Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), kami memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga berperan aktif di masyarakat melalui kegiatan Bhakti Akademis. Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
Dalam kegiatan Bhakti Akademis yang saya laksanakan, saya berkesempatan untuk berbagi gagasan mengenai konsep seni rupa bertema "Flora Nusantara" kepada para guru di SD Negeri Ngipik, Pringsurat, Temanggung. Kegiatan ini berfokus pada pemaparan ide pembelajaran seni rupa dengan menggunakan media talenan kayu sebagai alternatif alat dan bahan dalam kegiatan melukis.
Melalui kegiatan ini, saya ingin memperkenalkan bahwa seni rupa tidak terbatas pada media kertas dan kanvas. Banyak bahan di sekitar kita yang dapat dimanfaatkan sebagai media berkarya, salah satunya adalah talenan kayu. Media ini mudah ditemukan, ramah lingkungan, dan memiliki tekstur menarik yang dapat menambah nilai estetis pada karya seni.
Konsep melukis di talenan kayu ini saya padukan dengan tema "Flora Nusantara", yang mengangkat keindahan serta keberagaman tumbuhan khas Indonesia. Tema tersebut tidak hanya memperkenalkan kekayaan alam Nusantara, tetapi juga menanamkan nilai cinta lingkungan dan kebanggaan terhadap identitas budaya bangsa kepada siswa.
Dalam pelaksanaan Bhakti Akademis ini, saya berdiskusi dan memaparkan konsep seni rupa kepada para guru SD Negeri Ngipik. Saya menjelaskan bagaimana kegiatan melukis di media talenan kayu dapat diintegrasikan dalam pembelajaran seni di sekolah dasar.
Pemaparan dilakukan dengan menunjukkan contoh rancangan kegiatan, penjelasan mengenai teknik dasar melukis di kayu, serta ide-ide pengembangan pembelajaran berbasis eksplorasi lingkungan sekitar. Guru-guru menyambut gagasan ini dengan antusias. Mereka menilai bahwa ide tersebut bisa menjadi alternatif pembelajaran seni yang menarik dan bermanfaat bagi siswa.
Selain menambah wawasan tentang variasi media seni rupa, kegiatan ini juga membuka ruang kolaborasi antara mahasiswa dan guru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif dan kontekstual.
Bagi saya pribadi, kegiatan Bhakti Akademis ini menjadi pengalaman yang sangat berharga. Tidak hanya sebagai ajang pengabdian, tetapi juga sebagai proses belajar langsung di lapangan tentang bagaimana ide pendidikan dapat diterapkan secara nyata.
Saya belajar bahwa menjadi mahasiswa pendidikan bukan hanya tentang menguasai teori, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat berbagi inspirasi dengan masyarakat, terutama di lingkungan sekolah dasar.