Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Anis di Usung Nasdem Hanya untuk Naikan Kursi Pileg?

4 Mei 2024   18:21 Diperbarui: 4 Mei 2024   18:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://static.promediateknologi.id/crop/0x0:0x0/750x500/webp/photo/p1/379/2023/11/11/anies-baswedan-258785348.jpg

Pencalonan Anis Baswedan sebagai calon Presiden kemarin adalah sebuah rencana yang unik jika kita baca. Pencalonan ini sangat aneh jika ditinjau, di mana partai Nasional Demokrat (NASDEM) yang mengusung adalah partai yang masih setia dengan pemerintahan saat ini, sedangkan posisi Anis disimbolkan sebagai oposisi pemerintahan. Maka muncul suatu hipotesis untuk menguliti hal yang terjadi tadi. Jika kita lihat Nasdem sebagai partai pengusung, tidak terlalu niat untuk mengusung Anis, terlihat dari total anggaran yang dimunculkan untuk mendukung kampanye lebih sedikit dibandingkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Jika diuraikan kejadian yang terjadi pada partai Nasdem, maka bisa menarik benang merah yang terjadi pada partai ini. Salah satu yang harus kita sadari adalah Nasdem memiliki kader yang terjerat kasus korupsi, yaitu SYL dan JP. Dari sini kita mulai runtut kejadian yang menimpa kader Nasdem ini, dimulai dari JP yang ditetapkan menjadi tersangka kasus pembangunan mega proyek Menara Base Transceiver Station (BTS) 4G pada 15 Maret 2023, namun penyelidikan kasus ini sudah dimulai sejak tanggal 02 November 2022. Sedangkan SYL ditetapkan pada 11 Oktober 2023 sebagai tersangka dalam kasus pemaksaan pada Aparatur Sipil yang bekerja di lingkungan kementerian pertanian untuk menyetor upeti kepada beliau.

Jika kita lihat Nasdem sebagai partai pengusung, tidak terlalu niat untuk mengusung Anis, terlihat dari total anggaran yang dimunculkan untuk mendukung kampanye lebih sedikit dibandingkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Penetapan Anis Baswedan sebagai calon presiden oleh Nasdem delapan hari setelah pengumuman bahwa JP masuk tahap penyelidikan adalah sesuatu yang menarik untuk diamati. Ini karena jarak waktu yang relatif singkat antara dua peristiwa tersebut memunculkan pertanyaan tentang apakah Nasdem memiliki pengetahuan sebelumnya tentang potensi kader mereka terjerat dalam kasus korupsi. Dengan kata lain, apakah penetapan Anis sebagai calon presiden merupakan respons strategis Nasdem untuk mengantisipasi atau merespons situasi yang berkembang dalam konteks kasus korupsi yang melibatkan JP.

Dampak dari kasus korupsi yang melibatkan JP terhadap pemilihan umum untuk legislatif dapat menjadi sangat signifikan bagi Nasdem. Pertama, kasus korupsi ini dapat mengurangi kepercayaan masyarakat pada Nasdem sebagai partai politik yang bersih dan berintegritas. Penurunan kepercayaan ini dapat mempengaruhi dukungan pemilih pada Pileg, karena pemilih cenderung enggan memberikan suara bagi partai yang dianggap terlibat dalam tindakan korupsi. Kedua, kasus korupsi ini juga dapat mengganggu fokus Nasdem dalam mengelola kampanye pemilu, mengalihkan sumber daya dan energi untuk menjelaskan atau merespons isu korupsi yang melibatkan salah satu kader mereka. Hal ini dapat mengurangi efektivitas kampanye mereka dan memengaruhi hasil pemilihan umum. Oleh karena itu, meskipun penetapan Anis Baswedan sebagai calon presiden dapat menjadi strategi untuk mengalihkan perhatian dari kasus korupsi JP, namun dampaknya terhadap pemilihan umum untuk legislatif tetap dapat dirasakan melalui penurunan dukungan dan fokus yang terbagi-bagi.

Maka dari itu Nasdem mengusung Anis sebagai calon presiden karena dapat memiliki dampak yang signifikan dalam upaya Nasdem untuk mengamankan kursi di Pileg. Penetapan Anis sebagai calon presiden dapat menjadi strategi politik untuk menarik perhatian publik dan meningkatkan popularitas partai, yang pada gilirannya dapat membantu Nasdem memenangkan lebih banyak kursi di parlemen. Kehadiran Anis sebagai figur yang dianggap memiliki kredibilitas dan popularitas di kalangan masyarakat dapat mempengaruhi pemilih untuk memberikan suara bagi calon legislatif Nasdem. Dengan demikian, mengusung Anis sebagai calon presiden dapat dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Nasdem di arena politik, termasuk dalam konteks Pileg, dengan harapan dapat mengamankan kursi dan memperkuat posisi partai dalam legislasi.


Hipotesis, kasus korupsi yang melibatkan JP memiliki potensi untuk mengurangi perolehan kursi Nasdem dalam pemilihan umum untuk legislatif. Namun, mengusung Anis sebagai calon presiden diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi dampak negatif tersebut. Dengan memperkuat citra partai dan menarik dukungan lebih luas dari masyarakat melalui pencalonan Anis, Nasdem berharap dapat memitigasi kerugian yang mungkin timbul akibat kasus korupsi tersebut. Meskipun tantangan yang dihadapi Nasdem tidak kecil, namun strategi politik ini diyakini dapat membantu partai dalam minimal mempertahankan kursi atau meningkatkan perolehan kursi di Pileg.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun