Mohon tunggu...
Alwi Almahfudzi
Alwi Almahfudzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 dan Pembelajaran Pentingnya Manajemen Resiko

8 Desember 2020   22:04 Diperbarui: 8 Desember 2020   22:06 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 mengguncang perekonomian dunia. Kejadian besar  ini di luar prediksi banyak kalangan. Bahkan kalangan praktisi dan ahli telah gagal memahami besarnya dampak bencana ini terhadap kelangsungan perekonomian suatu bangsa.Dalam The Global Risks Report 2020, risiko pandemik tidak masuk dalam 10 besar risiko yang bakal terjadi tahun 2020, dari sini dapat dilihat bahwa para ahli gagal mendeteksi besarnya dampak pandemik ini.  

Pada tahun 2020 ini, Covid-19 menjadi problem perusahaan. Bagi perusahaan dengan pengelolaan manajemen risiko rendah atau belum punya manajemen kelangsungan bisnis , pada umumnya kurang tanggap dalam merespon Covid-19.

Dari  gangguan Covid-19 ini,kita dapat melihat bahwa proses terjadinya pandemik ini tidak mendadak tetapi secara bertahap. Kondisi ini  memberi waktu bagi perusahaan untuk membuat rencana kelangsungan bisnis. 

Perusahaan yang memiliki pengelolaan manajemen resiko yang baik tentu sudah melakukan analisis dampak bisnis . Sudah memiliki proses bisnis yang harus tetap dijalankan perusahaan di tengah bencana. 

Perusahaan dituntut untuk tetap mampu memberikan pelayanan terhadap pelanggan maupun karyawan dalam mengikuti kebijakan pemerintah dalam penanggulangan pandemik covid-19.

Fakta menunjukkan datangnya Covid-19 di Indonesia juga sangat mempengaruhi perusahaan. Oleh karenanya pengelolaan risiko operasional wajib dilakukan dengan baik untuk meningkatkan kinerja layanan kepada konsumen di era yang kompetitif dan sarat persaingan ini. Kehadiran Covid 19 mampu merubah pola operasional perusahaan saat ini. 

Pertama, penutupan unit operasional perusahaan. Banyak perusahaan yang  telah menutup unit bisnisnya entah karena sepi pengunjung maupun terkena kebijakan pemerintah. Banyak layanan dipindahkan dari offline ke online oleh banyak perusahaan.

Kedua, jam operasional perusahaan. Banyak perusahaan telah memberlakukan jam operasional yang terbatas untuk mengurangi risiko operasional akibat penyebaran Covid-19. Pemberlakuan jam operasional ini pun berbeda-beda tergantung kebijakan dari perusahaan itu sendiri.

Ketiga, split operation. Banyak perusahaan telah memberlakukan kehadiran yang diatur sedemikian rupa untuk memberikan kesempatan sebagian karyawan di rumah sehingga mengurangi risiko operasional meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19. Kebanyakan perusahaan bahkan memberlakukan lebih memilih Work From Home (WFH).

Keempat, Meningkatnya biaya operasional perusahaan. Untuk mencegah penyebaran Covid-19 perusahaan harus mampu mengkustomisasi layanan bagi konsumen dengan menyediakan hand sanitizer, desinfektan, masker yang senantiasa berganti tidak saja untuk konsumen bahkan untuk karyawan. Mencari masker dan hand sanitizer saja susah sekali di awal pandemik.

Peningkatan biaya operasional menjadi meningkat signifikan karena perusahaan juga harus mengeluarkan budget untuk memjaga kesehatan karyawan dari covid-19 Pengeluaran biaya seperti ini baru terjadi tahun 2020.

Muhammad Alwi Al Mahfudzi

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun