Mohon tunggu...
Alyssa Diandra
Alyssa Diandra Mohon Tunggu... Dokter Umum

Berbagi ilmu kesehatan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Apakah Penggunaan Microwave Aman bagi Kesehatan?

5 Oktober 2025   19:17 Diperbarui: 6 Oktober 2025   20:47 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shutterstock via KOMPAS.com

Terdapat dua jenis radiasi yakni radiasi yang terionisasi dan tidak terionisasi. Radiasi yang terionisasi contohnya adalah yang dipancarkan oleh mesin diagnostik seperti mesin rontgen. Sedangkan yang tidak terionisasi umumnya kita temukan sehari-hari, seperti televisi, lampu dan microwave. Radiasi yang tidak terionisasi secara umum tidak menyebabkan perubahan molekul pada tubuh. Institut Kanker Nasional Amerika menyebutkan bahwa radiasi yang tidak terionisasi tidak menyebabkan kanker. Selain itu, Asosiasi Kanker Amerika juga memperkuat pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa penggunaan microwave sesuai dengan fungsinya tidak meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Penelitian juga meneliti mengenai dampak pada makanan akibat pemanasan dengan microwave.  Secara umum, semua proses memasak pasti akan mengubah struktur makanan yang diolah. Perubahan nutrisi juga dapat terjadi. Namun, karena microwave tidak menggunakan air tambahan, hanya dari air pada makanan itu sendiri, serta membutuhkan waktu yang singkat, nutrisi yang terkandung dari makanan tersebut cenderung lebih terjaga.

Beberapa jenis vitamin terutama larut air seperti B dan C, dikatakan tersimpan lebih baik dalam makanan karena tidak adanya air tambahan dalam proses memanaskan makanan. Selain itu, vitamin lain yang sensitif terhadap suhu seperti vitamin E juga mendapatkan manfaat yang sama dari durasi pemanasan yang lebih singkat. Beberapa jenis antioksidan juga dikatakan memiliki aktivitas yang lebih baik pada makanan yang dipanaskan dengan microwave.

Mengenal acrylamide yang dikhawatirkan

Di balik kelebihan microwave tersebut, terdapat kekhawatiran akan zat bernama acrylamide yang disebutkan dihasilkan oleh penggunaan microwave. Acrylamide ternyata tidak hanya dihasilkan dari penggunaan microwave saja. Namun, proses pemasakan lain yang menggunakan panas tinggi terutama menggoreng dan memanggang juga menghasilkan acrylamide. Sedangkan, proses merebus dan mengukus cenderung tidak menghasilkan acrylamide.

Acrylamide merupakan senyawa yang dihasilkan dari pemanasan bersuhu tinggi pada gula dan asam amino bernama aspargine. Jadi, tidak semua bahan makanan menghasilkan acrylamide saat dimasak. Beberapa jenis makanan yang menghasilkan acrylamide saat pengolahan yakni produk biji-bijian, kentang, atau kopi. Sedangkan produk daging, susu, atau ikan tidak menghasilkan acrylamide.

Penelitian pada hewan coba menyebutkan bahwa acrylamide dalam jumlah besar merupakan zat karsinogenik. Meskipun belum diketahui berapa jumlah acrylamide yang meningkatkan risiko kanker, jumlah yang ditemukan pada penelitian jauh lebih tinggi dari jumlah yang ada pada makanan. Hingga saat ini, masih diteliti berapakah batas keamanan zat acrylamide.  

Beberapa penelitian juga memberikan hasil yang kontradiktif mengenai jumlah acrylamide yang dihasilkan melalui pemanasan makanan dengan microwave. Durasi pemanasan dikatakan ikut mempengaruhi jumlah acrylamide yang dihasilkan. Maka, amat disarankan untuk memanaskan makanan dalam microwave sesuai waktu yang disarankan untuk meminimalisir pembentukan acrylamide. 

Penggunaan microwave yang aman 

Demi mendapatkan manfaat terbaik dari penggunaan microwave, tentunya perlu diketahui cara penggunaan yang aman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni

  • Pastikan microwave anda masih bekerja dengan baik
  • Hindari penggunaan wadah plastik dalam memanaskan makanan
  • Pastikan pintu microwave tertutup saat sedang beroperasi
  • Jangan berdiri terlalu dekat dengan microwave saat sedang beroperasi,

Sedangkan cara untuk mengurangi risiko paparan acrylamide, hingga saat ini belum ada himbauan spesifik terutama dari Badan Pengawas Obat Amerika atau FDA. FDA sendiri tidak menyarankan untuk menghindari konsumsi biji-bijian terutama whole grain karena penting sebagai sumber serat. Tetap disarankan untuk konsumsi makanan rendah lemak jenuh, lemak trans, kolestrol, garam, dan gula tambahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun