-angka itu serendah-rendahnya. Sisanya bisa dihilangkan.

Belajar dari pengalaman PPKM Mikro oleh banyak Pemda, para pengamat sosial-politik menganggap masih terdapat kelonggaran ataupun tidak merata. 

Malahan ada anggapan Pemerintah atau Pemda tidak tegas. Termasuk aparat keamanan yang berjaga untuk keperluan tersebut. Pengobrak-abrik pos penjagaan kesehatan di Jembatan Suramadu, Surabaya, oleh oknum-oknum warga kabupaten Bangkalan, Madura, disusul demonstrasi ke Kantor Pemkot Surabaya, ternyata tidak diiringi penindakan tegas. 

Terkecuali penangkapan provokatornya, yang kini entah bagaimana kelanjutannya. Saya pernah (13/5) menyusuri jalan-tol Surabaya-Probolinggo kemudian berbelok ke jalan raya  Probolinggo-Jember pp., meski menyiapkan hasil swab dan lain-lain, namun semua pos penjagaan kosong petugasnya.

     Banyak pelajaran dari PPKM Mikro hendaknya dijadikan tuntunan menjalankan penjagaaan dan tingkat ketegasan mereka yang bertugas. Namun mereka harus dilengkapi aturan hukum yang sudah ditentukan. 

Masalahnya, Pemerintah Pusat benar-benar kebingungan dan butuh ketegasan penekanan terhadap pagebluk covid-19. Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, yang dikenal tegas tindakannya itu ditetapkan sebagai Ketua PPKM Darurat oleh Presiden, kira-kira dianggap bakal bertindak tegas terhadap pimpinan daerah atau aparat pemerintah yang loyo atau berbelot terhadap ketentuan PPKM. 

Bagi petugas keamanan, keputusan lock-down itu memang berat. Makan pikiran dan fisik. Tapi itulah tugas. Asalkan jangan 'hangat-hangat tahi ayam' saja!

Kerugian-demi-kerugian sementara bakal diderita banyak kalangan pengusaha/ perdagangan. Apakah pertokoan, ritel, sampaipun restoran/warung, transportasi dan lain-lain. 

Tetapi begitulah pengorbanan demi kesejahteraan bangsanya sendiri. Kalaulah keserempakan berdisiplin mematuhi apa yang sebenarnya ditentukan oleh PPKM Darurat itu, kiranya bahaya merebaknya covid-19 berikut puluhan variannya itu, bisa kita hambat dan kalahkan. 

Jadi, asal kita tahu berdisiplin. Atau sudah hilangkah semangat joang bangsa ini oleh pola kehidupan sekarang yang dipengaruhi oleh politik, budaya, duit dan ajaran kepercayaan yang datang dari luar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun