Mohon tunggu...
Alvina Janice K
Alvina Janice K Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Thou art enough.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Inovasi Seni Kreasi "LUBA" untuk Mendiversifikasi Cendera Mata Khas Kabupaten Klaten Jawa Tengah

25 Agustus 2020   20:16 Diperbarui: 25 Agustus 2020   20:06 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SOLO _ Apakah anda salah satu penggemar lurik atau batik? Saat ini lurik dan batik tidak hanya dikenakan oleh orang tua. Banyak anak muda yang mulai gemar memakai baju lurik maupun batik. Solo dan sekitarnya, termasuk Klaten, merupakan sentra industri lurik dan batik dengan variasi produk yang amat beragam. Lurik dan batik merupakan produk budaya yang mengandung nilai kearifan lokal dan sudah dikenal luas bahkan di tingkat dunia. 

Lurik dan batik memiliki makna simbolis dan muatan budaya. Dalam rangka mengembangkan produk baru yang inovatif, Tim Pengabdi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan dan Budaya (PUSPARI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) membidik para perajin lurik untuk mengembangkan produknya dengan mengaplikasikan motif batik di atas kain lurik menjadi produk baru yang dinamakan kerajinan LUBA (lurik Batik). 

Tim yang diketuai oleh Tulus Haryono dan beranggotakan Margana dan Rara Sugiarti memberikan pendampingan melalui program kemitraan masyarakat (PKM) "Inovasi Seni Kreasi "LUBA" untuk Mendiversifikasi Cendera Mata Khas Kabupaten Klaten Jawa Tengah" yang didanai oleh KEMENRISTEK / BRIN.

Pada dasarnya corak lurik dapat berupa garis, kotak-kotak, hujan gerimis, ataupun polos. Seperti batik, lurik juga merupakan peninggalan budaya yang sudah lama menjadi bagian siklus kehidupan masyarakat. Dalam rangka mendiversifikasi produk seni tradisi yang dimiliki oleh Kabupaten Klaten perlu dilakukan upaya untuk mengkombinasikan lurik dan batik menjadi satu inovasi produk seni kerajinan yang disebut lurik batik atau LUBA. 

Hal ini akan menjadi inovasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh sebagai potensi unggulan daerah Kabupaten Klaten. Kombinasi lurik batik ini tidak saja dapat menjadi identitas daerah Kabupaten Klaten yang unik dan ikonik namun juga dapat menjadi entry point untuk mendukung pengembangan pariwisata daerah. 

Hal ini dikarenakan para pengrajin lurik selama ini baru berkutat dalam pembuatan lurik yang hanya menghasilkan motif-motif konvensional berupa garis atau lajur, dan kotak-kotak, hujan gerimis, dan polos. Inovasi yang akan diaplikasikan pada kegiatan PKM ini adalah mengkombinasikan kain lurik dengan aplikasi motif batik menjadi kerajinan lurik batik (LUBA). 

Dengan diperkenalkannya lurik dan batik (LUBA) diharapkan diversifikasi seni kerajinan lurik akan semakin meningkat. Kain lurik yang ditenun secara manual dengan menggunakan alat tenun tradisional ATBM (alat tenun bukan mesin) akan dibatik secara hati-hati menggunakan canting maupun cap sehingga menghasilkan paduan corak dan warna yang istimewa. 

Diversifikasi tersebut lahir dari kreatifitas yang mampu menciptakan kesan dan merubah mindset tentang lurik dan batik yang dahulu dianggap kuno, konvensional, tradisional, dan tidak modern. Terciptanya kreativitas telah membangun citra atau image lurik dan batik masa kini yang dapat dipakai oleh semua generasi, tua maupun muda, dan bahkan anak-anak.

Lurik Batik/dokpri
Lurik Batik/dokpri
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh mitra yakni terbatasnya kreativitas dan inovasi mitra untuk membuat desain lurik batik (LUBA) yang unique sebagai produk baru yang iconic, terbatasnya ragam motif lurik batik (LUBA) yang unique dan iconic yang belum pernah dipikirkan oleh stakeholder, termasuk para designer, produsen lurik maupun produsen batik di Kabupaten Klaten, terbatasnya diversifikasi warna produk yang dihasilkan oleh mitra, 

khususnya dalam hal menciptakan produk kerajinan baru yang disebut LUBA, terbatasnya jejaring pasar (market network) dan media promosi bagi produk lurik batik (LUBA) yang akan dihasilkan oleh mitra, terbatasnya pengetahuan mitra tentang manajemen usaha dan pemahaman mengenai pariwisata, khususnya dalam menangkap peluang melalui eksplorasi cendera mata wisata yang khas berupa seni kerajinan baru yang disebut lurik batik (LUBA), terbatasnya alat dan bahan yang relevan untuk menginisiasi pengembangan produk kerajinan baru yang dinamakan LUBA (lurik batik) sebagai produk inovatif yang berpotensi menjadi cendera mata khas yang unik dan ikonik dari Kabupaten Klaten

Berdasarkan permasalahan tersebut maka program kemitraan masyarakat ini bertujuan untuk mencarikan solusi dengan memberikan penyuluhan, mengadakan diskusi, pelatihan, dan pendampingan guna meningkatkan kreativitas dan inovasi mitra untuk membuat desain lurik batik (LUBA) yang unique sebagai produk baru yang iconic, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun