Mohon tunggu...
Agung Priyanto
Agung Priyanto Mohon Tunggu... -

Seorang yang berusaha untuk belajar memahami hikmah dari setiap peristiwa agar bisa memperkaya hati dan pikiran melalui menulis, membaca dan mengamati apa yang terjadi dalam masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Timnas Butuh Alfred Riedl

7 September 2011   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:10 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Harapan bangsa Indonesia kandas setelah timnas kembali tersungkur di Stadion Gelora Bung Karno. Tak tanggung-tanggung dua gol tanpa balas mengoyak jala gawang Markus Horizon tanpa balas. Sebagian supporter Indonesia melampiaskan kekecewaan dengan menyalakan mercon dan kembang api. Kekecewaan yang di ekspresikan secara berlebihan ini terjadi karena buruknya performa Timnas. Ekspresi demikian memang tak seharusnya muncul namun hal ini menunjukkan betapa kecewanya para supporter yang mengharapkan melihat penampilan permainan Timnas seperti ketika Piala Asia 2007 atau Piala AFF 2010. Organisasi permainan timnas yang begitu padu dan enak ditonton sepertinya hilang terbawa kepergian coach Alfred. Permainan yang impresif terakhir kali terlihat ketika kita menjungkalkan Turkmenistan dengan skor tipis, itupun di paruh pertama. Penurunan organisasi permainan timnas mulai terlihat ketika kita berujicoba dengan Timnas U-23. Walaupun kemudian Timnas menang melawan Palestina namun permainan khas Timnas belum muncul. Umpan-umpan pendek dengan kombinasi yang cantik sejak itu tak kita lihat lagi.

Bukan bermaksud mengecilkan Wim Rijsbergen akan tetapi sampai dengan pertandingan melawan Bahrain, performa timnas belum menunjukkan adanya peningkatan berarti. Beberapa kali pergantian pemain yang dilakukan Wim justru merugikan timnas. Ketika melawan Turkmenistan pergantian Ahmad Bustomi dan M. Ilham berbuah dua gol mudah padahal pemain Turkmenistan tersisa 10 orang. Hal ini berulang pada pertandingan melawan Iran ketika kita ketinggalan 1-0 dan permainan timnas sedang mulai impresif dalam melakukan penyerangan M.Ilham di tarik keluar. Dampak keluarnya M. Ilham sangat kentara dengan mulai tumpulnya aliran bola ke gawan Iran dan akhirnya Timnas kebobolan lagi dua gol.

Wim mungkin pelatih yang hebat, namun dengan mepetnya waktu yang dia punya untuk mempersiapkan timnas mungkin menjadi salah satu kendala bagi dia untuk mengenali karakter para pemainnya. Penempatan posisi pada pertandingan Timnas melawan Bahrain mengindikasikan hal itu. Ridwan yang mempunyai kemampuan di kaki kanannya ditempatkan di kiri sedangkan boaz yang mempunyai tendangan akurat pada kaki kiri ditempatkan pada sisi kanan. Sekali lagi mungkin Wim pelatih hebat tapi sejauh ini Wim belum cocok melatih Timnas.

Perbedaan mencolok adalah pada skema permainan dalam menyerang dan bertahan ketika timnas di tangani oleh Alfred Riedl dan Wim Rijbersgen. Skema permainan timnas era Alfred Riedl terlihat sangat rapi. Umpan2 pendek satu-dua terlihat cantik karena jarak antar pemain sangat terjaga. Alfred mempunyai kejelian dalam menentukan para pemainnya dan beberapa kali strategi pergantian pemainnya membuahkan hasil seperti arif suyono yang selalu menjadi kartu truf. Mungkin bukan saya saja yang merasa bahwa sosok yang sangat dibutuhkan oleh timnas saat ini adalah Coach Alfred Riedl.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun