Mohon tunggu...
Alviani Syafitri
Alviani Syafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN esgede bedege

Random

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahalnya Pendidikan di Indonesia

26 Juni 2022   14:15 Diperbarui: 26 Juni 2022   14:23 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan suatu sub bahasan yang tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Pendidikan sendiri merupakan suatu aspek penting bagi seseorang untuk dapat mengembangkan diri. Bahkan dalam menempuh sebuah pendidikan tidak cukup hanya menghabiskan setahun, dua tahun. Butuh berpuluh-puluh tahun bahkan bisa saja seumur hidup kita untuk mengemban sebuah pendidikan. Di Indonesia sendiri sudah diterapkan wajib belajar selama 12 tahun, yang mana semua warga negara Indonesia setidaknya harus lulus jenjang pendidikan setingkat SD sampai dengan SMA.        

Tapi apakah program wajib belajar tersebut terpenuhi? Tidak, pada kenyataannya, masih sangat banyak warga negara Indonesia yang tidak bisa mendapatkan indahnya proses pembelajaran dikarenakan faktor biaya. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia masih saja menjadi masalah sampai saat ini. Jadi, mengapa biaya pendidikan di Indonesia begitu mahal?

Ada beberapa faktor yang dapat menjadikan besarnya biaya pendidikan yang ada di Indonesia. Beberapa faktor tersebut diantara lain:

  • Kurangnya dukungan serta subsidi dari pemerintah
  • Tidak adanya standarisasi biaya operasional sekolah
  • Anggaran pembiayaan sekolah yang tidak efektif dan efisien
  • Kurangnya kesejahteraan guru
  • Kurangnya demokratisasi dan transparasi pengelolaan sekolah
  • Serta lemahnya pengawasan dan pengontrolan pungutan biaya sekolah dari pemerintah

Setelah adanya pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia pun tak luput terkena dampaknya. Terjadi perlambatan ekonomi karena pandemi yang terjadi. Terlepas dari itu semua biaya pendidikan di Indonesia tetap mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kenaikan rata-rata biaya pendidikan Indonesia dapat mencapai 15 -- 20% di setiap tahunnya. Mengutip juga dari survey HSBC mengenai biaya pendidikan yang dikeluarkan pada 2018, yang mana hasilnya Indonesia masuk ke dalam 15 besar negara dengan biaya pendidikan termahal.

Dalam data tersebut Indonesia duduk di peringkat ke 13 dengan rata-rata biaya pendidikan yang dihabiskan sejak sekolah dasar hingga sarjana sebesar Rp 257.908.000. Sedangkan cnbcindonesia.com mengatakan bahwa untuk kisaran ekonomi menengah, total rata-rata uang muka sekolah swasta dari bangku TK hingga perguruan tinggi mencapai Rp 187,5 juta di tahun 2020 lalu.

Menanggapi laporan tersebut, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Ravik Karsidi mengatakan, angka tersebut tidak dapat selalu dijadikan acuan. Karena perbedaan biaya pendidikan di masing-masing negara dapat diukur dari tingkat daya beli masyarakat.

Memang pada dasarnya jika kita menginginkan pendidikan yang bermutu pastinya tidak mungkin memakan biaya yang sedikit, atau lebih tepatnya tidak mungkin murah apalagi gratis. Tetapi pada dasarnya siapakah yang seharusnya membayarnya? Tentu saja, pada hakikatnya pemerintahlah yang sebenarnya berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan. Terutama masyarakat di kalangan bawah, harusnya ada jaminan bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Akan tetapi kenyataannya pemerintah masih saja kurang maksimal dalam mengembangkan pemerataan dana pendidikan.

Maka dari itu, ada baiknya kita sebagai calon dari orang tua hendaknya sudah menyiapkan sejak sedini mungkin perihal biaya pendidikan anak kita kelak. kita bisa memulainya dengan mencari informasi seputar biaya pendidikan di Indonesia, lalu bisa memulainya dengan berinvestasi ataupun mulai menabung yang mana tabungan tersebut nantinya khusus untuk biaya pendidikan anak, serta bisa juga dengan mencari asuransi seputar pendidikan. Dan dimulai dari yang terdekatnya ialah kita bisa mulai merubah gaya hidup dari yang konsumtif dan sering berbelanja menjadi mengutamakan prioritas yang terpenting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun