Mohon tunggu...
Alvin F. Zahro
Alvin F. Zahro Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Pemula yang masih Belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku, PAUD, dan Pancasila

22 September 2017   04:40 Diperbarui: 22 September 2017   06:19 2137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://emakpintar.org

Guru PAUD mempunyai peran penting terhadap perkembangan anak-anak usia dini. Karena apa yang guru PAUD ajarkan kepada mereka sewaktu kecil akan melekat pada mindset otak mereka dan akan mereka lakukan sampai kapanpun. Sehubungan dengan pancasila, sangat penting bagi para guru untuk memperkenalkan nilai-nilai pancasila kepada anak-anak usia dini. 

Langkah pertama untuk memperkenalkan pancasila adalah dengan menanamkan nilai-nilai sila ke-1. Karena jika akhlak mereka sudah terbentuk dengan baik maka untuk  mempelajari banyak hal akan lebih mudah. Menjadi guru PAUD mungkin bisa di katakan kalah pamor atau populer dari guru SD, SMP, SMA, dan dosen. Tapi saya bangga ketika menjadi guru PAUD karena jika kita ikhlas melakukan semua itu karena Allah maka begitu banyak pahala yang kita dapatkan. Contohnya ketika kita mengajarkan doa mau makan kemudian mereka selalu mengamalkannya dalam kehidupan mereka, maka begitu banyak pahala yang  kita dapatkan.

Ketika saya TK dulu, para guru-guru saya selalu mengajarkan doa-doa dalam kehidupan sehari-hari. Dari situ saya terinspirasi dari guru-guru PAUD. Karena begitu banyak kebaikan yang mereka ajarkan kepada anak-anak usia dini. Dengan sabar dan telaten mereka menghadapi tingkah menggemaskan anak kecil. Bukan hanya menanamkan nilai-nilai sila ke-1. Mereka sedikit demi sedikit juga memperkenalkan sila ke-2, sila ke-3, sila ke-4, dan sila ke-5.  

Bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua. Bagaimana cara berperilaku dengan baik. Bagaimana cara berkawan dengan baik. Bagaimana cara bermain dengan berkelompok yang baik. Bagaimana cara adil kepada teman, entah itu dalam permainan, dalam membagi apa yang kita punya seperti makanan atau minuman, dan lain-lain. Tapi jika dalam masa anak-anak memang wajar jika sedikit-sedikit masih suka ngambek atau marah pada temannya. Karena anak-anak masih labil dalam segi emosi atau jiwanya. 

Sayapun mengalaminya. Tapi kemarahan itu tidak berlangsung lama karena anak kecil itu mudah bosan dan mereka akan mencari kegiatan baru yang membuat mereka lupa dengan masalah yang mereka hadapi. Di situlah peranan guru PAUD dalam membantu anak-anak usia dini dalam mengontrol emosi mereka, meredakan amarah dan sebagainnya. Itu kenapa guru PAUD haruslah mempunyai kesabaran yang tinggi untuk mendidik mereka menjadi pribadi yang baik dan bertanggungjawab tinggi.

Apa yang guru PAUD ajarkan ketika saya kecil masih melekat sampai sekarang. Ketika saya mulai masuk SD, saya menjumpai teman baru yang sama-sama sedang beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru. Awalnya memang sulit untuk bersosialisasi dengan teman baru karena mungkin kita sama-sama malu untuk mengajak berbicara dan lain sebagainnya. 

Namun, itu tidak berlangsung lama dan kita sudah mulai akrab dengan satu sama lain. Saya tidak kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman-teman karena bantuan dari para guru. Saya bisa berkawan baik dengan teman-teman. Saya berani untuk mengikuti kegiatan yang sudah dipilihkan untuk saya seperti ketika ada acara perpisahan, maulid nabi, dan acara yang lainnya. Tak lupa juga akhlak dan perilaku baik tetap saya jalankan. Karena saya yakin bahwa jika seseorang memiliki perilaku dan akhlak yang baik, maka semua orang akan menghormati kita.

Ketika saya masuk SMP. Saya mencoba mengikuti organisasi OSIS dan Pramuka. Tapi saya tidak begitu aktif di organisasi tersebut karena saya belum bisa membagi waktu antara pelajaran dan organisasi. Saya mencoba menjalaninya sambil mempelajari hal-hal baik yang dapat saya ambil dari kesibukan saya ketika SMP agar kedepannya saya bisa menjadi lebih baik lagi dalam berorganisasi, memanfaatkan waktu, mengerjakan tugas sekolah, meluangkan waktu untuk keluarga dan teman-teman. 

Sampai akhirnya ketika saya SMA, organisasi tersebut saya ambil kembali seperti OSIS dan Pramuka tapi saya menambah organisasi saya dengan mengikuti ta'mir mushollah di sekolah saya. Di SMA antara pembelajaran dan organisasi sama sama memerlukan tenaga dan pikiran ekstra karena jadwalnnya sangat padat, berbeda ketika SMP. Mulai dari berangkat jam setengah 7 pagi dan pulang bisa jam 4 sore. Tak jarang juga ketika banyak kegiatan saya dan teman-teman harus pulang malam, dan terkadang juga sampai menginap di sekolah.

Tapi dari semua itu saya mengerti bahwa menjadi orang sukses yang baik haruslah dengan belajar mencari ilmu dan pengalaman untuk menjadi bekal menuju masa depan yang lebih cerah. Karena kerja keras yang di sertai dengan akhlak baik, kejujuran, dan doa akan mengantarkan kita pada kesuksesan yang sejati. Saya bisa seperti ini juga berkat kedua orang tua, keluarga, dan juga para guru yang telah membimbing saya selama ini. Tak perlu takut untuk mencoba apa saja selama itu baik dan bermanfaat, karena orang gagal adalah orang yang tidak mau atau takut untuk mencoba hal baru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun