Mohon tunggu...
aldi Saputra
aldi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hallo saya Alvi, saya adalah individu yang tertarik dalam per film an dan musik, salam kenal..

Selanjutnya

Tutup

Nature

Limbah Ternak Bukan Masalah Tapi Peluang: Suara Dari KKN Universitas 17 Agustus 1945

19 Juli 2025   10:09 Diperbarui: 19 Juli 2025   10:08 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa bukanlah tempat tertinggal, tapi justru tempat peluang bersemi. Inilah keyakinan kami saat mengawali kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Desa Sukosari, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Wilayah ini dikenal sebagai sentra peternakan kambing rakyat, namun menyimpan satu persoalan klasik yang masih kerap diabaikan yaitu limbah ternak yang belum terkelola dengan baik.

Limbah berupa kotoran dan urin kambing selama ini dibiarkan bercampur di lantai kandang. Tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga memunculkan bau menyengat dan menjadi sumber penyakit. Sementara di sisi lain, kita menyadari bahwa limbah tersebut justru mengandung unsur hara yang tinggi dan sangat berpotensi menjadi pupuk organik yang dibutuhkan oleh lahan pertanian.

Melalui kegiatan KKN, kami berupaya menghadirkan solusi sederhana namun berdampak besar: inovasi alat pemisah kohe dan urin. Alat ini dibuat menggunakan bahan lokal seperti besi siku dan fiber bening, dengan desain lantai miring yang memungkinkan urin mengalir ke wadah penampung, sementara kohe tetap di atas. Dengan sistem ini, peternak dapat dengan mudah mengelola limbah menjadi pupuk padat dan cair secara terpisah.

Kami tidak datang sebagai ahli, tapi sebagai mahasiswa yang belajar bersama masyarakat. Dalam prosesnya, kami justru menemukan semangat kolaborasi yang luar biasa. Peternak di Desa Sukosari menerima teknologi ini dengan antusias, karena alat ini bukan hanya memperbaiki sanitasi kandang, tetapi juga membuka jalan bagi mereka untuk memproduksi dan menjual pupuk organik secara mandiri.

Melalui inovasi ini, kami belajar bahwa KKN bukan sekadar program pengabdian, tetapi juga ruang inovasi sosial dan lingkungan. Limbah ternak yang selama ini dianggap masalah, ternyata bisa menjadi peluang ekonomi baru jika kita mau melihatnya dengan sudut pandang berbeda.

Sudah saatnya pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat luas melihat pentingnya mendukung teknologi tepat guna di desa. Kami yakin, dari alat sederhana ini, gerakan peternakan ramah lingkungan bisa bermula. Dan dari kegiatan KKN seperti ini, semangat perubahan bisa terus menyebar ke desa-desa lain di seluruh Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun