Mohon tunggu...
Alvin Haidar
Alvin Haidar Mohon Tunggu... Relawan - Chemical engineer in the making

Teknik kimia ITB 2016, Terbentur, terbentur, terus tidur Pembelajar, pelajar, pengajar, terhajar.... Cek ig @sobatgajah yakkk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pabrik Itu Bernama Cinta

22 Januari 2019   13:55 Diperbarui: 22 Januari 2019   14:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input utama dalam Pabrik Cinta ini ialah "niat", tidak mungkin akan terjalin suatu hubungan jika niat untuk merangkainya saja tidak ada. 

Landasan lain yang menjadikan orang memulai hubungan ialah empati. Empati memiliki makna sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distress emosional orang lain. Simpelnya, empati ialah sikap saling merasakan dan keinginan untuk bergerak atas perasaan yang sama dirasakan terhadap orang lain tersebut.  Jika telah timbul empati dan orang mulai bergerak maka disitu akan muncul suatu proses "mencintai" untuk mencapai beragam hal.

Terakhir, visi yang artinya mimpi besar yang akan dibawa jauh ke depan saat menjalin suatu hubungan entah itu berkarya, berkeluarga (bahkan kadang sekedar menjadi keluarga pun tidak cukup untuk sebuah visi), dan manfaat bagi sesama. Visi besar yang dibawa, sesuai dengan teori Sternberg tentang komitmen, yakni  untuk  mewujudkan hubungan jangka panjang dibutuhkan sebuah komitmen atau visi yang mampu mengikat suatu hubungan untuk melangkah jauh ke depan sampai tujuan. Tidak sedikit di zaman sekarang orang menjalin hubungan sekedar coba-coba dan jika cocok dilanjutkan dan jika tidak maka berhenti. 

Cinta sebagai "Proses"

Jika kita merujuk kepada Al-Quran dan Hadis, definisi cinta pun tidak ada yang pasti dan dipengaruhi aspek-aspek sifat cinta tersebut (terdapat 8 jris namun tidak di bahas di sini). Dalam buku Jalan Cinta Para Pejuang oleh Salim A Fillah,  cinta dimaknasi sebagai kata "kerja" . Seorang Umar bin Khattab pernah  menyatakan cintanya pada Nabi Muhammad melebihi diri sendiri. 

Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!”(HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath al-Bari [XI/523] no: 6632) 

Apakah perkataan Umar hanya omong kosong belaka? bagaimana mungkin kita mengukur rasa cinta hanya melalui ungkapan kata belaka? Namun disitulah letak kata "cinta" sebagai kata kerja. Umar mungkin belum sepenuhnya mengubah level cintanya saaat ia berkata demikian, tetapi disitulah letak "usaha" nya untuk mencintai dan membangun cintanya. Konsep membangun pun erat kaitannya dari yang mungkin tidak ada menjadi ada melalui suatu usaha. Dalam hal proses mencintai pun terdapat berbagai variabel yang dapat dikontrol maupun tidak dan hal ini harus selaras dengan prinsip  yang dibawa kala menjalin sebuah hubungan. Bicara tentang prinsip, ini akan kembali dengan bagaimana seseorang membatasi dirinya dalam menjalin sutau hubungan. Prinsip menjadi batasan penting bagaimana proses mencintai itu akan berlangsung.  Setelah berproses dengan segala macam metode yang ada, akan tiba masa di mana Pabrik Cinta menghasilkan suatu output. Lantas bagaiamanakan output yang seharusnya dalam Pabrik Cinta?

Dicintai sebagai "Output" (?)

Jika cinta erat kaitannya dengan suatu proses, maka sejatinya setiap proses yang kita kerjakan kelak akan menghasilkan suatu output. Apakah kita mampu menentukan output yang jelas dalam menjalani proses mencintai?  Jawabannya iya, jika dalam menjalin suatu hubungan terdapat visi yang jelas untuk dibangun bersama. Kebanyakan orang berpikir bahwa jika kita mencintai maka outputnya ialah dicintai. Padahal letak hati dan perasaan hanyalah Allah yang berhak membolak-balikkan, sehingga hubungan mencintai-dicintai bukanlah hubungan sebab akibat, tetapi sebagai balasan atas dimensi keikhlasan kita dalam mencintai. Ikhtiar dan Tawakkal menjadi kunci penting kala "Output" yang diharapkan bukanlah suatu bentukan kepuasan. Output besar yang dihasilkan dari proses mencintai justru ialah dampak, manfaat, dan karya

Melalui gambaran proses Pabrik Cinta dapat dipahami bahwa mencintai memiliki makna yang sangat universal dan tidak hanya sebatas ketertarikan 2 insan semata. Dalam Pabrik Cinta ini, komponen teori Sternberg tetap dapat berlaku meski tidak  100% terpenuhi ketiga komponennya. Alhasil dalam Pabrik Cinta, komponen cinta Sternberg menjadi suatu kombinasi yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan visi dan output yang diharapkan. Kombinasi ketiga komponen Sternberg tetap dapat terwujud meski dalam ranah ideal.

sumber: olahan sendiri
sumber: olahan sendiri
                                                                                                              

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun