Mohon tunggu...
ALVIRA THITANIA SANTOSO
ALVIRA THITANIA SANTOSO Mohon Tunggu... Mahasiswa

Halo, saya mahasiswa psikologi tingkat akhir yang memiliki ketertarikan terhadap psikologi industri dan organisasi. Memiliki tanggung jawab, disiplin, dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Jakarta Pada Masa Gubernur Ahok

30 Juli 2023   14:55 Diperbarui: 30 Juli 2023   21:18 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh:

Alvira Thitania Santoso, Nadina Ulriannisa Fatihah, Laila Meiliyandrie Indah Wardani

Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

DKI Jakarta adalah ibu kota Indonesia dan selalu menjadi perhatian publik. Peluang kerja dan pendapatan yang menjanjikan adalah daya tarik utama hidup di Jakarta bagi banyak orang. Selain pertumbuhan penduduk, ada banyak masalah. Selain itu, permasalahan  yang ada di Jakarta beragam seperti kemacetan akibat banyaknya mobil pribadi, pemukiman liar, kurangnya ruang  hijau, dan banjir di Jakarta setiap tahunnya. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah salah satu orang yang memiliki model kepemimpinan transformasional  yang efektif dengan mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya, menekankan perhatian dan melakukan komunikasi yang baik yang membangun rasa hormat dan kepercayaan antara pemimpin dan pengikut yang memperhatikan risiko perubahan nyata tersebut. Beliau menduduki jabatan sebagai Gubernur menggantikan posisi Jokowi mencalonkan diri sebagai presiden, lalu mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur berpasangan dengan Djarot .

Ahok dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas, disiplin, transparan, dan tidak menyukai birokrasi yang menyusahkan warga, untuk membuat pandangan masyarakat terhadap Ahok lebih bersimpati. Pada 2015, Ahok bisa merelokasi 30 lokasi penggusuran karena sikap tegasnya. Warga Kampung Pulo telah diberikan tempat tinggal yang layak dan terhindar dari banjir karena sikap tegas tersebut (Prastiwi, 2018).  Ahok menimbulkan kontroversi karena sikapnya yang tegas. Sehingga membuat media massa membuat pernyataan yang tidak baik mengenai beliau. Tipe kepemimpinan Ahok yang taat pada norma atau aturan dalam persepsi masyarakat DKI Jakarta, merupakan tipe pemimpin yang dibutuhkan masyarakat DKI Jakarta saat ini karena ketegasannya dalam menindak jika ada masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap aturan.

Beberapa pernyataan beliau  di berita online disampaikan oleh Ahok terlebih pada saat relokasi warga Kampung Pulo seperti berbicara terus terang dan dengan kalimat-kalimat yang tidak baik menimbulkan penolakan yang dilakukan oleh warga Kampung Pulo untuk merelokasi tempat tinggalnya, hal demikian terjadi untuk meminimalisir kejadian banjir yang sering datang di daerah tersebut (Wahyuni, 2015).

Pada dasarnya sikap tersebut dilakukan untuk ketertiban kota Jakarta. Akan tetapi, cara penyampaian dalam berkomunikasi yang dilakukan  dapat dikatakan sering kali menghadirkan kontroversi, sehingga banyak warga kecewa yang berdatangan bahkan menolak dengan kebijakan yang telah ditetapkan, khususnya warga Kampung Pulo.

Gaya kepemimpinan Ahok yang menuai pro dan kontra menjelaskan suatu idealisme seorang pemimpin untuk memajukan suatu visi yang ia miliki, dimana mereka memiliki inovasi maupun suatu kreativitas yang memberi pengaruh banyak pihak untuk mengikuti gaya kepemimpinan ini. Memiliki gaya kepemimpinan transformasional, seseorang harus pandai menarik banyak orang dan membuat suatu keunikan yang tidak biasa di tempat tersebut, walaupun memiliki kecenderungan sebagai idealis namun memiliki tujuan dan visi yang baik untuk mencapai suatu tujuan (Manuela Morf dan Arnold B. Bakker, 2022).

Hal ini memungkinkan menjadi faktor yang membuat warga Kampung Pulo menolak untuk ikut serta dalam implementasi kebijakan penggusuran. Pada dasarnya gaya kepemimpinan Ahok menjadi hal yang menarik dan memberikan kesan yang berbeda, karena ini merupakan wujud dari implementasi transformasional pada aspek yang idealis mempertahankan visi maupun nilai yang akan dilaksanakan sebagai aktualisasi dirinya.

Geramnya Ahok akan tindak tanduk pedagang kaki lima di Taman Monumen Nasional, membuat pihaknya melakukan sterilisasi. Kebijakan itu tak mulus diterima pedagang. Mereka menentang dan melawan atas keputusan itu. Namun begitu, Ahok jalan terus, dia tak gentar menerima perlawanan dari PKL. Hasilnya, kini mereka yang berdagang di Monas telah dibina Ahok melalui lenggang Jakarta.

Pemimpin yang memiliki pengaruh baik ialah mereka yang memberikan pengaruh baik ke khalayak umum sehingga manfaatnya bisa dirasakan banyak orang, sehingga pada masanya menjadi pemimpin banyak dikenal dan memiliki kekhasan tersendiri. Hal ini berarti sebagai pemimpin harus memberi motivasi serta stimulasi intelektual sehingga menghasilkan kreativitas ataupun inovasi. Motivasi yang menginspirasi termasuk menciptakan dan mengkomunikasikan visi menarik berdasarkan nilai-nilai dan cita-cita (Manuela Morf & Arnold B. Bakker, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun