Mohon tunggu...
alvin yesaya
alvin yesaya Mohon Tunggu... Freelancer - Pengamat Kemaritiman, pendidikan, dan literatur. Coastal Engineer

Pengamat Kemaritiman, pendidikan, dan literatur. Coastal Engineer. Jalasveva Jayamahe

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pejalan Kaki, Penyebab Utama Shibuya Jadi Destinasi Wisata

7 November 2017   17:55 Diperbarui: 7 November 2017   18:49 3915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Tokyo Chibu

Shibuya Tokyo, mungkin bagi sebagian pelancong yang ingin bepergian ke Negeri Matahari Terbit ini sudah tidak asing di telinga. Shibuya menjadi salah satu destinasi wajib yang harus dikunjungi baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Apalagi banyak dari wisatawan yang ingin melihat lokasi yang amat terkenal di Shibuya yaitu Shibuya Crossing atau tempat penyeberangan orang dari stasiun Shibuya menuju ke pusat perbelanjaan di Shibuya. Saking terkenalnya, banyak orang ingin mengambil foto saat sedang menyebrang. Kebetulan penulis berkesempatan untuk mengunjungi Shibuya dan melihat lokasi tersebut. Muncul di benak penulis, Apa istimewanya foto di tengah-tengah penyeberangan? 

Sumber: https://www.airbnb.ca/locations/tokyo/shibuya
Sumber: https://www.airbnb.ca/locations/tokyo/shibuya
Setelah beberapa waktu merenung, akhirnya saya menyadari bahwa yang istimewa dari tempat ini yah pejalan kakinya! Untuk menuju pusat perbelanjaan, semua orang harus berjalan kaki melalui stasiun Shibuya dan melewati Shibuya crossing tersebut. Bayangkan saja tepat di depan zebra cross Shibuya tersebut ada kafe starbucks dan orang-orang duduk sambil minum kopi sambil melihat pemandangan orang menyebrang. Terlebih lagi, kafe tersebut selalu penuh oleh orang-orang yang hanya ingin menyaksikan pemandangan tersebut!

Lalu apakah tumpah ruahnya pejalan kaki dari stasiun Shibuya membuat macet jalanan? Jawabannya tidak sama sekali! Trotoar yang lebarnya bahkan lebih daripada ruas jalan membuat para pejalan kaki menjadi tertib. Selain itu rambu lalu lintas untuk pejalan kaki di tempat penyeberangan sangat teratur. Trotoar yang nyaman sangat dibutuhkan khususnya di tempat-tempat pusat perbelanjaan. Kenyamanan infrastruktur membuat orang-orang ingin berkunjung dan menghabiskan uangn untuk belanja. Meskipun di Shibuya pusat perbelanjaan sangat padat dengan bangunan yang tidak terlalu besar, wisatawan sangat menikmati berjalan-jalan dan melihat-lihat toko di sekitar wilayah Shibuya.

Kondisi keramaian pusat perbelanjaan di Jakarta sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan Tokyo. Tanah Abang merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang sangat ramai setiap hari, terlebih lagi saat lebaran dan akhir tahun. Lalu mengapa tanah abang terjadi kemacetan? Menurut penuturan Wakil Gubernur DKI yang ada di laman kompas, pejalan kaki setelah keluar dari stasiun tanah abang adalah salah satu faktor penyebab kemacetan.

Berbeda dengan Shibuya, banyak PKL di Tanah Abang yang berjualan di trotoar sehingga mengganggu pejalan kaki. Akhirnya pejalan kakipun terpaksa menggunakan bahu jalan bahkan sampai menggunakan ruas jalan. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014 tentang PEDOMAN PERENCANAAN, PENYEDIAAN, DAN PEMANFAATAN PRASARANA DAN SARANA JARINGAN PEJALAN KAKI DI KAWASAN PERKOTAAN, definisi trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan sumbu jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keselamatan pejalan kaki yang bersangkutan. 

Bahkan pada Bab II, Prinsip perencanaan prasarana jaringan pejalan kaki yaitu sebagai berikut:

a. Memudahkan pejalan kaki mencapai tujuan dengan jarak sedekat mungkin; 

b. Menghubungkan  satu tempat ke tempat lain dengan adanya konektivitas dan kontinuitas;

c. Menjamin keterpaduan, baik dari aspek penataan bangunan dan lingkungan, aksesilibitas antarlingkungan dan kawasan, maupun sistem transportasi;

d. Mempunyai sarana ruang pejalan kaki untuk seluruh pengguna termasuk pejalan kaki dengan berbagai keterbatasan fisik; 

e. Mempunyai kemiringan yang cukup landai dan permukaan jalan rata tidak naik turun; 

f. Memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan, dan mudah untuk digunakan secara mandiri;  

g. Mempunyai nilai tambah baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan bagi pejalan kaki; 

h. Mendorong terciptanya ruang publik yang mendukung aktivitas sosial, seperti olahraga, interaksi sosial, dan rekreasi; dan 

i. Menyesuaikan karakter fisik dengan kondisi sosial dan budaya setempat, seperti kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan penduduk, serta warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan. Dan. mengharuskan dapat diakses oleh seluruh pengguna, termasuk pejalan kaki dengan berbagai keterbatasan fisik, antara lain menggunakan perencanaan dan desain universal.

Lalu apakah benar pejalan kaki penyebab kemacetan? Mungkin saja iya mungkin saja tidak, tergantung cara pandang melihat masalah tersebut. Satu hal yang pasti, anda akan menemukan bahwasanya pejalan kaki dapat menjadi sebuah berkah bagi kemajuan ekonomi bahkan menjadi objek wisata seperti di Shibuya, Tokyo. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun