![[dpr] Gaji Tetap Mengalir, Tapi Hati Rakyat Sudah Pergi: Perlunya Etika dan Adab bagi Anggota Dewan](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/02/file1b549156-2ec1-45a4-b331-a757f7fc9902-68b6499eed64152c5867fef4.png?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Ada satu nama yang belakangan ini mulai bergaung di antara pecinta kuliner pedas, Mie Jebew. Nama yang unik, sedikit nyeleneh, dan langsung menimbulkan rasa penasaran. Tapi begitu suapan pertama menyentuh lidah, semua pertanyaan mendadak berubah jadi keringat dingin dan bibir yang bergetar jebew banget!
Terletak di Warung Teh Astri, Gang Ampera, Subang. warung kecil ini enggak butuh spanduk besar atau lampu-lampu mencolok untuk menarik perhatian. Aroma mie yang digoreng dengan bumbu rahasia dan sambal super pedasnya cukup buat orang balik lagi, bahkan rela antri panjang.
Menariknya, tiap musim Lebaran tiba, Mie Jebew justru makin rame. Di saat orang-orang biasanya mencari opor dan ketupat, justru ada gelombang pelanggan yang datang khusus untuk "balas dendam rasa" setelah seminggu penuh makan hidangan bersantan. Mie Jebew jadi semacam pelampiasan pedas di tengah manisnya sirup dan legitnya kue kering. Bahkan beberapa pelanggan rela bungkus mie dalam jumlah banyak buat dibawa ke kampung halaman---buat buktiin ke keluarga kalau ada mie yang pedasnya bukan main tapi nikmatnya ampun-ampunan.
Mie Jebew bukan sekadar mie pedas. Ini pengalaman. Satu mangkoknya diisi dengan mie kenyal yang dimasak pas, sambal merah yang jumlah cabenya bisa disesuaikan---dari level "cipok pipi" sampai "jebew mental". Topping-nya pun macem-macem: dari kornet, sosis, keju, sampai pangsit goreng yang renyahnya bikin lupa mantan.
Yang bikin menarik, tiap pengunjung punya ritual sendiri waktu makan. Ada yang nyiapin es teh jumbo sebelum suapan pertama, ada juga yang sengaja rekam video reaksi mereka---karena memang, ekspresi setelah makan Mie Jebew seringkali jadi hiburan tersendiri.
Tapi di balik pedasnya yang brutal, ada satu rasa yang selalu tersisa, nagih. Bukan cuma karena sambalnya, tapi juga karena suasana tempatnya yang hangat, penuh tawa, dan obrolan ringan antar pengunjung yang sama-sama berkeringat.
Mie Jebew mungkin terlihat sederhana, tapi dari satu mangkoknya, kita bisa tahu, ini bukan cuma soal makanan. Ini soal perasaan, pengalaman, dan kenangan yang dibungkus dalam rasa yang meledak di mulut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
