Mohon tunggu...
Aly Rahmat Shaleh
Aly Rahmat Shaleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang pembelajar yang merantau dari pulau Seram Maluku, yang tertatih-tatih berusaha meraih impian dan harapan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Proses dan Hasil

3 Juni 2016   13:39 Diperbarui: 3 Juni 2016   13:53 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari libur merupakan hari yang ditunggu bagi anak-anak. Maklum saya tinggal di pulau yang berbeda, pulang hanya pada saat akhir pekan sehingga biasanya  jauh-jauh hari anak-anak sudah menanyakan tentang pulang tidaknya pada minggu berikutnya.  JIka jawabannya iya maka pasti ada sorakan gembira "hore ayah mau pulang", sebaliknya jika jawabannya "minggu ini ayah tidak pulang" bisa dipastikan ada nada kecewa disana. Itulah dinamika kehidupan dan ada tambahan tugas untuk meyakinkan bahwa itulah konsekwensi yang harus dijalani bagi orang yang harus mencari nafkah bekerja jauh dari rumah, mengajak bersabar.

Jika pulang, anak-anak sudah menyusun jadwal atau memiliki rencana sendiri jika pulang yang tentu saja harus disesuaikan dengan jadwal orangtuanya dan ada kompromi untuk menentukan jadwal siapa yang harus mengalah. Seperti beberapa minggu lalu ada permintaan  "Ayah nanti harus menemani abang ikut lomba ya" atau "Ade mau ditemenin main sepeda" atau ädik mau ke .......", dst.

Nah, minggu itu menemani abang ikut lomba mewarnai yang diselenggarakan oleh produsen produk crayon bekerjasama dengan salah satu toko buku di mall yang terdekat (walaupun tentu saja masih jauh) dari tempat tinggal kami . Ada yang menarik, yang ikut lomba kakaknya di kategori SD karena didaftarkan oleh temannya di sekolah sedangkan adiknya tidak ikut lomba. Awalnya adiknya  hanya melihat saja saat kakaknya mengikuti lomba. Namun hanya dengan melihat saja tidak ada tantangan, belum lagi ada perasaan bosan sehingga  pergi ke toko buku terdekat membeli buku mewarnai dan ikut menggambar. Walaupun tidak mengikuti lomba namun menikmati proses mewarnai sendiri.


Peluang  Menang

Kemenangan bukan tujuan utama saat mengajak anak-anak mengikuti lomba. Saya melihat ada orangtua yang mungkin memberi target menang pada anaknya sehingga pada saat anaknya mengikuti lomba ikut memberikan arahan ataupun memberikan instruksi dari "luar lapangan"walaupun sebenarnya sudah dilarang panitia. Bahkan ada yang sedikit "memaksa anaknya untuk mengikuti kemauan orangtuanya. Bagi saya, yang penting adalah anak merasa senang dan menikmatinya. Bagaimana antusiasnya dia bercerita keoada teman-temannya bahwa dia kan ikut lomba, bagaimana dia mempersiapkan diri untuk lomba, dan menikmati proses lomba mewarnai itu sendiri. Adiknya yang tidak masuk daftar dan tidak ada kategorinya bisa asyik mewarnai gambar di bukunya yang tentu saja tidak dinilai karena tidak ada kategorinya dan tidak didaftarkan. Tentu saja jika tujuannya untuk menang lomba akan di diskualifikasi karena gambar yang diwarnai berbeda dengan keinginan panitia lomba.

Dari puluhan anak, secara statistik peluang untuk menang kecil namun lomba semacam itu perlu diikuti untuk menumbuhkan rasa percaya diri, bisa bersosialisasi dengan lingkungan, bisa belajar hal-hal baru serta hal-hal positif lainnya, apalagi jika bisa berfoto dengan jagoan idolanya. 


Dan jangan lupa orang tua ternyata bisa salah dalam menilai.  Saya pernah merasa bersalah ketika mengantar anak saya ikut lomba menggambar. Melihat gambar anak saya yang menurut saya biasa saja dibandingkan dengan gambar peserta lainnya yang lebih "wah" maka sebelum pengumuman pemenang kita sudah ngacir pulang.

Ternyata sekolahnya mendapat kiriman piala karena juara satu lomba tersebut adalah karya anak yang sudah pulang saat pengumuman pemenang dibacakan. Juri yang berpengalaman dan ahli dibidangnya memiliki kriteria dalam menilai suatu karya yang berbeda dengan orangtua yang masih harus banyak belajar.  

 Jangan pikirkan peluang atau kemungkinan menang...pikirkan hal-hal positif yang bisa diperolah anak anda dari suatu lomba....ingat pesan Kahlil GIbran...

Anakmu adalah anakmu tapi bukan milikmu

Mereka adalah putra putri Sang Khalik.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun