Mohon tunggu...
Alwan
Alwan Mohon Tunggu... Sejarawan - Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Budak ti Lembur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menilik Kondisi Bangsa Arab di Masa Jahiliyah dalam Kajian Buku "Fadjar Islam" Karya Ahmad Amin

11 Juni 2023   21:46 Diperbarui: 11 Juni 2023   21:56 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Republika

Jajirah Arab dengan Solidaritas Kesukuan

Menyoal Jazirah Arabia, tentu tidak akan ada habisnya. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya kisah sejarah yang begitu luar biasa, terlebih sejarah keIslaman. Perlu kita cermati terlebih dahulu, bahwa tempat tinggal Bangsa Arab mencakup wilayah ujung Barat Daya Asia: sebelah Utara dibatasi oleh daratan Syam; sebelah Timur dibatasi oleh Teluk Persia dan Laut Oman; sebelah Selatan oleh Samudera Hindia; dan sebelah Barat dibatasi oleh Laut Merah. Di sebelah Barat Jazirah Arab sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu Hijaz di Utara dan Yaman di Selatan. Tanah Hijaz membentang dari Ailah (Teluk Aqabah) sampai ke Yaman. Daerah Hijaz memiliki perbedaan kondisi iklim dengan daerah lainnya, di mana daerah ini memiliki tanah yang tandus dan dikelilingi oleh beberapa lembah, kebanyakan penduduknya ialah Badui yang masih nomaden.

Perlu diketahui, bahwa masyarakat Arab zaman jahiliyah memiliki solidaritas kesukuan yang sangat tinggi. Bahkan, solidaritas kesukuan ini kerap kali tidak memandang benar atau salah. Sebagai contoh, jika ada anggota suku mereka yang dianiaya ataupun sebaliknya, mereka tidak akan bertanya siapa yang memulai maupun siapa yang salah, tetapi melakukan tindakan balas dendam demi membela anggota sukunya, dengan dalih menjaga martabat dan kehormatan sukunya.

Hubungan Bangsa Arab dengan Bangsa Lainnya

Bangsa Arab merupakan bangsa yang maju dalam beberapa aspek, diantaranya dalam bidang perniagaan, maupun dalam bidang pemerintahan/perwalian (al-Imarah) antar bangsa. Sebagaimana kita tahu, bahwa sejak dahulu, Jazirah Arab merupakan jalur lalu lintas perniagaan yang begitu ramai dengan berbagai macam komoditas, baik rempah-rempah maupun wewangian. Di samping itu, Makkah berperan sebagai pusat perdagangan mereka, sehingga tidak berlebihan rasanya jika kita menganggap Bangsa Arab memiliki kemajuan besar dalam bidang perniagaan. Di sisi lain, dalam bidang politik/ pemerintahan, Bangsa Arab menjalin kerjasama antar bangsa untuk menjamin keamanan serta menjaga stabilitas berbangsa dan bernegara. Hal ini dilakukan dengan cara saling membantu dan melindungi suku-suku kecil di sekitar wilayah mereka, yakni Bangsa Persia dan Romawi.

Mentalitas dan Bentuk Kecerdasan Bangsa Arab

Kondisi mental/ kejiwaan masyarakat Arab sangat menarik untuk dibahas. Jika mengacu pada pendapat Ibnu Khaldun maupun O'Leary, kondisi kejiwaan Bangsa Arab sangat dipengaruhi oleh faktor geografis, di mana suhu yang cukup panas dengan kondisi tanah yang gersang, menjadikan mereka manusia yang memiliki watak keras kepala, emosional, suka merampas dan berperang, kasar, materialistis, tamak dan mudah tersinggung. Maka, hal tersebut dianggap wajar, karena keadaan yang demikian bisa disaksikan saat ini. Sebagai contoh, ketika panas terik, seringkali terjadi keributan di jalanan yang diakibatkan oleh hal-hal kecil, baik karena hampir terserempet, ataupun karena diklaksoni oleh pengendara lain. Hal tersebut menjadi bukti kecil, bahwa keadaan lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap kondisi kejiwaan seseorang.

Di sisi lain, kondisi mentalitas Bangsa Arab terbilang memiliki sisi baiknya. Mereka memiliki semangat solidaritas kesukuan yang begitu tinggi, saling melindungi serta memiliki intuisi yang tajam, terlebih dalam bidang kesusasteraan. Jika menurut beberapa tokoh, Bangsa Arab tidak memiliki daya imajinasi, saya tidak berpendapat demikian. Bagi saya, Bangsa Arab memiliki tingkat imajinasi yang sangat tinggi, khususnya dalam bidang kebahasaan. Mereka memiliki naturalitas kesusasteraan, di mana hal tersebut mereka miliki sejak dilahirkan ke dunia ini.

Kecerdasan intuisi Bangsa Arab yang tertuang ke dalam bahasa, syair, pepatah dan cerita, semuanya hanya didapati pada gejala yang ada di sekitar mereka. Maka, hal inilah yang membedakan Bangsa Arab dengan bangsa lainnya. Jika mereka tertarik kepada sesuatu hal atau benda, maka mereka tergerak hatinya untuk membuat bait-bait syair hikmah maupun pepatah. Misalnya saja pada syair berikut:

Terbit dan tenggelamnya matahari mencegah keabadian,

Di kala terbit putih bersih, dan di waktu terbenam kuning emas,

Ia menjelajah di langit laksana kematian yang mengintai jiwa,

Kini aku tahu apa yang Ia bawa hari ini, dan apa yang telah diberikan kepada kami kemarin.

Adapun pada bidang ilmu dan filsafat, sama sekali tidak terdapat pada diri mereka. Sebab, taraf masyarakat mereka belum memberi kesempatan untuk berilmu dan berfilsafat.

*

*

*

Bibliografi: Amin, Ahmad. Fadjar Islam. Edited by Zaini Dahlan. Terjemahan. Jakarta: Bulan Bintang, 1968.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun